OUR FIRST NIGHT


tw: explicit content, fluff, romance, honeymoon, mature content, sex content, kissing, petting, hand job, foreplay, sex toys (egg vibrator, dildo, and many more), kinky sex, sex clothes, rimming, anal sex, blow jobs and many more.

Sama halnya dengan pasangan lain saat berbulan madu, itupun yang Saka dan Arka lakukan selama 3 hari ini. Berjelajah mengitari Santorini yang sangat cantik dengan bangunan berwarna putih disepanjang mata mereka menatap, hamparan lautnya yang berwarna biru, makanan yang memanjakan lidah dan mengenyangkan perut mereka, serta pemandangan dari tempat mereka menginap yang memperlihatkan pemandangan yang indah.

Kini sepasang suami itu baru tiba di kamar hotel suite room mereka, Arka segera masuk ke dalam kamar yang sudah 2 malam ini mereka inapi untuk segera meletakkan coat dan scarf panjang yang Saka gunakan dan menyimpan jaket berbahan suede cokelat yang ia kenakan ke dalam lemari pakaian dan kembali keluar menghampiri suaminya.

“Mas?” panggil Arka kepada Saka yang berada di balkon ruang tengah sembari memegang gelas yang berisi air mineral.

Arka menghampiri prianya ketika ia tidak mendapatkan jawaban dari Saka. Pria manis yang masih menggunakan black t-shirt itu mendekatkan tubuhnya, menyelipkan kedua tangannya dan melingkarkan tangannya yang ramping itu ke perut kekasihnya dari belakang. “Kamu beneran sebel sama aku ya?” tanya Arka dengan suara bass-nya yang lembut dari balik punggung Saka, sembari mengerucutkan bibirnya, mencoba untuk mengajak bicara pria yang sedari tadi terdiam.

“Hmm?” kata pria itu.

“Kita lagi bulan madu lho, masa diem-dieman?” kata Arka, berjalan ke depan tubuh pria yang lebih tinggi 5 sentimeter darinya, mengambil gelas yang Saka pegang, meletakkannya sembarang dan berdiri tepat di hadapan pria tinggi itu, mengambil tangan Saka, lalu, melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Arka, dan pria manis itu memberanikan diri untuk melingkarkan tangannya di leher suaminya, manja.

“Apa, sayang?” tanya Saka yang perlahan mulai meluluh.

“Udah mau bahas chat aku yang tadi pagi?” rengek pria yang lebih muda itu. Saka tersenyum, menangkup rahang Arka, mengelusnya lembut dan menarik pelan wajah manis itu, mendekatkan bibir mereka dan menyatukan kedua ranum merah keduanya, saling memagut mesra dengan lembut.

“Nanti aja ya, cantik? Aku ngga mau mikirin apapun selain kamu.” jawab Saka setelah memisahkan bibir merah jambu Arka dan mengelap benda kenyal itu dengan ibu jarinya, lalu mengecup berkali-kali, dengan pria yang lebih muda itu membalas kecupan Saka, sembari mengelus surai belakang suaminya dan tersenyum — menurut untuk tidak membahasnya lagi karena tak ingin melewatkan honeymoon serta perasaan bahagia yang kini sedang ia rasakan dengan keinginannya yang egois. Seorang Arkadia hanya ingin menikmati kebersamaannya dengan pria pujaan hatinya, Nisaka — berdua.

Take your time, hubby.” jawab Arka, berjinjit dan mengecup hidung suaminya. “I love you.” bisik Arka.

From: Kenan Hannie

saran gue, seduce him, tease him. jagokan lo bikin dia pusing sama kelakuan lo yang mendadak slut, Ka?

Chat yang diberikan Kenan sesaat sebelum mereka menikmati makan malam tadi.

Love you too.” jawab Saka masih memeluk pinggang ramping pria yang sudah menjadi miliknya sedari 4 hari yang lalu itu.

From: Kenan Hannie

trust me, kotak dari gue dan anak-anak akan membantu lo melewati ini semua dengan mulus. Can I sleep now?

Pop up pesan terakhir yang Arka terima dari sahabatnya itu. Masih tentang kotak cokelat yang selalu disebutkan sahabat-sahabatnya, apa sih isinya??


Sementara Saka mandi, Arka sudah mengambil kotak dengan volume sedikit tebal berwarna cokelat dan tidak tampak mencolok dan akhirnya, Arka memutuskan untuk membuka benda yang sedari kemarin selalu teman-temannya sebut itu, sekaligus mengambil piyama berwarna navy dengan garis putih vertikal yang akan digunakan Saka untuk tidur malam ini, pria manis itu meletakkan kedua benda tersebut di atas tempat tidur.

“Buka?” tanya Arka mulai membuka simpul pita pada kotak bertuliskan Formaje, salah satu nama toko keju. “Keju?” tanyanya bermonolog.

“Yang, baju aku kamu taruh di mana?” tanya Saka yang keluar dari kamar mandi dengan bathrobe-nya sembari mengusak-usakkan rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil, menuju ke arah Arka yang sedang terduduk di pinggir tempat tidur, pria tampan itu mencari baju tidurnya.

“Di sini, Mas.” kata Arka lembut, menghampiri suaminya dan mengambil handuk Saka, mendudukkan prianya di kursi depan meja rias, serta membantu Saka untuk mengeringkan rambutnya.

Saka menatap lurus ke arah kaca, melihat suaminya yang cantik itu dengan tatapan kosong, tampak sedang memikirkan sesuatu. Si dia menghentikan kegiatan Arka, kemudian, membalikkan badannya, lalu menjatuhkan tubuh ramping pria yang selalu ia panggil cantik itu ke atas lahunannya.

Arka membelalakkan matanya, terkejut karena kejadian yang tiba-tiba itu dan “Ya?” tanya Arka ketika sudah berada dipangkuan Saka.

“Bengongin apa, Cantik?” tanya Saka. “Kalau masalah dosen-dosenan, nanti dulu ya, sayang, aku harus mikirin the concequences of that.” lanjutnya.

'It's like gue mau ngapain aja gitukan harusnya dipertimbangin konsekuensinya.' ucap Arka dalam hati. Pria manis itu tersenyum ke arah Saka, dan menganggukkan kepalanya. Saka kembali menghujami pria manis itu dengan kecupan.

Mysterious box?” tanya Saka sesaat menatap lurus ke arah tempat tidur — penasaran karena sempat melihat kotak ini beberapa kali namun Arka selalu mengalihkan perhatiannya dari pertanyaan itu kotak apa?.

