Lost in Sensual Surrender

❤︎ Ex-WB – Narasi 5 ❤︎ Mingyu/Wonwoo ❤︎ 1.7k+ words


trigger warning ⚠️: Adult Content/NSFW | Kissing | Anal Sex | Oral Sex | Ex-lovers Sex | Bedroom Sex (W/o protection) | Foreplay | Too many details | Explicit Sexual Content | Dirty Talk | Blow Jobs | Missionary & 69 Position | Naked Cuddling | Kissing | French Kiss | Light Petting | Nipple Play & Licking.

Jemari lentik Wonwoo masih melingkar di leher Mingyu, mengelus lembut bagian ujung surai pria tampan itu, “Mhh~” Wonwoo mendesah manja saat bibir kenyal pria tampan di hadapannya itu perlahan menggodanya dengan menghisap salah satu tulang selangka yang tak tertutup oleh kain satinnya, Mingyu sengaja menyisakan tanda kemerahan di sana. Tidak hanya itu, jemari gendut pria dominan itu pun mulai bergerak liar pada paha putih mulus milik pria yang masih berada di atas paha kekarnya, menelusup masuk, mengabsen bokong Wonwoo sembari merematnya di balik short pants berbahan satin hijau belahan tinggi hingga ujung karet yang ia gunakan malam ini.

Mingyu menghentikan permainan bibirnya dan menatap pria manis yang berada di lahunannya saat merasakan tak ada sehelai kain pun yang menutupi lubang manis Wonwoo selain celana satin tipis yang ia gunakan. “Did you purposely not wear undies tonight, cantik?” bisik Mingyu menggoda pria manis yang berada di atas pangkuannya, meremas kedua bongkahan di belakang sana sembari menunggu jawaban dari Wonwoo.

“Aaahh~” desau Wonwoo, menikmati setiap remasannya tangan kekar pria di bawahnya. “I didn’t mean that at first nghh~” kata pria manis itu sembari menggigit bibir bawahnya dengan sensual.

“Terus ini?” tanya Mingyu manik rubah Wonwoo semakin sayu saat ia memainkan salah satu jarinya di belahan kedua bongkahan itu. Mengelus lubang berkerut milik pria cantik nya.

I didn't have time to buy you a gift,” alasan pria manis itu, “So I figured I~ hm~ could just be your gift instead.” Wonwoo menjawab pertanyaan Mingyu dengan terengah. “I don’t know if you’re gonna like it orrr nghhh~” lanjut Wonwoo mengeratkan pelukannya pada pria di hadapannya ketika merasakan jari Mingyu mulai menekan kerutan pada lubang manisnya di bawah sana.

Tubuh Wonwoo sudah sangat sensitif malam ini.

Mingyu mengambil tubuh ramping pria nya setelah ia menyudahi permainan jemarinya di bawah sana, menyejajarkan tubuh Wonwoo dengan dirinya, lalu mengelus rahang pria manis itu lembut, menariknya pelan dan menyatukan kedua bilah bibir mereka. Jemari Wonwoo mulai mengelus tengkuk pria yang berada di hadapannya hingga menelusupkan tangannya ke dalam kerah O t-shirt putih itu, mengelus punggung mantan suaminya sembari menikmati setiap sentuhan Mingyu. Di bawah lampu remang kamar tamu itu tangan Mingyu mulai menjelajahi tubuh Wonwoo, mengelus kulit putih halus yang terawat itu dengan sentuhan-sentuhan sensualnya, menggoda mantan suaminya agar mendesah di dalam penyatuan bibir mereka. Kedua sejoli itu masih bercumbu mesra, semakin lama semakin liar dan rakus, mengaitkan lidah mereka hingga saliva menetes dari ujung bibir Wonwoo.

Wonwoo meremat bahu Mingyu sebagai tanda untuk menyudahi penyatuan bibir mereka karena nafasnya yang mulai tercekat. Pria bertubuh atletis itu menyudahi cumbuan penuh gairah sesuai permintaan sang submisive, lalu ia berdiri dengan menggendong Wonwoo di dalam dekapannya, membawa tubuh ramping mantan suaminya itu ke atas tempat tidur yang masih rapih karena belum sempat terjamah.

