H-1 Dday — LOADING TIME

narration part of Backstagr Universe

Acara UNTARVOLUTION 2021 sudah di depan mata, sudah ada kurang lebih 50 orang — plus dengan pekerja yang bertanggung jawab membangun panggung dan tenda — sudah ada di stadion GBK yang cukup luas dan besar. Memang acara tahun ini termasuk acara musik terbesar dengan menampilkan guest bergengsi, bahkan panitia acara juga menyediakan special guest-nya.

Anak-anak The Basecamp juga sudah ada di lokasi, selain Jeonghan dan Joshua yang hari ini sedang bersama dengan special guest. Wonwoo datang seperti malaikat dari langit, membawa berbungkus-bungkus makanan dari restoran cepat saji untuk diberikan kepada panitia dan juga pihak yang membantu untuk terlaksananya loading malam ini. Namun, hanya 3 plastik besar yang mampu dia bawa.

Seperti yang adik kandungnya bilang kalau dia ada di ruang panitia, 'Tunggu dulu, ini bukan kampus, terus ruang panitia di mana?' tanyanya dalam hati. Akhirnya, dia menemukan sahabatnya yang hari ini tampak tidak bersemangat, Soonyoung dan memanggil pria itu.

“Nyong!!! WOY!” teriaknya.

“Eh, pangeran sudah datang membawa makanan. Segini doang?” tanya Soonyoung ketika melihat plastik putih yang di bawa pria ramping berbadan tinggi itu.

“Ada 6 plastik lagi di mobil, tolong!” kata Wonwoo sedikit memelas. “Kunci mobil di sini!” kata Wonwoo membalikkan badannya agar Soonyoung dapat melihat bahwa dia meletakkan kunci mobil di kantong belakang karena tangannya yang penuh.

“Kira-kira kalau gue ngambil kunci mobil dari pantat lo, terus, Mingyu liat, besok gue masih hidup ngga, Nu? Ini nanya doang sih, jaga-jaga.” kata Soonyoung sembari mencibir.

“Bacot! Kagak lah, besok lo masih bisa foto berdua sama Raisa! Cepet ih, pegel!” kata Wonwoo.

“HEH!! Mau ngapain lo?” tanya suara tinggi dari belakang sana, ketika melihat Soonyoung akan mengambil kunci mobilnya.

“Kan, setan lo, Nu!” bisik Soonyoung, Wonwoo hanya tertawa saja melihat sahabatnya seperti tertangkap basah sehabis mengambil celana dalam tetangga oleh warga.

“Hai, cintaku.” sapa Wonwoo santai, pria yang disapa tersenyum, menghampiri pria yang menggunakan kacamata kotak itu dan mengecup bibirnya sekilas sembari mengamil plastik yang dibawa Wonwoo.

“Mau ngapain lo megang-megang pantat Wonu?” tanya pria itu.

“Yaelah, posesif banget anjing! Gue mau ngambil kunci noh, dia naro di pantatnya, jangan salahin gue!” kata Soonyoung menjelaskan.

“Masih ada 6 plastik segede itu di mobil, sayang. Aku minta tolong Nyong buat bantuin.” jelas Wonwoo lagi ketika wajah kekasih tampannya itu melihat ke arahnya dengan tatapan meminta penjelasan.

“Oh, ini!” kata pria tinggi tegap itu mengambil kunci mobil dari kantong belakang kekasihnya dan memberikannya pada Soonyoung yang hanya mampu berdecih.

“Sial, ngga jadi megang pantat Wonu kan gue!” kata Soonyoung bercanda dan hampir ditendang oleh Mingyu. “Pelit lo, Mingyu!” katanya, berlalu meninggalkan sepasang kekasih itu sebelum benar-benar ditendang.

“Tolong ya, Nyong!” kata Wonwoo yang diberikan jempol oleh Soonyoung saat meninggalkan Wonwoo dan pacarnya itu.

“Kamu tuh, sama Soonyoung aja posesif banget. Kasian atuh, dia baru ditolak.” kata Wonwoo berjalan beriringan dengan pria itu sembari memegang lengannya yang kekar.

“Lagian mau megang pantat kamu, kan itu punya aku.” kata Mingyu mengecup pipi kekasihnya. “Terus ini kita jalan mau dibawa ke mana ini?” tanya Mingyu baru menyadari kemana tujuan kekasihnya setelah mereka sudah berjalan cukup lama.