Don't know, dari anak-anak, pasti aneh-aneh.” kata Arka. “Ngga usah dipikirin, nanti aku simpen lagi.” lanjutnya, berdiri dari lahunan Saka dan menghampiri benda kotak itu, Saka mengikutinya dari belakang.

“Ya kalau kado dibuka dong, sayang, seaneh apapun kan temen kamu udah usaha beliin kamu hadiah.” tegur Saka sembari memeluk pinggang suaminya itu.

“Aneh pasti, soalnya, Kenan sama yang lain udah mulai ngga jelas kalau bahas ini.” kata Arka. “Ini aku simpen di sini, kamu cuekin aja, aku mau mandi dulu. Aku udah siapin yang bisa kamu pake ya, mas.” Arka berbalik mencium pipi suaminya, dan berjalan ke arah kamar mandi, menghilang dibalik pintu yang berbahan frameless itu.

Saka menatap tubuh ramping yang menghilang di balik pintu kamar mandi, hendak mengambil piyama yang suaminya siapkan, namun, BRUG! tanpa sengaja menjatuhkan kotak yang semula berada di tempat tidur, pria tinggi yang berparas tampan dengan gigi taring di deretan atas giginya itu membelalakkan matanya ketika menemukan benda yang sedikit asing berserakan di atas carpet kamar, ia pun memungutnya dan memasukkan benda itu kembali pada kotaknya, dalam keadaan kotak yang masih terbuka, ia memperhatikan benda-benda berwarna putih serta pink yang sudah berantakan.

Saka sedang menyatukan kedua alisnya saat melihat dildo, egg vibrator, handcuff bulu berwarna merah jambu, lingerie, g-string dan stocking transparent dengan ujung brokat berwarna putih, dengan fur chocker berwarna pink serta cat ear headband, dan benda yang lebih mencengangkan adalah plug butt rabit dengan bulu yang terlihat lembut berwarna senada dengan borgol berbulu.

'What the?' kaget Saka dalam hatinya sambil memegang dagunya. 'Wow, his friends indeed very caring.' Saka tersenyum sembari menggelengkan kepalanya karena heran dengan teman-teman Arka yang kepikiran untuk memberi suaminya hadiah seperti ini.

Arka masih di dalam kamar mandi saat Saka sedikit berteriak untuk memastikan sesuatu, “Sayang, kamu suruh aku pake ini?” tanya Saka mengeluarkan dua benda yang menarik menurutnya dari dalam kotak itu, cat ears headband pink ditangan kanannya dan chocker fur yang memiliki rantai tali panjang berwarna senada di tangan kirinya.

“Iya, mas.” jawab Arka dari kamar mandi, tanpa mengetahui apa yang sedang ditunjuk oleh suaminya.

Saka menyatukan kedua alisnya, tersenyum jahil, memakai kedua benda yang ada di tangannya itu, dan membiarkan benda pemberian teman suaminya terbuka — hingga terlihat jelas apa saja yang berada di dalamnya.

Pria dengan sorot mata setajam elang dan senyum semanis puppy itu kemudian menanggalkan mantel mandinya, menggunakan celana dalam bermerk dari perancang pakaian dalam pria dari Paris dan menutupi setengah tubuhnya yang kering ke dalam selimut tebal yang ada di tempat tidur mereka berdua. Saka kini sudah berada diposisi duduk menyender pada headboard tempat tidur, dengan satu tangan menumpu kepala belakangnya dan tangan lainnya menggenggam ponsel sembari menanti suaminya selesai membersihkan diri, membaca pesan yang masuk ke benda pipih di hadapannya.

Saat ini, Saka sudah menggunakan bando yang memiliki kuping kucing berbulu di kepalanya, dan juga chocker dengan bulu merah jambu di lehernya ketika Arka berjalan santai keluar dengan mantel satin berwarna lylac. Pemandangan yang tak biasa — tentu saja, Arka terkejut ketika menemukan suaminya sudah berada di atas tempat tidur, dengan piyama yang masih terlipat sempurna dan kotak yang sudah terbuka, dengan ia sadari bahwa tutup kotaknya sudah berada di bawah tempat tidur. Arka menatap kotak terbuka itu dan suaminya yang sudah menggunakan benda aneh yang entah si dia dapatkan darimana — secara bergantian.

Pria manis itu langsung menyadari sesuatu dan berjalan cepat ke tempat tidur, “Oh my God!” kata Arka setelah melihat benda di dalamnya dengan isinya yang sudah berantakan. “Itu yang kamu — pake dari sini?” tanyanya lagi, Saka mengangguk dan memasang wajah senangnya.

“Bukannya tadi kamu yang nyuruh aku pake ini?” tanya Saka dengan senyuman jahilnya.

“Hah? Kapan?” tanya Arka.

‘Ini? Anak-anak tuh ngasih ini? Crazy bastard! I know something off, right! I knew it!’ teriak Arka dalam hati sembari membelalakkan matanya, namun, pandangannya masih tertuju pada benda yang dipakai suaminya itu.

“Gemes ngga?” tanya Saka iseng, pria tinggi itu beranjak dari king bed, memperlihatkan tubuhnya yang berkulit tan, berbentuk athletics kepada suaminya, dan memeluk pria manis itu dari belakang.

Tidak bohong, Arka saat ini sedang merasakan debaran jantung yang berdetak lebih cepat, dengan kupu-kupu yang menari di dalam perutnya. Bukan yang pertama ia melihat tubuh suaminya, namun, malam ini dengan bando telinga kucing dan chocker yang digunakan sang suami tanpa berbusana itu mampu membuat Arka ingin disentuh lebih oleh pria yang lebih tua. Darahnya berdesir, sesuatu ada yang sedikit terbangun di balik mantel satin yang ia kenakan.

“Ini dari Kenan sama anak-anak?” tanya Saka lagi sembari mengecupi tengkuk suaminya lembut dan mengambil g-string putih yang hanya berbalut lace kupu-kupu berwarna putih dengan tali disekelilingnya.

“Iya.” kata Arka pasrah, Saka tersenyum manis, meletakkan benda putih itu kembali, mengecup bahu pria yang berada di dalam dekapannya dan mengelus perut Arka lembut melalui sela mantel satin yang ia gunakan, sedangkan pria manis itu sudah mabuk akan sentuhan suaminya hingga hanya mampu pasrah dengan apa yang selanjutnya akan mereka lakukan.

