His Silent Driving Me— Crazy!
tw: not-so-NSFW.
Setelah 4 jam perawatan dari mulai massage hingga mandi di jacuzzi, sepasang suami istri ini kembali ke kamar 2523, salah satu President Suite Room yang memang hanya dimiliki CEO hotel ini — Kim Mingyu. Bahkan baju, dan semua perlengkapannya bisa ditemukan di ruang hotel ini, seakan ini adalah tempat tidur keduanya (bagi Karina).
“Ada chat urgent dari siapa, Ma?” tanya pria gagah dengan postur kekar atletis yang masih menggunakan bathrobe-nya keluar dari kamar utama, menghampiri sang istri yang sudah meletakkan ponsel-nya dan duduk di seberang wanita cantik itu.
“Ngga apa-apa, Kak Wonwoo izin mau pulang ke rumahnya aja weekend ini, lagi pula Woozi juga libur tutor-nya.” jawab Karina — istri dari pria tampan yang bertanya tadi. Wanita cantik itu mengambil gelas dengan bibir yang lebih kecil dibandingkan dengan badan benda kaca yang sudah berisi wine.
“Kamu jawab apa?” tanya sang suami, mengambil gelas dengan bentuk yang serupa, menyilangkan kakinya santai dengan gagah, sembari memakan anggur hijau yang ada di hadapannya, seolah berbasa-basi dan tidak memperdulikan jawaban apapun yang akan wanita cantik itu jawab. Lain di bibir lain pula dihati, bila boleh ia jujur, si dia yang tampan ini sangat ingin tahu di mana kekasih remajanya berada, chat-nya sudah bagaikan koran, si dia yang manis berkacamata itu, tak pernah membalasnya belakangan ini.
“Boleh, masa aku larang, pa?” tanya wanita itu. Sebaliknya, kalau bisa Mingyu yang melarangnya untuk pulang, ia ingin menatap pria manisnya seperti 5 hari kemarin. Berjalan wara-wiri di rumahnya, mengkhayalkan seandainya saja ia bisa bebas merengkuh tubuh itu di istananya, akan semakin indah rasanya.
“Oh.” jawab Mingyu tenang, ia kini sudah tahu baby foxy-nya berada di mana. Lega rasanya.
***
Makan siang romantis yang Karina inginkan sudah terlaksana sesuai dengan rencananya, tanpa godaan dan halangan, selain Mingyu yang beberapa kali membahas tentang anak tunggalnya — Woozi, kemudian berakhir dengan Karina yang menceritakan tentang Kak Wonwoo. Topik yang sangat Mingyu sukai, apapun yang Wonwoo lakukan benar-benar menarik perhatiannya.
Saat ini Mingyu sudah sibuk menatap pergerakan forex dan beberapa berita ekonomi-bisnis melalui layar iPad-nya. Sebenarnya tidak ada yang serius, ia hanya berpura-pura sibuk agar Karina tidak mengganggunya, seperti biasa. Tapi, tampaknya tidak kali ini, wanita cantik itu sudah mengambil paksa benda pipih 11 inch dari tangan Mingyu dan duduk dipangkuan paha kekar suaminya, sembari memperlihatkan tubuhnya yang masih kencang dengan balutan kain tipis yang Mingyu belikan saat ia dan Wonwoo berlibur ke Singapore sekitar 3 bulan lalu, lingerie motif dan warna yang sama dengan yang Wonwoo miliki, bedanya bila yang remajanya miliki adalah lingerie two piece yang sangat gemas ketika pria manis itu gunakan, sedangkan lingerie yang Karina gunakan, ya hanya cukup bagus saja, ditambah lagi tubuh istrinya memang bagus, membuat semua yang ia gunakan tampak cocok-cocok saja.
“Wanna play with me?” goda Karina kepada suaminya. Mingyu terdiam, dipikirannya masih ada Wonwoo, rasanya ini bukan hal yang tepat, namun, Karina terus menggodanya.
“Tunggu sebentar ya, Ma.” jawab Mingyu, ia membawa istrinya untuk duduk di samping tempat duduknya, mengecup cepat pipinya dan pergi ke kamar mandi dengan ponsel di kantong bathrobe-nya.
Sesampainya di kamar mandi, Mingyu langsung merogoh benda pipih di kantong robe putih yang ia kenakan dan mengetik ‘SOS 2523.’ hanya 8 characters itu di ruang chatnya, kemudian Mingyu pura-pura untuk flush toilet dan kembali lagi untuk duduk di sebelah sang istri.
Karina yang tampaknya sudah sangat merindukan sentuhan suaminya itu terlihat tak sabaran, ia segera naik ke atas lahunan Mingyu, dan menyatukan kedua bilah bibir mereka. Berawal dari Mingyu yang enggan membalas ciuman sang istri, hingga kini mereka sudah berada di atas tempat tidur yang tadi pagi sempat ditiduri oleh Wonwoo. Mingyu melupakannya? Tentu saja… tidak. Mata Mingyu seolah hanya ditutupi oleh semua tentang Wonwoo, bahkan seperti saat ini saja ia membayangkan Wonwoo yang berada di bawahnya. Pria manis itu yang mendesahkan namanya.
Mingyu membuka kondom favorite Wonwoo, lalu Karina menghentikannya, “Ngga usah pake, Pa.” dengan suara yang menggoda, mengingatkan Mingyu bahwa Wonwoo pun suka bila mereka melakukannya dengan raw sesekali. Mingyu melihat tubuh mulus istrinya, seolah itu tubuh manis pria manis remaja kesayangannya, ia melakukan hal-hal sama seperti yang biasa si pria tampan ini lakukan untuk memanjakan Wonwoo — tanpa Karina sadari. Karina menikmati sentuhan demi sentuhan yang Mingyu berikan, ia baru pertama kali merasakan Mingyu yang sangat bergairah kepadanya seperti saat ini. Mingyu bahkan melontarkan kalimat-kalimat sayang kepadanya, walaupun tanpa ia tahu, kalimat itu bukan ditujukan untuknya.
“Gyuhhh — aahhh —” desah Karina ketika Mingyu memasukkan kejantanannya pada miliknya. Fikiran Mingyu sedang berlarian kesana kemari, bukan di tempat tidur itu bersama Karina.
“Aaaah, yes, baby foxy —” desah Mingyu, bukan Karina yang ia panggil. Tentu saja.