“Ruang panitia? Di mana?”

“Owalah, salah jalan kita, Kitten!” kata Mingyu membalikkan badannya dan berjalan menuju ruang panitia.

“Nanti malem kamu ikut nginep? Pulang aja ya?” rayu Mingyu ketika mereka masih di jalan.

“Ngga ah, ngga enak. Anak-anak kan pada nginep, aku ikut juga. Kan kemaren kamu ngambek sama Bang Cheol karena aku disuruh escort special guest-nya sampe dia rela lho nyuruh kak Joshi.” kata Wonwoo.

“Ya iya, takut kamu diapa-apain ngga ada aku.” Jawab Mingyu ketika mereka sudah berhenti di depan sebuah pintu berwarna putih yang sudah ditempelkan tulisan Ruang Panitia UNTARVOLUTION 2021.

Mingyu meletakkan plastiknya, di depan pintu dengan rapih, lalu menarik tubuh kekasihnya itu, dan menyatukan kedua bibir mereka untuk saling berpagutan seakan tak ada mata yang melihat.

“Ehem! Sorry, abang yang baru ditolak mau lewat.” kata pria bermata segaris itu, lagi-lagi Soonyoung yang memergoki mereka. Wonwoo segera mengelap bibir kekasihnya, begitupun dengan Mingyu, kemudian mengambil plastik yang ada di depan pintu dan mengikuti Soonyoung masuk ke dalam.

“Gue tuh ngga heran ya Mingyu sama Wonwoo ciuman di depan pintu, tapi bawaannya kesel!” kata pria itu ketika masuk ke dalam ruang panitia dan meletakkan plastik yang berisi makanan.

“Kok lo cuma bawa plastiknya 1? 5 lagi kemana?” tanya Wonwoo.

“Udah gue bagiin ke tukang! Gue mau balik dulu ke panggung! Si Seokmin pake drama lagi berantem sama Kak Han!” dumel Soonyoung, mengambil jatah makanan untuknya serta Seokmin dan melangkah keluar.

“Makan dulu sini kali, Nyong!” kata Wonwoo, menghentikan langkah Soonyoung.

“Ngga deh, gue makan sama kang panggung aja, lagian bawain buat Seokmin juga! Chat Bang Cheol sama yang lain, kasian daritadi ngga ada istirahatnya.” kata Soonyoung tanpa memalingkan wajahnya, menghilang di balik pintu

“Lo masih diem-dieman, Ji?” yang ditanya hanya mengendikkan bahunya.

In the first place gue bilang—” kalimat Wonwoo terpotong

“Iya, gue ngga sengaja FWB-an sama Soonyoung, terus kebablasan! Emang gue mau apa kaya gini, Nu?” tanya Jihoon dengan suaranya yang meninggi.

“Iya iya, sorry. Ngga sengaja, tapi abis ini beresin ya, Ji. Gue ngga mau temen gue diem-dieman karena saling suka tapi yang satunya lagi denial.” kata Wonwoo, Seungkwan yang mendengarnya tersedak cola yang sedang diminumnya, sodanya menghajar hidungnya hingga membua hidung pria yang sedikit chubby itu memerah, pasti rasanya sakit.

“Hah! Lo lagi deh, kelakuannya!” kata Hao memberikan tissue kepada anak bontot dari keluarg Jeon itu.

“Kan apa gue bilang, Kak Jihoon suka sama Bang Nyong, tapi ngga mau ngaku karena malu! Lagian ngga Kak Ji banget ngga sih pake segala FWB-an?” tanya Seungkwan setelah hidungnya sudah kembali normal. “Lagian, tolol-tolol gitu dia juga baik tau, Kak Ji. Kata mama, punya pacar orang baik tuh rejeki.” ucapnya lagi.

“Hansol baik, Kwan! Ngga lo jadiin aja?” tanya Mingyu sedikit kumur-kumur karena sedang mengunyah makanan yang sedang disuapi oleh Wonwoo, sekarang posisi mereka semua yang ada di ruang panitia itu sedang makan di lantai yang sudah dilapisi karpet, dan Wonwoo ada di antara kaki panjang Mingyu yang sedang selonjoran.