Wanna try it?” tanya Saka dengan berbisik. “It’ll looks good on you, sayang.” lanjut Saka masih berbisik.

Seriously?” tanya Arka dengan nafas yang setengah berat saat tangan Saka sudah membuka tali mantel satinnya dan mengelus perut bawahnya dengan lembut.

“Hmm — I'll give you everything if you use that stuff, tonight.” kata Saka masih berbisik dengan suara baritone-nya yang menggoda.

Every—thing?” tanya Arka terbata karena kini tangan Saka yang lain sudah mengelus kedua puncak dadanya lembut dan tangan lainnya sudah mengelus lembut pahanya. Saka sadar suaminya tidak menggunakan sehelai kainpun di bawah sana, ia hanya menggoda selangkangan kaki Arka, sedangkan kini tangan Arka sudah mengelus paha Saka yang kekar.

“Hu-umph, sayang.” bisik Saka penuh dengan nafsu. Tak dapat dipungkiri, libido Saka sudah berada di puncaknya.

Your wish is my command.” lanjutnya dengan suara berat yang sangat sexy, bohong bila Arka tidak merasakan sesuatu pada kejantanannya. Saka mengecup pundak putih Arka yang sudah terekspos karena robe satin yang ia gunakan sudah meluncur turun dari tempatnya.

“Mas?” tanya Arka, suaranya tak kalah parau, ingin rasanya Saka untuk terus menyentuh seluruh bagian ditubuhnya.

“Hmm?” Arka berbalik, “Ngga akan sakit kaya waktu itu kan?” tanya Arka menatap lurus ke arah Saka dengan mata sayunya dan suara yang semakin erotis.

Nope, baby, aku janji. I will touch you soft and gently.” jawab Saka yakin dengan berbisik, nafas yang berat, lalu mengecup kening Arka penuh sayang. Pria manis yang biasanya menggunakan kacamata itu mengangguk.

“Aku pegang janji kamu, I'll be back.” suara Arka semakin menggoda. Arka berjinjit untuk mengecup bibir Saka, melepas chocker dan headband cat ear yang digunakan suaminya itu dan memasukkannya kembali ke dalam kotak.

Arka menatap kotak tersebut dan memilih beberapa barang yang bisa ia gunakan, seperti lingerie berbahan kain transparan, g-string yang berupa tali serta hiasan lace dengan bentuk kupu-kupu, stocking transparan senada dengan brokat di ujungnya, lalu beberapa benda lainnya. Tak membutuhkan waktu yang lama, Arkapun meninggalkan Saka, dan kembali menghilang di balik pintu kamar mandi dengan mantel satinnya yang sudah terjatuh disepanjang perjalanan — menggoda sang suami.

Arka menemukan dirinya dan beberapa barang aneh yang sudah ia bawa tadi, 'What’s wrong with this g-string? Bahkan ini ngga bisa nutupin si cutie.' kata Arka merutuki kain transparent dengan lace putih berbentuk kupu-kupu yang dibuat untuk menutupi kejantanannya, ketika sudah sampai di depan kaca besar kamar mandi di hotel itu.

'Ini cuma karet, isn't it?' kata Arka dalam hatinya lagi sembari memutarbalikkan sembari melihat benda tipis dan minim bahan yang berada di tangannya. 'Damn, Kenan Jeonghan!' rutuk Arka masih menatapi benda itu.

Kemudian, pandangan Arka teralihkan saat melihat kembali sehelai kain lain dengan fabric putih transparan yang tak kalah tipisnya berbentuk kemben, dibeberapa sisi terdapat kupu-kupu dengan bahan lace, hanya ada tali yang seharusnya diikat dengan simpul pita di punggungnya saat digunakan, tanpa alat bantu lain yang akan menutupi bagian belakang tubuhnya.

Kini Arka sudah menggunakan seluruh two pieces lingerie dari sahabat-sahabatnya, dan menatap dirinya yang terpantul pada kaca — berputar. Pria manis itu juga sudah menggunakan cat ears headband.

'Ini ngga aneh kan ya?' katanya, merapihkan surai cokelat gelapnya dan memegang punggungnya yang hampir tidak tertutup apapun. Lalu, si cantik menggunakan stocking tinggi setengah paha untuk pelengkapnya.

‘Oh my! Ini nih.’ katanya saat ia melihat benda kecil dengan bulu dan memasukkannya ketika Arka sudah mengolesi benda itu dengan lotion pada ujungnya — bunny butt plug. “Nggh” lenguhnya ketika benda tumpul itu memasuki lubangnya. Tidak perlu tanggung-tanggung lagi, Arka bahkan sedikit bersolek dengan menggunakan pelembab bibir strawberry yang ada di tas perlengkapan mandinya.

'Okay!' katanya setelah yakin dengan penampilannya yang luar biasa tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Arka membuka pintu kamar mandi dan berdiri dengan malu-malu, pipinya merah merona, Saka yang sudah menantinya dari tempat tidur menatap Arka dengan tatapan penuh puja, dari atas ke bawah, naik lagi ke atas lalu kembali ke bawah, menatap seluruh tubuh suaminya.

“Wow, kamu — indah banget, sayang.” kalimat pertama yang keluar dari bibir Saka.

Come here, baby.” panggil Saka sembari menepuk pahanya, ketika ia terduduk di pinggir kasur dan menanti suaminya keluar dari kamar mandi.

Nghh, alright, daddy!” jawab Arka dengan malu-malu, ia menurunkan posisinya, membuat posisi menungging dan mulai merangkak menuju tempat Saka berada, menggoyangkan kedua buntalan sintalnya dengan gaya yang erotis di mata Saka, tanpa ia sadari ia pun mengeluarkan sedikit suara desahan karena gesekan yang dihasilkan oleh bunny butt plug yang dia gunakan.

Saka terkejut melihat kucing kecil manisnya kini sedang merangkak menuju ke arahnya, karena ia pun tidak pernah melihat pemandangan ini sebelumnya.

Oh My Gosh, Arkadia.” kata Saka bangun dari tempatnya terduduk ketika melihat suaminya sudah berada di dekatnya, menggesekkan wajahnya pada kaki Saka seperti kucing yang meminta untuk disayang. Pemandangan saat ini adalah Arka sudah berada di depan tempat tidur, seperti kucing yang sedang menunggu tuannya untuk mengambilnya, Arka terduduk dengan kaki yang terlipat ke belakang dan menumpu badannya dengan mata berbinar penuh melas.