They both clearly know what they want tonight on the bed covered with white silk sheets inside the room.

Tubuh ramping Wonwoo sudah berbaring dengan punggung menyentuh ke permukaan tempat tidur berlapiskan sprei sutra berwarna putih, pemandangan indah yang tak pernah membosankan untuk Mingyu, pria tampan itu segera menanggalkan t-shirt putih dan membuangnya sembarang di dalam ruangan itu. Mingyu tanpa segan kembali merengkuh tubuh putih yang masih terbalut piyama satin hijau itu, “I wanna open my present real soon,” bisik Mingyu, lalu menjilati telinga Wonwoo yang masih mendesah di bawahnya.

Damn, you smell good enough to eat, Nu.” erang Mingyu saat bibir pria tampan itu mengecup lembut perpotongan leher Wonwoo, dan berhenti di sana, menyisakan tanda merah keunguan miliknya.

Nghh~ Then, open me,” tantang Wonwoo lembut dengan satu tangannya sedang mengelus surai pria yang berada di atasnya itu, “I can’t wait to have you inside me and thrust my hole harder, Mingyu.” lanjutnya, jemari lentiknya sudah mengelus kejantanan Mingyu yang masih terbalut celana pendek di bawah sana.

Mingyu menuntun jemari lentik Wonwoo yang sedang mengelus kejantanannya dari luar itu untuk menelusup masuk ke dalam celana pendek yang ia gunakan, “Gini, cantik~ Hmmm—” erang Mingyu saat Wonwoo menggenggam benda tak bertulang miliknya yang mulai mengeras itu dengan gerakan naik turun dibawah sana, sesekali pria cantik itu memanjakan ujung penis nya juga, membuat pria tampan itu mengerang nikmat.

“Mmhhh~” desah pria berparas cantik yang mulai berantakan itu ketika jemari gemuk Mingyu memilin, dan mencubit puncak dadanya dengan gemas dari luar bahan satin yang Wonwoo gunakan.

Mingyu kembali menyatukan bibirnya dengan ranum tipis Wonwoo, melumat benda kenyal itu menuntut, lalu mengaitkan lidah mereka, hingga mereka kembali saling bertukar air liur. “Anghhhh~” desahan manja Wonwoo lolos dibalik cumbuan penuh gairah saat Mingyu membawa paha pria manis itu ke pinggangnya, lalu menelusup masuk melalui belahan celana pendek kain satin hijau yang sudah tersibak itu, bermain pada lubang Wonwoo di belakang sana. Mereka saling memanjakan bagian sensitif masing-masing sembari berciuman, cumbuan yang berlangsung cukup lama, hingga Wonwoo memegang dada kekar pria yang berada di atasnya, meminta Mingyu untuk menghentikan kegiatan yang saat ini mereka lakukan karena nafasnya yang sudah tercekat. Mingyu menurutinya.

Wonwoo mengatur nafasnya sembari membawa tubuh Mingyu untuk telentang di sampingnya, kemudian pria manis itu langsung duduk di atas perut Mingyu, “Since you’re not opening it, I’ll open the present for you myself.” katanya sambil menanggalkan atasan piyama satin hijau yang sedari tadi menutupi tubuh indahnya, sedangkan pria tampan yang terbaring di bawah sana tidak ingin hanya diam saja, ia juga sangat ingin membuka kadonya sendiri, dengan sigap Mingyu membantu membuka kancing celana piyama pendek Wonwoo yang terdapat di bagian karet pinggangnya itu. Dan tanpa ragu, manik elang Mingyu yang sedang dimanjakan itu menikmati kembali pemandangan yang berada di hadapannya, sembari meraba tubuh mulus putih milik Wonwoo yang tak menggunakan sehelai benangpun. “You’re so sexy, I could look at you all day and never blink.” goda Mingyu yang dijawab desahan manja Wonwoo ketika dirinya merasakan Mingyu mulai bermain serta memanjakan kedua nipples nya dengan memilin, dan mencubit puncak dada kecoklatan itu dengan gemas.