“Terus, gimana special guestnya, Kak Won? Udah dapet kabar dari Kak Han?” tanya Seungkwan mengalihkan pembicaraan Mingyu.

“Terus, gimana yang adek kamu sama Hansol?” tanya Mingyu menggoda Seungkwan.

“Ih sumpah ya, Bang Mingyu! gue tuh tauk ah!” kata Seungkwan mengomeli kekasih kakaknya itu.

Malam semakin larut, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Satu persatu volenteer sudah mulai pulang, tersisa dengan 11 panitia inti yang masih melihat-lihat lokasi untuk besok, tempat akan diadakannya acara maha akbar itu karena tahun ini sumbangan dan sponsorship yang datang tidak main-main banyaknya.

“Semoga besok sukses ya, gue deg-deg-an juga akhirnya!” kata ketua panitia yang sedang duduk di panggung besar melalalui mic yang dia pegang.

“Bang, kalau lo ceramah, asli gue tinggal!” dumel Wonwoo.

“Kagak anjir, Nu. Gue lagi sentimentil ini. Ceritanya terharu, akhirnya besok dateng juga. Abis itu gue bisa tidur nyenyak!” katanya, masih dengan mic yang ada digenggamannya.

“Semoga besok lancar, semua lancar sampe ke puncak acara. Semoga special guest kita juga ngga mengecewakan.”

“Yang itu ngga akan sih, Bang! Secara kan keren banget!” kata pria bule yang sudah membawa tongkat security itu.

“Iya, semoga aja ya! Terima kasih juga nih karena kalian acara ini bisa dipersiapkan dengan baik. Gue ngga tau lagi kalau bukan karena kekompakan kalian, dari drama panggung, tenda, duit, tiket, susunan acara, kamera, lensa, tripod, penyewaan alat keamanan, semuanya deh, bahkan drama dari kita-kitanya juga, gue ngga yakin kita bakal sampe di D minus one ini. Makasih banyak buat kalian yang stay di sini bantuin gue dan ngga kemana-mana. Terus sekarang gue kangen banget sama Joshua tapi orangnya malah lagi nginep di hotel sedangkan gue tidur di mobil atau di karpet tumpuk-tumpukan sama kalian.” kata Seungcheol.

“Hadah! Bapak-bapak!” kata Wonwoo menghina kakak sepupunya.

“Daah yuk! Istirahat deh, besok kita harus banget bangun pagi-pagi. Gue kayaknya mau tidur di mobil gue aja. Siapa yang mau ikut?” tanya Seungcheol. Jihoon, Seungkwan dan Hao angkat tangan.

“Gue sama Nu juga tidur di mobil ya! Ada yang mau join?” tanya Mingyu, yang lain langsung bubar. “Dih, padahal ngga niat ngapa-ngapain kan ya kita, Kitten?” tanya Mingyu kepada kekasihnya yang dijawab dengan anggukan ragu sang kekasih.

Jun, Soonyoung, Hansol, Chan dan Seokmin lebih memilih tidur di ruang panitia dibandingkan harus tidur bersama dengan Mingyu dan Wonwoo yang mereka yakini tidak mungkin tidak melakukan apa-apa di sana.

“Gue ngga percaya!” protes Jun.

“Gue sering kena tipu muslihat mereka!” kata Soonyoung.

“Ngga mungkin tidak melakukan apa-apa!” protes Hansol.

“Dari pelajaran yang gue petik sih, mungkin aja ngga malam ini, tapi bisa nanti pagi saat kalian semua sedang terlelap!” jelas Chan.

“Kalau gue liat Wonu besok jalannya aneh, atau harus lo gendong, atau kaya bebek, gue ngga nyesel deh tidur di karpet.” kata Seokmin kepada Mingyu.

Mingyu dan Wonwoo hanya tertawa mendengar keluhan teman-temannya yang menyatakan protes karena mereka sangat sering PDA, membuat para jomblowan itu merasa iri. Padahal, memang malam ini tidak ada yang terjadi antara MIngyu dan Wonwoo, mereka yang kelelahan, terlelap dan berselonjor di jok penumpang di mobil SUV Hitam yang dibawa oleh Wonwoo, ya walaupun berpelukan sih tidurnya di kursi penumpang. Tapikan mereka hanya tidur.