Nghhh —” desahnya. Saka segera menggendong tubuh Arka untuk naik ke lahunannya, tak perlu mendengar desahan lainnya, Saka sudah kalah.

You look so beautiful, why?” tanya Saka dengan matanya yang berbinar, mengelus surai Arka.

Sorry.” jawab Arka dengan suara yang memelas, membuat jantung Saka berpacu tak karuan, seakan ingin segera mengukung dan menghukum pria yang kini berada di pangkuannya.

Yes, you should feel sorry, because I want to eat you right now.” kata Saka, mengubah posisi Arka agar mereka dapat saling berhadapan dengannya.

I'm not letting you go tonight, baby.” kata Saka, his hit Arka's ass and clench it, pria manis dengan bando kuping kucing itu mendesah pelan.

Pria cantik bermata tajam itu dengan reflex mengalungkan kedua tangannya ke leher Saka, dan menyatukan kedua bibir mereka, saling memagutnya penuh dengan nafsu, lidah yang saling bertautan, dengan desahan mereka yang tenggelam di dalam sana. Perlahan Saka menurunkan bibirnya ke rahang Arka, lalu menjilati lehernya, menghisapnya dan memberikan tanda biru keunguan sebagai bukti kepemilikan atas dirinya. Tangan Saka yang tak ingin kalahpun mengelus tubuh Arka dari luar kain tipis yang ia kenakan, memilin salah satu nipples milik suaminya dan membiarkan suara berat Arka mendesah keluar seperti untaian melodi indah di gendang telinganya, sedangkan bibirnya sibuk memberikan semakin banyak tanda di leher, perpotongan leher, collarbones, dan bahunya. Sedangkan Arka, mengelus lembut pundak suaminya itu, tangannya mulai menjelajahi lengan kekar milik suaminya, dan dengan perlahan memijat kejantanan Saka yang sudah mengeras saat melihat suaminya merangkak dengan sangat sexy ke arahnya — tadi.

“Ahh! Cantik—” desah Saka ketika Arka mulai intense memijat kejantanannya, Arka menyukai desahan itu, membuatnya semakin terangsang, selain sentuhan, hisapan dan kecupan yang Saka berikan pada tubuhnya saat ini.

“Ahhhngggg—” desah Arka panjang ketika Saka mulai menghisap kembali salah satu nipples-nya di atas kain transparan yang masih menempel pada tubuhnya, gundukan dada lainnya sudah mengeras karena rangsangan dari tangan Saka. Gesekan kain tipis dan nipplesnya yang sudah mulai mengeras, membuat jantungnya semakin berpacu ribut, dan kejantanannya yang berontak hampir keluar dari lace kupu-kupu karena mulai mengeras.

“Mas, aaahhhhng—” desahnya, Arka melingkarkan kakinya dipinggang Saka, tangannya mengelus surai belakang suaminya dan sesekali menggesekkan miliknya dengan milik sang suami, apalagi saat Saka mulai memainkan buntut kelincinya pada lubang Arka.

“Hmm?” tanya Saka dengan tangan dan bibirnya yang sedang sibuk menjamah suaminya itu.

Can you fill me in? Like — ngggg — yes.” desah Arka saat butt plug itu kembali dimasukkan dan keluarkan Saka ke dalam lubangnya.

“Sabar ya, kitten.” Bisik Saka, lalu melumat bibir Arka dan pria manis yang berada di lahunan itu membalas lumatan suaminya dengan acak. Dia sudah sangat terangsang saat ini.

Saka mengambil handcuff berbulu di samping bantalnya, mengambil kedua tangan Arka yang sedang mengelus lembut lehernya ke belakang punggung sang pria manis dan memborgolnya lembut. Arka membelalakkan matanya, terkejut.

“Mas?” tanya Arka.

You’re arrested for being too sexy and too hot rigth now, baby.” bisik Saka, lalu kembali menjilati bagian tubuh Arka acak, karena malam ini tubuh pria di atasnya terasa sangat manis pada saat indera pengecapnya menjelajahi tubuh putih mulus suaminya.

“Nggghhhh —” lenguh Arka.

Saka juga mengambil alat yang bulat berbentuk seperti telur dengan tali yang menyambungkannya dengan volume vibrator di ujungnya dan sudah siap ia gunakan di nakas tempat tidur yang berada di dekatnya. Ia mencabut kasar benda berbulu yang masih menyumbat lubang pria kesayangannya itu.

“Aaahh — Mas?”

“Ya, sayang?” tanya Saka. Pria tegap itu membawa Arka untuk berdiri dari lahunannya, membalikkan tubuh suaminya, hingga hanya punggung ramping, mulus putih yang kini di hadapannya. Saka ikut berdiri dan membungkukkan tubuh Arka, membantu si dia untuk membuka lebar kedua kakinya, menyingsingkan tali karet g-string yang digunakan suaminya agar ia dapat melihat lubang berkerut berawarna merah jambu itu. Tak pikir panjang, Saka menopangkan tubuh dengan lututnya yang sudah menyentuh karpet kamar hotel, menurunkan pinggul Arka yang saat ini tidak tahu apa yang akan dilakukan Saka, ia hanya menurut. Sang dominan mendekatkan wajahnya pada lubang milik suaminya, meludahinya, menjilat serta menghisap anus Arka, memijat dengan gerakan erotis benda sintal di belakang sana, dan memasukkan-keluarkan lidahnya di lubang yang semakin basah itu.

“Aah, Mas. Jo — nggghhh — tapi enak, hhh — mas —” lenguh Arka manja ketika merasakan benda lunak bermain dengan lubangnya di bawah sana. Permainan Saka semakin cepat, membuat Arka kewalahan hingga berkeringat dan kejantanannya semakin mengeras hingga kini sudah berkedut. Kakinya sudah bergetar, tubuh Arka sudah melengkung bak busur dengan tangan terborgol, namun, Saka memegangi kakinya, memberikan kekuatan pada kaki yang bergetar tak karuan di antara tubuhnya.

“Yang — aaahhh!! Saka!! — I wanna cum — mpphh — you – aaahh can — stop — aaanggghhh—” kalimat Arka terputus ketika semen-nya menyembur keluar dari celana tipis yang ia gunakan, menetes ke karpet, dan juga top lingerie-nya.

“Hah, hah, hah—” Arka bernafas berat.