Wonwoo mengambil tangan dengan urat-urat menonjol yang sedang meraba tubuhnya, meletakkannya pada pinggang rampingnya seketika ia menungging, dan berbisik di salah satu daun telinga Mingyu, “Just lie down, I’ll take care of you.” kata Wonwoo mengecup bibir mantan suaminya itu singkat, kemudian menghirup wangi tubuh Mingyu, sembari memberi kecupan-kecupan erotis pada pipi, rahang, lalu turun ke leher jenjang sawo matang itu, dan sedikit bermain di perpotongannya, menyisakan bekas kemerahan kecil di sana.

Bibir tipis kenyal yang basah itu semakin turun ke bawah, mengabsen tubuh bagian depan Mingyu, dari mulai kedua nipples nya, lalu, ke perut sixpack nya, dan pinggang kekarnya, membuat pria tampan itu mengerang tak sabar. Wonwoo earnestly asked Mingyu to be quiet because he was going to spoil him.

Wonwoo membalikkan tubuhnya, menanggalkan sisa-sia kain yang masih menempel ditubuh Mingyu. “So cute, it’s already hard.” kata Wonwoo menggenggam benda kenyal berurat tebal yang sudah terbangun itu, dengan centilnya pria manis itu mengecup lembut kepala hingga batang kejantanan di hadapannya, mengabsen benda tersebut dengan lidah hangat miliknya. Mingyu mengerang berat dan desahan yang memburu membuat Wonwoo semakin senang menggodanya.

“Emmhhh–” erang Mingyu dengan suara baritone rendahnya saat hangatnya mulut Wonwoo sudah melahap dan memainkan kejantanannya di bawah sana. “Aaahh– It feels so good–” kata pria tampan itu sembari meremat bongkahan pantat Wonwoo yang sudah berada tepat di hadapannya. Mingyu sedang menikmati ranum tipis Wonwoo yang sedang memanjakan kejantanannya.

“Mhhh— Yes, deeper hmm– just like that, cantik–” pinta pria dewasa tampan itu sembari menarik pinggul Wonwoo dan membuka lebar kedua bongkahan di hadapannya hingga menunjukkan lubang sempit yang belum ia siapkan untuk permainan mereka selanjutnya.

Wonwoo menggoyangkan pinggul rampingnya saat merasakan deruan nafas mantan suaminya berada di depan lubang manisnya, “Mhhhh~” desah Wonwoo tertahan karena kejantanan Mingyu yang masih berada di dalam rongga mulutnya saat mantan suaminya itu mengecup kerutan yang berada di sekitar lubangnya, membuatnya terkejut. Pria manis itu menggerakkan pinggangnya gelisah saat Mingyu sudah menginvasi lubangnya dengan indera pengecap kenyal beserta saliva nya. Tak hanya lubang manisnya, Mingyu pun memanjakan testicles serta kejantanan Wonwoo yang mulai mengeras, begitupun dengan yang pria cantik itu lakukan pada titik sensitif mantan suaminya. “Sooo nghhh~gooodhh~” desau Wonwoo resah sembari mengocok kejantanan Mingyu dan menikmati lubangnya yang sudah basah karena air liur Mingyu.

Mingyu membawa tubuh ramping Wonwoo untuk kembali telentang di atas tempat tidur kamar tamu itu setelah foreplay mereka. Tanpa ia minta pria bermanik rubah yang terbaring penuh gairah itu sudah membuka lebar pahanya, menunjukkan lubang yang sudah basah disebabkan oleh kelakuan Mingyu tadi, “Gyuuu~ mauuu~ mhhh~” pinta Wonwoo manja sembari menggigit telunjuk jarinya dan mengelus kejantanan Mingyu yang sudah menegak sempurna di sana. Kedua jari lentik dari tangan lain milik Wonwoo kini sedang membuka lubang manisnya, mengajak Mingyu untuk memasukkan miliknya ke dalam sana.

Mingyu menyeringai saat melihat lubang berkerut yang sudah ia siapkan tadi sedang kembang kempis, dan tanpa membuang waktu Mingyu mengambil kaki jenjang Wonwoo, membuka pahanya lebar-lebar, “Aaahhh–” Mingyu mengerang saat kejantanannya perlahan memasuki lubang Wonwoo yang sempit karena tak pernah terjamah lagi sejak malam itu. Begitupun dengan Wonwoo, pria cantik itu merintih kesakitan saat merasakan kepala kejantanan Mingyu memaksa masuk ke dalam lubangnya yang basah. Namun, Mingyu tidak mau menyerah, dan Wonwoo menahan rasa sakitnya, karena setelah ini pria manis itu tahu Mingyu akan memberikan kenikmatan yang luar biasa pada lubangnya.

