CUPID [Narasi 1] — Kerja Kelompok ↳ Wonwoo – Jihoon ↳ Friendship ↳ 779 words.

Pria imut dengan rambut pendek bergundy yang memiliki tinggi 164 centimeter itu masuk ke dalam kamar temannya yang sedang tiduran, menatapnya yang membuka pintu dan langsung masuk itu sebentar, kemudian kembali menatap iPad yang ada pada genggamannya.

“Lo sumpah iseng banget, Nu.” Kata pria itu sembari meletakkan beberapa barang bawaannya di kursi satu-satunya yang terdapat di kamar dengan luas 3x4, menanggapi sign kamar yang barusan dia post di timeline twitternya.

Ini bukan kali pertama Lee Jihoon berada di kamar kossan teman dekatnya sejak menjadi mahasiswa baru itu, namun selalu saja ada tingkah laku ajaib temannya ini — Jeon Wonwoo — setiap kali dia melangkahkan kakinya di kossan ini. Entah sedang kesal dengan teman se-kossan-nya atau sedang kesal dengan tugasnya.

“Biarin aja, orangnya ngeselin!” jawab pria yang dipanggil Nu itu.

“Siapa sih orang yang ngga ngeselin buat lo, Nu?” tanya Jihoon sembari mengambil buku besar yang berisi konsep bangunan-bangunan dengan arsitektur Renaissance.

“Lo, kadang!” kata pria berkacamata bundar itu berdiri dari posisinya dan menghampiri Jihoon yang sedang membuka buku besar yang berisi banyak konsep yang menjadi sumber inspirasi untuk mereka berdua mengerjakan tugas Studio Perancangan Arsitektur 2, awal tugas semester 3.

“Haha. Dasar lo!” pukul Jihoon ringan ke jidat Wonwoo yang jelas lebih tinggi darinya. “Tuh, tadi gue beliin susu strawberry pesenan sok imut lo! Najis!” kata Jihoon menunjuk paperbag yang dia bawa saat masuk ke kamar tergeletak di lantai.

“Lo mau mukbang snack di kossan gue?” tanya Wonwoo saat melihat paperbag yang dibawa Jihoon tadi, berisi banyak jenis camilan.

“Kalau ga abis, kasihin aja ke anak kossan lo—” kata-kata Jihoon terputus saat seseorang menerobos masuk ke kamar Wonwoo dan membukanya dengan kasar.

“JEON WONWOO! KALAU GUE—” kata-katanya terhenti ketika melihat ada 2 orang pria sedang terkejut karena ada seorang masuk secara paksa ke dalam ruangan itu, Jihoon pasti lupa mengunci pintu kamar.

“Oh, ada tamu. Sorry.” kata pria dengan mata irit di ambang pintu yang terbuka lebar sambil tersenyum dan membuat matanya hilang, tinggal segaris.

“Mau ngomong apa lo?” kata Wonwoo ketika tersadar dari keterkejutannya saat pintu kamarnya terbuka dengan judes.

“Hah?” tanya pria yang masih memegang gagang pintu kamar Wonwoo.

“Oh, ngga. Gue mau ngambil charger-an guekan, kayaknya ketinggalan di sini kemaren.” kata pria itu, menggaruk tengkuk leher belakangnya yang tidak gatal sama sekali.

“Masuk aja, Kak.” pinta Jihoon dengan sopan kepada pria yang sedang salah tingkah itu.

“KAK???? HAHAHAHA.” tawa Wonwoo kegirangan. “Kak Soonyoung, masuk aja! Cari charger-annya terus enyah ya, soalnya, adek mau ngerjain tugas kelompok.” kata Wonwoo sambil bercanda dan menarik Jihoon untuk duduk di karpet. Soonyoung hanya tersenyum kecut dan mulai mencari benda yang dia rasa memang tertinggal di kamar itu.

'Bangsat nih si Wonu!' dumelnya dalam hati, 'untung ada temennya, kalau ngga udah gue smack down itu anak!' masih dumelannya dalam hati sambil mencari benda kotak dengan tali panjang yang dapat membantu masa depannya, karena dia harus mengerjakan tugas dan dengan sopannya, leptopnya mati 5 menit yang lalu, memaksa dia harus ke kamar Wonwoo, seperti saat ini.

'DAPET! Benerkan si anying ada di sini.' kata Soonyoung dalam hati.

“Ada nih, Nu.” menunjukkan kabel yang dia temukan, Wonwoo melihat dan hanya mengacungkan jempol, acuh seperti biasanya. “Gue naik dulu. Permisi.” kata Soonyoung tersenyum sopan kepada Jihoon dan sedikit menundukkan kepalanya, Wonwoo menutup mulutnya ketika melihat tingkah Soonyoung karena dia tidak pernah melakukan itu pada si empunya kamar. Kaget, Unyong bisa sopan!

“Kak, itu ada cola, suka soda?” tanya Jihoon sambil berdiri mengambil sebuah botol soda dari paperbag dan berjalan ke arah Soonyoung yang sudah ingin menutup pintu kamar Wonwoo.

“Eh?” tanya Soonyoung sembari menunjuk dirinya sendiri, kaget.

“Iya, ini.” kata Jihoon menyodorkan botol soda yang ada ditangannya kepada Soonyoung yang masih bengong. Tidak kalah, Wonwoo pun ikut terkejut dengan pemandangan yang kini dia lihat.

“Oh, wah, thank you.” kata Soonyoung mengambil botol soda itu dan menutup pintu kamar Wonwoo, berlalu kembali ke habitatnya.

“Tumben manis banget sama umat manusia?” tanya Wonwoo, sedikit terkejut melihat tingkah laku temannya.

“Kasian, udah masuk-masuk teriak terus disuruh cari charger-annya sendiri. Pasti tenggorokannya seret.” Kata Jihoon dengan tenang kembali ke sebelah Wonwoo.

“Jadi, kita pake konsep ini aja, Won. Lebih gampang eksekusi kayaknya.” kata Jihoon mengalihkan perhatian Wonwoo kepada konsep yang akan mereka gunakan untuk membuat proposal dan maket untuk semester ini. Wonwoo manggut-manggut sambil melihat gambar dan susunan yang ditunjuk ole Jihoon, tanda setuju.

“Siapa lagi sih yang bikin kaya kita, Ji?” tanya Wonwoo sembari membuat notes di iPad-nya.

“Migu, Hao, Jaehyun, totalnya ada 10 kelompok seinget gue.” kata Jihoon, sambil mengingat-ingat namun dia menyerah.

“Tapi, kelompoknya Migu gue hands up deh. Orangnya pacaran muluk!” kata Jihoon santai, yang diikuti oleh tawa Wonwoo.