Feels good?” tanya Saka.

So good, and now my ass feels empty.” rengek Arka semakin manja ketika lidah Saka tak berada di lubangnya. Anak bungsu dari keluarganya itu mulai memasukan dua jarinya dengan tangan yang masih terborgol di belakang tubuh indahnya, ia hanya tak suka rasa kosong di bawah sana, ia ingin segera di isi. “My ass — ah — miss Mr. Big Guy, maaashh — mphh.” Goda Arka. Suami Nisaka Mingyu Putradinata itu masih mendesah bagai lantunan lagu erotic di seperempat malam waktu Santorini, Greek. Saka masih terdiam dan terus menatap apa yang dilakukan suaminya, merekamnya dalam-dalam ketika jari lentik panjang itu yang mulai menjamahi lubangnya sendiri, tubuh putih mulus yang meliuk-liuk tak karuan karena fingering-nya, mendesahkan nama Saka terus menerus. Pria tampan itu masih menikmatinya, jantungnya berdetak, tak sabar ingin mengisi dan bermain di dalam lubang itu, menghajarnya dengan kepunyaannya. Namun, ia tahan, ia tak ingin suaminya merasakan sakit saat his Mr. Big Guy menghujami lubang manis merah jambu yang mengkerut itu.

“Mas, kamu lagi — aaahhh — jangan bengong, masukin!” pinta Arka.

Not now, honey.” kata Saka, ia mengambil benda yang berada di karpet, tepat di sebelah tubuhnya, mengolesi benda seperti telur itu dengan lube yang sepaket dengan sex toys lainnya, menghalau lembut jari Arka yang sedang masuk-keluar di sana dan menggantinya dengan egg vibrator dan menghidupkan getarannya pada volume sedang.

“Oh, something — weird inside — ngghh — me.” desah Arka membalikkan badannya, ia terjatuh dan berlutut menghadap suaminya yang masih menatapnya penuh nafsu.

“Iya, sayang, I know.” jawab Saka, menundukkan tubuhnya dan menggigit lembut bibir Arka yang masih terasa strawberry.

“Mas — aahngg — sini!” pinta Arka sembari menahan adanya getaran yang terdapat di dalam lubangnya, membuatnya semakin bergairah saat ini.

“Ya, cantik?” Saka mendekati Arka dan menyodorkan tubuh bagian bawah ke arah suami manisnya yang masih terborgol itu. “Mau ini?” tanya Saka, memegang kejantanannya, menggoda sang suami yang sedari tadi menginginkan benda itu memasuki lubangnya.

“Bukain borgol aku dong, aku ngga bisa buka itu.” tunjuk Arka dengan matanya ke arah kejantanan Saka. Saka tersenyum menyeringai, membuka borgol Arka dan kembali memborgolnya dari depan.

Arka merangkak mendekat ke arah suaminya, Saka pun semakin mendekatkan pinggulnya ke hadapan wajah Arka dan pria manis itu tanpa ragu menggigit celana dalam yang prianya kenakan, menanggalkannya dengan tangan terborgol karena pergerakan yang masih terbatas.

“Oh yeah, Arkadia, suck it up, baby — mphhhhh —” kata Saka ketika merasakan lubang hangat dan benda kenyal tak bertulang menghisap kejantanannya, Arka menggoyangkan wajahnya dengan motion maju-mundur, menggoda kejantanan si dia dan bermain dengan lidahnya, memasukkan hampir sebagian Mr. Big Guy. Suara kecapan, hisapan, dan kuluman untuk memanjakan kejantanan Saka di dalam sana, ia tak lupa memijat kedua balls milik suaminya dengan kedua tangan yang masih terborgol, merematnya lembut di bawah sana hingga Saka mendesah nikmat. Saka tak menyangka suaminya dapat melakukan kegiatan mereka semahir ini.

Saka menaikkan volume egg vibrator yang masih digunakan Arka, hingga hisapan dan desahan berantakan yang Saka rasakan pada kejantannya, ia semakin mendesah enak ditambah lagi dengan melihat tubuh Arka yang menggeliat di bawah sana, membuat kejantanannya semakin mengeras, membesar dan berkedut di dalam rahang Arka. Saka mengelus surai lembut Arka sembari mengerang.

I wanna cum, baby. Ahhhhhngg—” erang Saka, Arka semakin menstimulasi agar semen suaminya keluar di dalam rongga mulutnya, Saka mencoba melepaskannya, tapi Arka tetap menahannya hingga —

“Mpphhhhhh — Arkaaa — Ahhhh ahhhh aaaaaaaaaahhhh —” Saka sampai pada pelepasan pertamanya, dan sesuai dengan keinginan pria yang lebih muda, ia menelan cairan kental berwarna putih itu.

“Hah, hah, sayang itu bukan sesuatu yang bisa kamu telen.” kata Saka, memegang rahang suaminya yang tersedak, membungkuk dan menyeka mulut Arka yang masih terdapat sisa-sisa cum-nya.

But the taste is sweet, Mas.” kata Arka. “Ngghh, but sayang, can you rid off this vibrator from my ass. Aku —” kalimat Arka menggantung saat Saka menggendongnya ke tempat tidur.

“Kamu tau ngga? Kamu udah becek banget.” senyum Saka saat mereka sudah tidur bersebelahan dan Saka mulai memasukkan tangannya pada lubang Arka, bersamaan dengan benda tumpul yang sedari tadi berada di sana. Badan Arka membusur cantik.

“Hnggg — punya kamu aja, Mas. Ini aneh — aahhh —” Arka merasa frustasi dengan lubangnya yang semakin terasa diacak-acak.

But your body says different, cantik. You're enjoy this.” kata Saka berbisik.

Arka semakin mendesah tak karuan, air mata nikmat sudah mengalir kepipi gembilnya, dan Saka segera meredamkan desahan si dia dengan menyatukan dan melumat bibir manis Arka. Lalu, pria yang lebih tua membawa tangan Arka yang masih diborgol ke atas kepalanya.

Anggghhh — fuck — Nisaka — hhngg, I think I'm comming —” kata Arka dengan tangan yang masih berada di atas kepalanya, ketika Saka kembali mengulum nipplesnya yang semakin mengeras.

