no trigger warning, karena ini hanyalah narasi orang yang sedang berpacaran

“Sayang” sapa pria manis yang masih menggunakan satin robe berwarna ungu memasuki salah satu ruangan kerja pemilik penthouse yang sudah ia anggap seperti rumahnya sendiri itu.

“Iya, cantik? Mau breakfast?” tanya pria yang dipanggil sayang.

“Ngga, mau liat kamu aja. Lagi ngapain?” tanya pria manis bermanik rubah itu sembari berjalan menuju meja kerja sang kekasih.

Pria tampan dengan surai gelap yang masih berantakan itu menarik salah satu pergelangan tangan pria manisnya ketika si dia sudah sampai di hadapannya dan mendudukan si manis di lahunannya. Tanpa perlawanan pria manis itu terduduk menyamping di atas paha kekar pria yang lebih tua, lalu jemarinya mengelus pipi kekasihnya.

“Kamu ngga apa-apa?” tanya Mingyu, pria tampan yang sudah melingkarkan tangannya pada pria berjubah satin tipis berwarna ungu dipangkuannya.

“Aku yang harusnya nanya kamu.” jawab pria manis itu.

I’m good, as long as you’re fine.” kata Mingyu sembari mengecup bibir tipis kekasihnya. “Kamu pasti kaget, more surprised than me.” lanjutnya, pria manis itu menyandarkan kepalanya di dada bidang sang kekasih, lalu mengangguk pelan.

“Iya kaget, tapi I’m ok, kok. Cuma kepikiran kamu, pasti pusing ya?” tanya pria manis itu, mengerucutkan bibirnya.

“Ngga apa-apa, sekarang aku lagi ngurusin kepulangan jenazah Ji Eun sama Seok Woo.” jawab Mingyu sembari menunjukkan room chat-nya dengan temannya yang bernama Seok Woo.

“Maaf ya, weekend gini aku nyuekin kamu, padahal hari ini niatnya mau cuddling seharian, and I should be enjoying being pumped by you now.” lanjut Mingyu, berbisik ke daun telinga kekasihnya ketika mengucapakan kalimat terakhirnya. Menggoda sang pria manis.

Next time, sayang. Aku bisa ngelakuin itu kapanpun ke kamu, I have the privilege to do that.” kata Wonwoo, si dia yang bermanik rubah cantik itu dengan suara yang berbisik pula.

Mingyu tersenyum mendengar jawaban kekasihnya, ia mengelus bibir tipis sang kekasih dengan ibu jarinya, lalu melumat perlahan bibir tipis berwarna merah jambu milik Wonwoo, begitupun dengan pria bermanik rubah yang mengikuti ritme bibir sang kekasih yang sedang bersatu dengan miliknya, sembari memegang lengan kekasihnya.

“Gimana jenazah Ji Eun jadinya, Yang?” tanya Wonwoo kepada kekasihnya setelah ciuman itu mereka sudahi.

“Masih nunggu Cheol, tapi aku suruh yang di sana istirahat dulu. Kasian, sampe sana udah ada aja kerjaannya.” jawab Mingyu.

“Kasian ya, Ji Eun bisa end up kaya gitu, aku ngga kepikiran akan kaya gini.” kata Wonwoo.

“Aku juga, tapi ya ngga apa-apa, mungkin memang sudah jalannya.” jawab Mingyu. “Aku juga jadi lega, karena sekarang ngga akan ada yang ganggu kamu lagi.” lanjut pria berbadan athletic itu sembari mengelus bahu kekasihnya.

“Semua orang ngomong hal yang sama lho ke aku kaya gitu, Mingyu.” kata Wonwoo. “Ngga boleh gitu ih, gimana juga kan dia pernah jadi motivasi aku buat jadi yang lebih baik.” lanjut pria manis itu. “Aku bisa jadi Wonwoo yang sekarang juga berkat dia.” pria manis itu meletakkan kepalanya di dada Mingyu.

