Tense Moment #1
“Mingyu masih di ruangannya ya, Jo?” tanya seorang wanita cantik yang siang ini hanya menggunakan jeans dan kemeja biru oversized dengan rambut dicepol tinggi sedikit berantakan, kacamata hitam merk designer ternama dan tas jinjing kulit mahal berukuran sedang, sembari memegang ponsel-nya.
“Iya, masih. Tapi, aku udah bilang kok kalau hari ini kamu sama dia ada jadwal body spa.” jawab Joshua sembari menenangkan dirinya agar tidak terlihat terlalu gugup di depan wanita ini. Sang ratu.
“Ngga terlalu sibuk kan, Jo? Ke kamar dulu yuk! Aku tuh mau ngobrol sama kamu, udah lama banget kan?!” ajak wanita yang memiliki tahi lalat di dagu kirinya.
“Tapikan, jadwal kamu ke Spa Center jam 11, Kar, kaya tinggal 5 menit lagi. Kenapa ngga langsung ke sana?” tahan Joshua.
“Its okay, mereka pasti mau nunggu kok. Kan aku langganan tetap mereka.” jawab Karina sembari menarik tangan Joshua ke depan elevator khusus para executive. “Lagian aku istri CEO di sini, masa mereka rela ngga kerja lagi karena black list aku?” tawa renyah Karina.
‘Over, my life is over.’ keluh Joshua dalam hatinya.
“Pak Jo, kunci cadangan untuk kamar—” kata seorang tiba-tiba datang, namun terpotong, Joshua menghentikan kalimat pria yang menggunakan pakaian tak kalah rapih dari Asisten Pribadi Mingyu.
“NGGA!! Ngga jadi, bukan sekarang. I’ll call you, saya harus antar Mrs. Kim dulu ke kamarnya. Give her some respect, Dika.” pinta Joshua kepada pria tersebut — Dika Sukmabiantoro nama yang terdapat di name tags pada dada bidang itu, Manager Hotel di hotel tempat Mingyu dan Joshua kelola.
Pria itu menundukkan kepala, menyapa Mrs. Kim yang disebutkan Joshua, Karina menyapanya kembali dengan ramah, tak lama lift terbuka, pria yang bernama Dika itu membiarkan kedua orang itu masuk, sedangkan Joshua sudah memberikan gesture I’ll call your later dengan jemarinya kepada pria tampan itu. Dika tersenyum dan mengangguk pelan, lalu memencet tombol agar keduanya dapat segera naik menuju tempat yang ingin mereka datangi.