Yes, please, cantik.” jawab Saka yang semakin menggoda dan mulai menurunkan kepalanya, satu tangannya masih bermain di dalam lubang sana dan mengacak-acak lembut bersamaan dengan egg vibrator, sedangkan tangannya yang satu lagi masih memanjakan tonjolan di dada Arka bergantian. Wajah Saka sudah berada di depan kejantanan Arka yang masih terbalut g-string, bibirnya kini sudah berada di depan cutie — kejantanan Arka yang sudah mengeras, dan berkedut, berontak ingin keluar dari celana minim fabric yang sedari tadi Arka gunakan. Saka mulai perlahan menjilati benda kenyal tak bertulang itu dari luar, Arka yang semakin menggeliat dan mendesah tak karuan, keringat yang keluar dari kulit mulusnya dan air mata kenikmatan yang mengalir tanpa ia sadari.

“Aaaaaaaaaahhhhh — mas, — please — make it — faster.” pinta Arka ketika merasakan mulut suaminya sudah melahap kejantannya. Saka menurutinya dengan menaik-turunkan kepalanya saat memberikan blowjob, ketika ia merasakan kejantanan Arka yang semakin membengkak dan berkedut, ia melepaskan kulumannya, lalu, memijat benda tak bertulang itu dengan cepat, tak lama cairan putih milik suaminya keluar mengenai perut Arka.

“Ahhh — haaahhh, nggggghhhhh sayaaanghhh.” desah Arka ketika merasakan Saka dengan kedua jarinya mengambil benda berbentuk seperti telur itu dan mengeluarkannya, membuang benda tersebut ke sembarang tempat.

“Hhhh —” desah Arka, menarik tubuh Saka, dan mencium dalam bibir pria tampan yang berada di atasnya. Saka, mengelap bulir-bulir keringat di kening pria cantik favorite-nya. Tak lupa Saka melepaskan borgolan dari tangan Arka dan mengecup kedua pergelangan tangan suaminya itu.

“Capek ya?” tanya Saka, mengecup kening suaminya yang masih basah karena peluh, ia pun berkeringat, tapi tak sebanyak yang dikeluarkan Arka malam ini. Arka menggelengkan kepalanya. Ia lelah, tapi masih ada yang kurang, ia ingin kejantanan Saka berada di dalamnya dan mengisi lubangnya penuh dengan cairan kental putih milik sang suami.

“Belum, mas. I wanna Mr. Big Guy to fill me in.” Goda Arka dengan suaranya yang sedikit serak karena terlalu banyak mendesah dan mengerang malam ini. “Aku udah becek banget lho, one shot won't hurt me anymore.” kata Arka menggoda Saka sembari mengelus dan sesekali memijat kejantanan suaminya.

I wish.” kata Saka. Arka melempar pelan tubuh Saka agar terlentang di sampingnya.

Arka melepas tali lingerie di punggungnya dengan satu tangan dan membuka g-string yang sudah basah ke arah Saka yang masih pasrah menunggu suaminya untuk memimpin permainan mereka berikutnya. Si dia membuka lebar kaki Saka dan mulai dari memijit kejantanan sang suami, lalu, menggenggamnya yakin serta melumatnya kembali sembari membelakangi wajah sang suami, Saka memberi circle motion pada pinggiran lubang Arka yang sangat basah, menggodanya, sesekali Arka mendesah dan menggoyangkan bokong sintalnya ke arah sang suami. Setelah ia yakin benda tak bertulang itu bangun dengan sempurna, Arka menaiki tubuh Saka, menghadapnya, lalu mengambil tangan kiri Saka, menjilatnya perlahan dengan erotis dan menuntunnya ke lubangnya yang kini sudah semakin basah dan berkedut, memasuk keluarkannya beberapa kali.

Do you like this so much?” kata Saka, saat 2 jarinya bermain di sana dan membuka lubang si dia dengan gestur menggunting.

“Ngghhhhh” lenguh Arka keenakan.

Kejantanan Saka yang ia namai Mr. Big Guy itu sudah ia genggam, dan disesuaikan dengan lubangnya yang memang sudah tidak sabar bertemu dengan benda besar itu. Kini Arka yang sedari tadi sudah di cowboy position-nya, melepaskan jari si dia, kemudian perlahan memasukkan kejantanan Saka, hingga pria di bawahnya itu tak sabar dan menurunkan pinggul Arka bersamaan dengan ia memajukan pinggulnya agar keduanya dapat segera bertemu. Arka mendesah tak karuan, racauan memanggil nama Saka dengan desahannya keluar dari bibir tipisnya begitu saja.

Just do what you wanna do, prince. Kamu udah bisa gerak kalau kamu udah siap, cantik.” kata Saka tersenyum, melihat suaminya dengan tubuh yang membusur di atas sana. “Aku janji, ini ngga akan sakit, kamu udah basah banget, sayang, liciin.” lanjut Saka, memilin tonjolan dada Arka yang mengegang, mengelus dada hingga perutnya, lalu, memegang kedua benda sintal yang ada di bagian bawah pinggulnya, mengelusnya dan menepuknya penuh kasih sayang.

You sure?” tanya Arka.

A hundred — hmmpphhh — its good, sayang — nggg —” desah Saka ketika Arka sudah mulai menaik-turunkan pinggulnya. Saka menggerayangi tubuh pria yang ada di atasnya dengan tatapan nafsu atas tubuh sempurna milik suaminya hingga membuat tubuh Arka yang masih sensitif itu kembali terangsang.

Pria yang kini berada di bawah tubuh ramping Arka itu sudah ikut menggoyangkan pinggulnya, seakan membantu Arka memasukkan kejantan besar itu lebih dalam lagi.

“Mas — aaaahng — there — mppphhh — yes, nggg deeper, daddy!” pintanya. Saka menahan pinggul Arka dan menghentakkan kepunyaannya sesuai dengan keinginan pria manis itu, hingga Arka dan Saka kini sudah terbang di atas awan bertemu dengan sang titik kenikmatan mereka.

Saka membanting perlahan tubuh suaminya tanpa melepas penyatuan mereka, kini Saka sudah berada di atas tubuh ramping Arka. Rintihan nikmat Arka mengalun merdu hingga Saka semakin bersemangat menumbuk prostat Arka. Moaning, serta mata sayu penuh nafsu, hingga kulit mereka yang berkeringat saling bertemu dan menciptakan bunyi-bunyi khas yang semakin membuat mereka menggila, racauan-racauan kotor yang keluar dari mulut mereka memenuhi ruangan itu.