“Iya, I'm sorry for speaking like that and my condolences to his family, tapi ya mau gimana lagi?” kata Mingyu sembari merapihkan surai di kening Wonwoo. “Aku seneng karena ngga akan ada lagi yang bikin kamu sedih.” lanjut Mingyu. “Jadi, kamu bisa fokus buat bangun karir kamu lagi, kita jalan sama-sama. I will with you no matter how long it takes.” kata Mingyu, mengambil dagu Wonwoo dengan jari jemari gemuknya dan kembali menyatukan bibir mereka.

“Ngomong-ngomong, kamu belum buka twitter atau apapun itukan, cantik?” tanya Mingyu kepada kekasihnya, Wonwoo terdiam dan menggeleng.

“Aku udah liat, tapi ngga apa-apa kok. Fans Ji Eun nyangkut pautin itu ke aku we have a bad history and everyone knows kan?” kata Wonwoo.

“Iya sih, tapi tetap aja, aku ngga terima liat kamu trending karena ini, dan semua ketikan yang jahat tentang kamu.” jawab Mingyu. “Tadi aku sudah ngobrol sama Seokmin dan akan diurus oleh tim media kita, jadi, jangan khawatir ya.” lanjut pria bermanik elang itu sembari mengecup pucuk kepala sang prianya.

I'm not worried about anything, soalnya ada kamu.” jawab Wonwoo sembari menatap kekasihnya, dan bangun dari tempat duduknya.

Wonwoo lalu kembali ke atas pangkuan Mingyu dengan mengapit kedua paha prianya, dan memeluk tubuh kekar Mingyu, mengistirahatkan kepalanya di bahu pria itu. Mingyupun membalas pelukan kekasihnya, mengusap punggungnya dari kain satin robe ungu itu dan mencium surai gelap milik Wonwoo sesekali.

“Kamu di sini aja sama aku.” kata Mingyu sembari mengelus paha kekasihnya itu dan langsung di balas dengan anggukan dari Wonwoo, tanda setuju.

“Iya, memang itu tujuan aku, here with you.” kata Wonwoo, melepaskan pelukannya dan menatap Mingyu yang sedang memamerkan kedua gigi taringnya yang mengintip saat pria itu tersenyum. “From the start I gave my body to you, because I really wanted to be with you, seperti sekarang.” lanjut pria manis itu.

Mereka kembali saling menyatukan bilah bibir mereka, kemudian bibir Mingyu mulai mengabsen bagian leher jenjang milik Wonwoo, dengan tangannya yang mulai menari-nari, dan masuk ke dalam jubah satin yang Wonwoo gunakan, meraba lembut di dalam sana.

Mingyu dan Wonwoo kini sudah saling menatap penuh kasih sayang, dengan manik yang penuh dengan binar-binar. Di balik senyumannya, pria manis itu menatap wajah tampan pria yang lebih tua di dan Wonwoo sangat bersyukur dipersatukan dengan Mingyu yang ternyata memang sangat menyayanginya, pria yang lebih tua itu bahkan tidak enggan lagi menunjukkannya pada semua orang. Karena pria manis itu tau, apapun yang kekasihnya itu lakukan untuknya merupakan balasan dari perasaan Wonwoo yang terpendam sejak lama. Wonwoo tidak pernah menyesali malam itu, dimana pertama kalinya mereka menyatukan tubuh mereka, dan hari-hari setelahnya hingga detik ini.

“Sayang banget sama kamu.” kata Wonwoo. “Aku ngga takut apapun yang orang bilang tentang aku, as long as you believe in me.” lanjutnya. “Itu yang paling penting.”

I love you more, Kitty, you really stole my heart and all my focus, kamu taukan, only you can drive me this crazy.” balas Mingyu, Wonwoo kemudian menyatukan kembali kedua bilah bibir mereka dengan melingkarkan tangannya dileher sang pria dominan dan mengelus tengkuk prianya.

Tanpa melepas tautan bibir mereka Mingyu menggendong Wonwoo ala Koala style ke kamarnya, mengunci pintu tempat tidur utama itu dan menikmati sarapan mereka.