“Ngghhhhhh~” Wonwoo melenguh panjang ketika merasakan sakit namun nikmat sambil mencakar punggung mantan suaminya itu saat penis Mingyu sudah masuk sempurna ke dalam sana.

Mingyu menekan kejantanannya semakin dalam, membuat Wonwoo sulit untuk bernapas di bawah sana. Pria tampan itu membawa paha mantan suaminya di lengannya, mempermudahnya untuk mengakses lubang Wonwoo yang kini sudah penuh berisi penis nya, tubuh mereka sudah bersatu. Bahkan dada mereka sudah saling bersentuhan di atas tempat tidur kamar tamu itu.

Wonwoo dan Mingyu kembali memagut mesra, saling bercumbu intens hingga lidah mereka kembali saling mengait. Kedua pria dewasa itu sudah sangat berantakan, bunyi kecapan dari ciuman mereka menggema di ruangan itu, desahan serta lenguhan saling memanggil nama satu sama lain, tubuh lembab saling bertabrakan, semakin menimbulkan suara erotis yang malam menjadi suara latar di dalam kamar tamu itu. Memanjakan daun telinga mereka yang sudah dibalut nafsu dan gairah.

“Gyuu~ aahhhhh~ pleaseee~ hngg~” pria cantik itu melenguh manja saat penis Mingyu mulai bergerak, mengeluar-masukkan kejantanannya pelan namun dalam hingga menumbuk sweet spot nya berkali-kali, membuat tubuh Wonwoo ngilu, kejantanannya ikut berkedut.

“Eenghh– You’re so beautiful, Wonwoo–” Mingyu menggoyangkan pinggulnya dan menghajar lubang pria di bawahnya itu sembari menyisir surai Wonwoo yang sudah basah karena keringat dari hasil olah raga malam mereka.

Suara kulit saling beradu semakin terdengar cepat, desahan manja Wonwoo memanggil nama mantan suaminya itu makin lama tak beraturan, pahanya mulai bergetar hebat saat Mingyu tak henti-hentinya menumbuk titik orgasme-nya dengan menyebut nama Wonwoo tak karuan. “Aaaahhh~ aaahhh~ aaaangghhh~” lenguhan panjang Wonwoo yang disusul erangan berat dari Mingyu menandakan mereka sudah sampai pada pelepasannya bersamaan.

Kedua sejoli itu kembali memagut mesra di antara napas yang masih terengah. Cairan putih kental Wonwoo berceceran di perut keduanya, sedangkan Mingyu masih belum melepas tautannya.

“*You’re — nghh — the best — fucking gift ever, cantikhh~ Enghh~” kata Mingyu saat ia menekan kejantanannya yang masih berkedut di dalam lubang Wonwoo, melepaskan muatannya.

“Ahhhng~” desah Wonwoo saat merasakan bagian bawahnya sudah terisi cairan hangat milik mantan suaminya itu.

Ayah dan Papa Chan sudah berbaring di atas sprei berbahan sutra putih yang berantakan setelah melakukan kegiatan panas mereka dengan tubuh tanpa menggunakan sehelai kain pun, saling berhadapan. Mingyu memeluk pinggang Wonwoo dengan possessive sembari mengelusnya, begitupun Wonwoo yang menyisir surai mantan suaminya itu dengan jemari lentiknya. Mereka saling menatap dan bertukar senyum.

Perhaps it's already past the 6th, but Selamat ulang tahun, ganteng.” kata Wonwoo lembut sembari menangkup pipi mantan suaminya itu lalu mengecup bibir Mingyu. “Aku ngga nyesel jadi kado kamu tahun ini.” goda Wonwoo.

Thank you, cantik. If I knew the gift would be this good, I'd ask for my birthday every day.” jawab Mingyu, mengeratkan tubuh pria bermanik rubah itu ke dalam pelukannya, lalu menghirup wangi tubuh Wonwoo yang sudah bercampur dengan keringat, mengecup bibirnya lembut.