Arka mengelus surai suaminya lembut dengan desahan nikmatnya saat Saka menginvasi puncak dadanya yang membengkak, memilin, menghisap, menjilat dan memainkannya dengan lihai, membuat pria ramping berkulit putih itu semakin berantakan. Satu tangan Saka lainnya sudah memijat kejantanan Arka yang kian penuh dan mulai berkedut lagi, ditambah dengan hentakan berkali-kali pada titik prostatnya yang diberikan Saka. Arka sudah tidak bisa menahannya, kedua kaki Arka kembali bergetar hebat, seakan jiwanya akan keluar dari tubuh rampingnya karena apa yang dilakukan suaminya malam ini.

“I wanna — aaaah — nghhhh —” desahannya semakin kacau, belum selesai dia berkata, putihnya sudah mencapai puncak dan mengenai perut miliknya dan sedikit mengenai perut Saka. “Ma — nghhh — af.” katanya masih sulit berkata karena Saka masih menyerang lubangnya.

“Ngga apa-apa, can—nghh—tik.” bisik Saka semakin menusukkan kejantanannya lebih dalam lagi dan semakin cepat, Arka merasakan kejantanan di dalam sana sudah terasa berkedut, semakin besar dan mulai memenuhi prostatnya. Saka semakin brutal dengan menumbuknya semakin tak sabar, dan membuat kejantanan Arka terasa ngilu.

“Kamu — ahhhh — shit — nggghh —” kata Saka ketika mendekati pelepasannya.

Saka ingin mengeluarkan kejantanannya saat kedua kaki lemah Arka menahan pinggulnya, “Nggghhh — keluar di dalem aja, mas, fill me with yours.” kata pria manis itu, menyentuh perutnya, karena ada sesuatu di dalam sana, sesuatu yang ia kenal, sesuatu yang membuatnya mabuk kepayang.

Saka kembali menggempur prianya, dan tak lama erangan panjang keluar dari mulut Saka menandakan putihnya sudah keluar, mengisi penuh lubang Arka. Arka menarik tubuh besar suaminya ke dalam pelukannya, mengecup ujung kepala Saka dengan penuh kasih sayang. Saka masih dengan sisa tenaganya mengecupi nipples Arka yang membengkak dan masih menegang dengan warna kemerahan yang disebabkan oleh perbuatannya. Penyatuan mereka belum terlepas sesentipun, Arka masih menahannya.

“Sakit ya, cantik?” tanya Saka mendongakkan kepalanya yang masih dielus lembut, suaminya itu menggelengkan kepalanya dengan tenang.

“Ngga kok, I love it.” kata Arka, mengecup kening Saka yang masih lembab karena keringat setelah mereka berolahraga malam ini.

I love you, sayangku.” kata Saka, terbangun dari posisinya dan melumat bibir Arka.

I love you too, husband.” jawab Arka, kembali menyatukan kedua ranum mereka. Kembali saling memagut, dengan bunyi kecapan yang kembali mengisi kamar hotel itu, dengan mereka yang berciuman sembari memeluk erat satu sama lain, seakan tak ingin melepaskan tubuh masing-masing dari dekapan.

Malam panjang yang mereka lalui kali ini adalah malam pertama yang sebenarnya, malam pertama yang selalu sahabat Arka katakan, sangat intim walaupun lelah, senang, hangat, bahagia, berkeringat, tubuh saling mendekap, mata saling terpejam, seakan dunia selalu tentang mereka dan hanya ada mereka berdua.


Good morning!” sapa Arka, pagi ini pria manis itu sudah menggunakan satin robe yang mencetak tubuh indahnya, sembari memegang secangkir susu hangat di depan jendela kamar mereka yang menghadap ke lautan berwarna biru itu, menatap lurus lukisan ciptaan Tuhan sebelum suaminya terbangun.

Morning, cantik.” jawab Saka dengan suara seraknya, suara khas pria bangun tidur.

Saka menatap tubuhnya yang sudah bersih dengan celana dalam bersih tanpa menggunakan kain lain yang menutup tubuhnya. Ia terbangun, beranjak menghampiri suaminya, memeluk pinggang ramping Arka dan mengecupi puncak kepala hingga bahu Arka bergantian.

Arka membalikkan badannya dan memberikan cangkir yang ia pegang kepada suaminya. “Morning drink.” kata Arka tersenyum.

Thank you for everything, sexy” kata Saka tersenyum jahil, meminum susu yang diberikan Arka dan meletakkan cangkirnya ke meja kecil yang berada di dekatnya.

You're very welcome.” jawab Arka sembari tersenyum dan mengelus tubuh Saka yang kini sudah berada di hadapannya dengan circle motion, kode Arka bila ia menginginkan sesuatu pagi ini.

Saka menarik tubuh ramping itu semakin mendekat dan menyatukan bibir mereka untuk saling melumat, menghantarkan nafsu tadi malam yang masih belum berkurang pagi ini. Kedua tangan Arka sudah melingkari leher Saka, dan tangan bebas Saka yang perlahan namun pasti sudah melucuti habis satin robe Arka yang tidak melapisi apapun di dalam sana. Suaminya sudah kembali naked.

I'm so addicted to you.” bisik Saka sembari menjilat daun telinga Arka, tangannya mengelus punggung bawah sang suami.

So do I.” jawab Arka berbisik tepat di telinga Saka, pria cantik itu membuka satu-satunya kain yang menutupi tubuh pria tinggi yang berada di pelukannya.

CEO Adibumi Corporate itu menepuk pelan kedua bongkahan suaminya, lalu merematnya, dan menelusupkan satu jarinya ke dalam lubang yang semalam habis ia gempur tanpa ampun, “Oh my baby, you're so ready.” kata Saka saat merasakan lubang kekasihnya itu sudah basah.

I'm so ready right now, daddy.” jawab Arka dengan suaranya yang dibuat mendesah, menurunkan tubuhnya dan menyamakan tingginya dengan benda panjang yang ingin ia hisap sedari tadi saat suaminya masih terlelap, benda itu sudah terbangun walaupun masih belum sempurna.

“Yang — mppphhh — kenapa kamu — aahhh— yes faster —” desah Saka, sembari memegang kepala Arka, menggoyangkan pinggulnya maju-mundur semakin dalam ke mulut suaminya. Arka pun ikut mendesah karena desakan yang ada di mulutnya.

Oh shit! Enough — nghhhh — cantik —” kata Saka, mengeluarkan kejantanannya dan membawa Arka ke hadapannya, lalu melumat bibirnya.

“Kok jadi bandel sih?” tanya Saka, mengusap bibir Arka lembut.

