My Daddy and I'm Your Baby
tw: implisit content, slightly 18+, main characters introduction
“Angkat aja deh telponnya, Dad. Siapa tau penting.” kata pria manis itu sembari melepaskan tautan bibir mereka dan mendorong tubuh pria atletis yang memeluknya dengan posesif.
“Sebentar ya, Baby.” izin pria yang dipanggil Dad itu. Ia mengecup kening pria manis yang sedari tadi berada di lahunannya, membawa tubuh ramping yang sudah tak menggunakan sehelai pakaian ke samping tempatnya tadi duduk, lalu berdiri dari sofa hitam, berjalan ke arah balkon, membuka pintu kaca yang berada di dalam kamar tersebut, dan menghubungi seseorang di sambungan teleponnya. Sedangkan pria yang ditinggalkan, hanya berdiri dari posisinya, memungut white long-sleeved shirt kebesaran yang tercecer di lantai apartemennya, lalu memakainya asal, kemudian ia mengambil kacamatanya yang tergeletak begitu saja di meja, dan dengan santai berjalan ke arah dapur.
“Baby? Oh, itu kemeja saya.” kata pria yang masih bertelanjang dada itu memanggil si baby-nya sembari melangkahkan kakinya ke dapur.
“Udah selesai?” tanya pria manis itu yang menatap nanar dan memerhatikan microwave yang menyala ketika merasakan tubuh besar Dad-nya sudah memeluk tubuhnya dari belakang, hingga seluruh tubuhnya sudah tenggelam di dalam dekapan pria berkulit sedikit lebih gelap itu. Pria yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya dan mengecupi bahu putih susu yang terlihat karena pria yang dipanggil baby itu tidak menggunakan long-sleeved shirt miliknya yang berwarna putih ditubuhnya dengan benar.
“Udah, sayang.” jawab pria tampan itu mengeratkan pelukan pada perut si sayang, seolah pria manis itu tidak bisa dan tidak boleh kemana-mana.
“Tante Karina udah di rumah?” tanya sang baby itu dengan santainya, seolah sudah mengetahui apa yang akan terjadi ketika pria dengan panggilan Dad itu selesai mengangkat teleponnya. Bukan yang pertama, bukan yang kedua, tapi sudah ratusan kalinya, hingga pria manis berkacamata oval dengan frame hitam itu sudah hafal apa yang akan terjadi selanjutnya. “Pulang gih, kasian istri kamu nungguin di rumah kaya orang tolol.” lanjut pria yang dipanggil baby itu.
“Iya, setengah jam lagi. Saya hari ini sengaja jemput kamu di sekolah mau merayakan kelulusan.” kata pria tampan berbadan bagus itu sembari menggendong pria manis yang berada dipelukannya dan membondongnya ke satu-satunya tempat tidur berukuran queen di apartemen itu.
Pria yang sedari tadi dipanggil baby dengan kemeja putih kebesaran di tubuhnya adalah Jeon Wonwoo. Pria berumur 18 tahun yang baru saja menyelesaikan jenjang pendidikannya di salah satu Sekolah Menengah Atas. Sedangkan, pria bertubuh atletis yang kini sedang mengabsen tubuh pria manis itu adalah Kim Mingyu, pria tampan berumur 38 tahun yang sudah berkeluarga. Ia memiliki istri yang namanya diimbuhi dengan kata tante oleh Jeon Wonwoo, serta satu anak brumur 12 tahun, bernama Woozi. Mingyu, panggilan akrab dari pria yang kini tubuhnya sudah penuh dengan peluh dibawah pria manis yang sedang bergerak naik dan turun tak kalah berkeringat itu adalah president director salah satu hotel bintang 5 di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya.
Sekitar tahun 2017, 3 tahun yang lalu untuk pertama kalinya mereka bertemu, setelah Wonwoo memperkenalkan diri sebagai guru private Woozi yang masih duduk di bangku SD. Pertemuan pertama yang singkat, namun, membuat Mingyu tidak bisa melupakan pria yang dipanggil kakak cantik oleh anak semata wayangnya — Wonwoo. Hingga suatu hari, Wonwoo terjebak oleh pesona orang tua dari muridnya dan membiarkan pria berkeluarga itu memasuki serta memporak-porandakan kehidupannya. Dapat dikatakan, sejak saat itu kehidupan Wonwoo si anak manis, sedikit berubah.
Barawal dari Mingyu yang membelikannya sebuah apartemen studio dengan satu tempat tidur untuk menjadi tempat tinggal si manis, yang lama kelamaan menjadi tempat Mingyu dan Wonwoo untuk bertemu melepas rindu. Wonwoo sendiri merupakan seorang pria dari keluarga yang lumayan berkecukupan, namun memang anaknya yang tidak ingin mencolok, sehingga ia memilih untuk tinggal di koss-kossan karena ia terpisah jauh dengan keluarganya sejak SMA. Ia memilih sekolah di Jakarta untuk mengambil universitas bergengsi di Ibu Kota agar suatu saat bisa bekerja di perusahaan besar pula di kota ini. Kemudian, tak ingin baby-nya merasa kepanasan bila menggunakan transportasi umum, Mingyu pun membekali Wonwoo sebuah mobil sedan Audi yang si manis itu gunakan untuk kemana-mana, tentunya selain ke rumah utama Mingyu, tas sekolah, dan uang jajan. Sedikit banyaknya yang Wonwoo miliki saat ini merupakan dukungan dari bapak president director yang seringkali ia panggil Daddy.
Dan dari situlah cerita mereka dimulai.