Tense Moment #2

Karina sudah berada di depan pintu kamar 2523, ia merogoh tasnya, ketika kalimat ‘Thank you, Dika’ Joshua send dan langsung dibaca oleh pemilik nomor tujuan. Sedikit lega? Tentu saja, dan akan semakin melegakan bila ia tidak menemukan Wonwoo di sudut manapun di dalam ruangan ini.

Pintu hotel berhasil di buka, ketika Karina masuk ia langsung membuka alas kaki ber-heels miliknya dan meletakkan sembarang, acuh hingga tidak melihat ada sepatu yang tidak biasa tersimpan rapih di sana. Berbeda dengan asisten pribadi suami Karina, ia membelalakkan matanya ketika ingin meletakkan sepatunya dan melihat sepatu putih sneakers milik anak manis yang sedang ia cari.

Mampus! Wonwoo’s here!’ jantungnya mulai berdegup kencang tak karuan, tentu saja, berharap 5 menit yang ia minta pada Dika cepat datang, agar ada seseorang di balik pintu mengebel atau telepon kamar berdering, kalau bisa sebelum Karina mendudukkan tubuhnya di sofa putih empuk itu.

Kring~ kring~

Tepat! Setelah Karina mendudukkan dirinya, “Duduk Jo, aku angkat telepon dulu.” jawab Karina.

***

Telepon di kamar ini berdering, sama dengan deringan yang melantun dari luar kamar, Wonwoo tidak pernah mengangkatnya karena hal simple, Mingyu tidak pernah memperbolehkannya — namun saat ini, tidak ada Mingyu, mungkin saja justru pria itu yang menghubunginya melalui telepon kantor. Entahlah. Jadi, Wonwoo mengangkat telepon itu dengan santai karena remaja SMA itu tidak tahu apa yang terjadi di luar. Betapa terkejut ia ketika diperdengarkan suara wanita yang ada di sambungan itu. Tante Karina. Wonwoo menutup telepon dengan perlahan, ia berharap semoga istri kekasihnya tidak merasa ada orang lain yang mengangkat telepon dari tempat lain.

OH SHIT! TANTE KARINA IS HERE!’ rutuk Wonwoo dalam hatinya dan ia menjatuhkan dirinya pelan ke samping tempat tidur yang berlawanan dengan pintu kamar. Pria manis itu segera mengambil tasnya, lalu mendekap tas sekolah, dan menyembunyikan diri — di kamar itu, sebisanya.

Bukan hari ini kan?

***

Ah, I see. Give me 5 minutes more, saya mau ke kamar mandi dulu dan setelah itu saya akan langsung ke lantai 17. Yes, thank you.” kata Karina dan menutup teleponnya.

“Aku disuruh ke Spa Center sekarang karena lagi ramai katanya, kalau aku telat, aku bisa nunggu sejam lagi dan pasti jadwalku sama Mingyu mundur. Ya kan?” tanya Karina, ia bersungguh-sungguh membawa lingerie pemberian suaminya dan sudah berencana untuk menggoda sang suami hari ini. Ia sudah lama tak dijamah oleh suaminya, wanita cantik itu rindu sentuhan-sentuhan pria kekar itu di tubuhnya. Sama dengan yang pernah ia ceritakan pada Joshua, suaminya tampak sedikit berubah, ia akan seduce suaminya dengan tubuh proporsionalnya, agar tidak bisa meleng kemana-mana lagi.

Karina berjalan ke arah kamar yang memang selalu dibiarkan dengan tertutup — pintu kamar utama, yang terdapat Wonwoo di dalamnya.

“Eh, kamu mau ngapain?” tanya Joshua ketika melihat Karina sudah ingin membuka pintu kamar Mingyu itu, menahan istri sahabatnya untuk tidak masuk ke sana, karena ia yakin 100 persen bahwa Wonwoo ada di dalam.

“Mau ke kamar mandi, gotta pee? Why?” tanya Karina kepada Joshua, di dalam kamar itu, Wonwoo dapat mendengar suara yang semakin jelas.

Karina tetap membuka pintu kamar suaminya itu, lalu melenggok memasuki tanpa merasakan curiga sedikitpun, karena yang ia lihat kamar ini masih kosong, hanya saja tempat tidur yang sedikit berantakan, Karina menggeleng, ia pikir mungkin suaminya sempat ke sini tadi. Ia langsung ke arah kamar mandi, sedangkan Joshua mengintip kamar tersebut dari jarak tempatnya berdiri.

Damn! Wonwoo beneran di sini!’ pikirnya semakin yakin ketika melihat tempat tidur yang terlihat dalam keadaan tidak rapih seolah ada seseorang yang baru saja menidurinya, sama seperti dengan yang Karina lihat.

“Aku pipis dulu sebentar.” teriaknya dari dalam kamar mandi yang tak kalah mewahnya dari semua benda yang ada di president suite room milik Mingyu ini.

“Oke.” kata Joshua dari depan pintu yang Karina biarkan terbuka.

Joshua masuk perlahan ke dalam kamar ketika mulai terdengar suara percikan air dari dalam kamar mandi, dan pria manis yang seumuran dengan Mingyu langsung melihat Wonwoo sedang meringkukkan tubuh jenjangnya menjadi sangat kecil, “Oh my God!! Cepet keluar, ngumpet di belakang pintu kamar samping, now!” pinta Joshua dengan berbisik. Wonwoo menatap ke segala penjuru, “Cepet!” bisiknya, anak manis yang masih menggunakan seragamnya langsung pergi dari kamar utama.

Dengan hati-hati mereka berdua keluar dari kamar itu. Wonwoo segera berjinjit lari ke tempat yang sudah diperintahkan Joshua, sedangkan pria di umur 38 tahun yang hampir jantungan itu duduk dengan perawakan sok tenangnya di sofa putih president suite room tersebut, sembari sesekali menatap kamar yang terdapat Wonwoo di belakang pintunya. Meyakinkan dirinya bahwa pria muda itu tidak akan terlihat oleh Karina.

“Kamar Mingyu kok agak berantakan ya? Apa tadi sempet ke sini?” tanya Karina ketika menutup pintu main room di ruangan ini. “Please tell the cleaning service to tidy up this room ya, Jo. I will seduce Mingyu to make love with me this afternoon.” tawa Karina sembari mengambil ponselnya dan meninggalkan tasnya di sana.

Suara samar masih terdengar, dari tempat Wonwoo berada, sedangkan dengan entengnya Joshua langsung mengambil sepatu kets Ace Bee Sneakers dari Gucci — milik Wonwoo — saat sampai rak sepatu ketika Karina mulai menatap rak yang berisikan sepatu Mingyu, “Kamu pake sepatu sneakers putih? Tumben?” tanya Karina yang melihat Joshua menggunakan sepatu milik Wonwoo. Iya, istri Mingyu sudah menatap ke rak sepatu dan sebelum adanya pertanyaan aneh yang membuat asisten pribadi Mingyu bingung untuk menjawabnya, maka Joshua pun mengambil sepatu yang kebetulan memiliki ukuran yang sama dengan miliknya.

Bunyi pintu terkunci sangat jelas terdengar di telinga pria manis berkacamata yang berada di belakang pintu, ia mendudukkan dirinya di sana, di dalam kamar itu untuk meredakan detak jantungnya yang terpacu. Selain ia baru bangun tidur, semuanya masih terasa seperti mimpi. Playing this kinda hide and seek driving hik crazy.

Kali ini ia masih bisa bernapas.