This bad boy is just like this for you.” bisik Arka dengan suara nakalnya, mengambil satu tangan suaminya dan menuntun ke arah kejantanannya. Saka tahu apa yang harus ia lakukan, ia memijatnya pelan, Arka melempar kepalanya ke belakang saat jari-jemari Saka menjamah miliknya.

We’ll do it here, moan loudly, sayang, supaya orang tau kalau kamu cuma punya Nisaka Mingyu.” kata Saka berbisik, Arka menjawabnya dengan anggukan dan desahan legitnya yang mengisi ruangan itu.

“Berbalik liat depan dong, cantik.” Saka masih berbisik dengan suara baritone-nya dan mengecup bibir Arka, pria tampan itu membalikkan tubuh suaminya yang kini sudah memandangi laut, terhimpit kaca jendela saat ia mendesah nikmat ketika Saka kembali melakukan rimming-nya pagi ini, untuk semakin membasahi lubang Arka.

Saka membungkukkan tubuh suaminya, membentuk doggy style, dan mulai menelusupkan Mr. Big Guy ke lubang kosong yang pagi ini semakin basah karena ulahnya. Saka menekan tubuh Arka, hingga kedua tangan suaminya itu menyentuh kaca, seolah kaca di hadapannya dapat membantunya menahan gempuran dari belakang sana.

“Anggghhhh—” desah Arka saat Saka menggempur lubangnya dan menyentuh kembali titik prostatnya berkali-kali, semakin dalam — semakin nikmat rasa yang diterima Arka, begitupun Saka.

Kaki Arka sudah bergetar hebat saat menuju pelepasannya, Saka mengambil satu kaki suaminya, menahan di lipatan sikunya agar lubang yang sedang ia masuki semakin memeberi akses lebih. Saka semakin sibuk menumbuk dan memberikan tanda ungu kemerahan pada tubuh bagian belakang suaminya.

“Mas — Ngghhhhh —” kata Arka saat kakinya sudah lemas tak berdaya.

“Kenapa ngghhhhhh sayang?” tanya Saka.

Faster aaahh ahhhh— aku mau keluar — ngghhhh aahhhh yaaahhh ngghhhh, Sakaahhh — more.” desah Arka merasa keenakan.

“Keluarnya bareng — anghhh — sayang.” pinta Saka yang masih menggoyangkan pinggulnya.

“hu-umphhh— nghhh” desahan Arka semakin menggila karena tubuhnya senang dengan kegiatan ini, dan pelepasannya sudah diujung tanduk namun masih menunggu suaminya untuk keluar bersamaan.

Tak membutuhkan waktu yang lama, kini Arka dan Saka sudah sampai pada pelepasan mereka yang pertama pagi ini. Arka yang mengeluarkan cairan kental putihnya hingga terkena kaca, sedangkan Saka mengeluarkannya di dalam lubang Arka, kini cairan kental itu sudah mengalir turun ke paha dan kaki suami cantiknya.

Saka membalikkan tubuh Arka, dan menatapnya penuh puja. “Kamu sexy banget dan aku sayang sama kamu. Sangat!” katanya sembari mengecupi seluruh wajah Arka.

“Sayang kamu juga.” jawab Arka sembari tersenyum. “Sering-sering gini yuk, mas. I feel safe when you inside me.” jawab Arka, mengecup perpotongan leher Saka. “I love how you touch me gently, I love how you treat me softly.” lanjut Arka.

Need more?” tanya Saka.

“Istirahat dulu bole?” jawabnya sembari tertawa. “Sekarang kita mandi dulu yuk, mas.” ajak Arka. Saka tanpa berpikir panjang mengiyakan ajakan suaminya dan menggendong pria manis itu dengan gaya ala bridal ke kamar mandi.

“Mas, as a promise you'll give me everything, right?” kata Arka sembari memberikan elusan lembut pada surai belakang Saka saat pria tinggi itu menggendongnya ke kamar mandi.

“Ya? Mau apa, cantik?” tanya Saka sembari meletakkan tubuh Arka tanpa busana di sebelah westafel kamar mandi yang terbuat dari marmer itu.

“Jadi dosen, boleh ya?” tanya Arka.

“Segitu maunya jadi dosen ya? Sampai kamu rela pake lingerie dari temen-temen kamu?” kata Saka yang sedang sibuk mengisi bathtub dengan air hangat.

No. Aku memang mau kok, want to satisfy you with my body, dan yang aku bilang tadi, aku mau kok ngelakuin itu berulang kali asal sama kamu.” kata Arka manja yang mulai menggoda paha kekar Saka, mengelus paha tan itu dengan jari kakinya saat prianya sedang mengambil water bomb yang terdapat di lemari sebelah Arka.

Saka segera menghentikan kegiatannya, dan mengukung tubuh suami cantiknya itu, “Boleh jadi dosen, tapi kamu ngga boleh capek, ngga boleh sakit.” jawab Saka, Arka tersenyum dan menangkup kedua pipi pria yang berada di hadapannya, memberinya kecupan terima kasih pada pria tampan itu.

“Dan kamu harus sering-sering pake lingerie kaya semalem. I'll be very happy. Kamu selalu sexy, but with those things, I can’t refuse you, forever.” kata Saka lagi, Arka langsung melingkarkan tangannya pada leher si dia dan mengecup mole di pipinya.

Everything for you, hubby. Anything else?” tanya Arka tersenyum, seakan sudah siap diberi segudang lingerie oleh suaminya.

“Pulang sebelum aku sampe rumah, aku mau disambut sama kamu yang pakai kemeja kegedean punya aku di badan gemes kamu.” kata Saka, meremat pinggang suaminya itu.

“Kok kamu jadi kinky?” tanya Arka, menjewer pelan telinga suaminya.

“Bukan kink, sayang, tapi, aku pengen disambut sama suami gemes aku setelah capek kerja.” kata Saka, merapihkan surai Arka yang menutupi keningnya. Mengecup pucuk kepala pria yang ada dikukungannya.

All noted, hubby. Thank you and love you soooooo much.” kata Arka, dan mereka saling mengikis jarak masing-masing, saling melumat dan mengaitkan lidah mereka di sana.

Malam pertama mereka sudah selesai? Kata siapa— Bermain lagi di bathtub? Why not!

“Love recognizes no barriers. It jumps hurdles, leaps fences, penetrates walls to arrive at its destination full of hope.” —Maya Angelou