🌸 REUNITED 🌸
[Narasi 14]
“Happy New Year, My Whole World.” – Kim Mingyu, 00:01 am, 2021.
“Happy New Year, I Love You.” – Jeon Wonwoo, 00:01 am, 2021.
Sesuai dengan janjinya, jam 7 walaupun sedikit terlambat, Mingyu sudah berada di kamar hotelnya yang disambut oleh Wonwoo dengan sweater berwarna putih gading kebesaran yang panjangnya setengah lututnya dengan celana skinny jeans hitamnya, kacamata, rambut yang tertata rapih dan wangi. Mingyu langsung memeluk pria itu, sambil berbisik “Kok udah cantik?”
Wonwoo melepas pelukannya, mencium pipi pria di hadapannya, “Kan tadi kamu yang minta.” Jawabnya sambil tersenyum.
“Ga jadi keluar deh, kita di kamar aja sampe besok.” Kata Mingyu sambil memeluk Wonwoo lagi. “Aku mandi dulu tapi baru peluk-peluk kamu. Aku asem.” Lanjutnya sambil mengendus badannya dan meninggalkan kekasih manisnya itu menuju kamar mandi.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk Mingyu menyelesaikan mandinya, cukup 30 menit. Mingyu keluar menggunakan handuk yang digulung untuk menutupi area bawahnya. Berjalan ke arah lemari pakaian yang disediakan hotel berbintang 5 ini, mengambil tas adidas panjang yang isinya adalah bajunya dan Wonwoo. Kali ini mereka memilih menggunakan satu tas, karena kebetulan mereka hanya menginap hingga besok, dan harus kembali lagi ke Jakarta.
Wonwoo yang melihat kekasihnya hanya berbalutkan handuk langsung turun dari tempat tidur, mengikutinya dari belakang. Lalu, memeluk perut yang masih belum dilapisi kain, menyatukan badannya yang masih dilapisi sweater yang dia pakai sedaritadi. “Kita di sini aja ya. Ga usah kemana-mana.” Ucapnya kepada punggung pria yang sangat dia sayangi.
Pria berkulit tan itu membalikkan badannya, dan menemukan pacarnya yang hanya menggunakan sweater, tanpa celana jeans yang tadi menutupi kaki jenjang putihnya.
“Yakin? Tahun baru lho ini. Akukan tadi cuma becanda.” Kata Mingyu tidak yakin.
“Gak apa, bahkan tahun lalu aku di Bali sendirian. Aku mau di sini, sama kamu. At least, aku ga sendiri.” Jawabnya yakin sambil tersenyum manis menatap wajah kekasihnya itu.
“Kalau gitu, aku perlu pake baju ga nih?” Tanya Mingyu jail dengan suara yang dibuat sedikit mendesah sambil berbisik di telinga Wonwoo, dan meremas sebelah bokongnya. Pria di hadapannya tentu terkejut, mukanya bersemu merah muda, bulu kuduknya meremang sambil menggigit bibir bawahnya. Salting.
“Terserah kamu, toh akhirnya ga kepake juga.” Jawab Wonwoo, menantangnya, sambil melingkarkan jari telunjuknya acak di dada pria yang masih tanpa pakaian sehelaipun itu. Wonwoo mulai berjalan meninggalkan Mingyu yang masih berdiam diri di depan lemari baju hotel. Sedangkan, Wonwoo sudah naik ke tempat tidur ukuran double size itu.
Kini Mingyu sudah menggunakan sleeveless shirt hitam dan boxer setengah paha, kemudian menyusul ke arah tempat tidur. Dia menemukan pacarnya sedang membaca dengan kacamata bundar, sweater putih gading V neck, yang memamerkan sebelah bahu putih mulusnya serta collarbone yang tampak menonjol di sana, kakinya lurus disilangkan untuk menopang satu sama lain sesekali menekukkan lututnya di atas kaki yang lain, dan kegiatan itu tentu saja menunjukkan paha putih dalam milik pacarnya itu.
Mingyu menyusulnya, naik ke atas double size itu dari depan, meraba kaki jenjang pacarnya yang tanpa ditutupi sehelai kainpun, Wonwoo sedikit kaget karena dia sedang serius membaca buku baru yang beberapa hari lalu untuk bekal ke Bandung. “Geli!” Ucapnya ketika sang kekasih masih menyentuh pahanya.
“Need your attention.” Balas Mingyu, sambil menciumi bahu kekasihnya yang tidak tertutupi sweaternya. Wonwoo langsung menutup buku yang daritadi dia baca dan melepas kacamata dan menyimpannya di nakas sebelah kirinya. Menoleh ke arah Mingyu yang masih mengecup bahunya, sesekali menggesekkan hidung bangirnya di sana.
Wonwoo mengangkat kepala Mingyu dengan lembut, bersila di depannya dan menangkup kedua pipi lelakinya itu. Dikecup keningnya, pipi-pipinya, ujung hidungnya, dan bibir kenyal milik Mingyu. Sebentar.
“Sini..” ajak Mingyu menepuk pahanya, meminta Wonwoo untuk duduk dipangkuannya. “Kamu tau ngga, kamu diem aja aku bisa horny, Yang?” Tanya Mingyu ketika Wonwoo sudah berada dijarak terdekatnya, dapat dihitung dalam ukuran sentimeter. Mingyu melingkarkan tangannya di pinggang Wonwoo. Wonwoo hanya tersenyum mendengar pertanyan pacarnya dan ngalungkan kedua tangannya di leher Mingyu, mendorong kepala pria itu pelan ke dalam dekapannya. Mingyu hanyut di dalam dada prianya itu, mendusel di sana.
You can take me To a place where we can be All alone, I let you hold me 'Cause you know me.
Mingyu mulai mengecup bagian belahan dada Wonwoo yang tidak tertutup, secara perlahan. Pria ramping yang kini sudah duduk di atas paha Mingyu dengan lutut yang tertempel di kasur itu mengelus surai rambut pria yang ada dibawahnya itu. Kedua tangan Mingyu sudah meremas kedua bongkahan menonjol di belakang sana yang masih terlapisi celana dalam berbahan katun. Wonwoo menahan desahannya dengan menggigit bibir bawahnya.
Mingyu menghentikan kegiatan menciumi dada pria di atasnya, satu tangannya naik ke tengkuk Wonwoo dan menarik leher pria di depannya itu untuk mendekat, melumat belah bibir Wonwoo secara perlahan menyesuaikan dengan tempo remasan dari tangannya yang masih berada dibongkahan bokong Wonwoo. Wonwoo membalas ciuman itu, sesekali desahan terlepas dari mulutnya.
Ciuman itu terlepas karena keduanya sudah kehabisan nafas, kemudian bibir Mingyu mulai menjelajahi leher jenjang milik Wonwoo, tanpa Wonwoo sadari, secara refleks dia mendongakkan kepalanya memberi ruang lebih luas untuk bibir Mingyu berjelajah di sana. Bunyi kecupan menggema di ruangan itu, disambut dengan desahan pelan dari mulut Wonwoo, karena tangan Mingyu yang tidak berada dibokongnya sudah ada di balik sweaternya, memilin tonjolan di dadanya yang sudah mulai mengeras karena kini Wonwoo sudah terangsang oleh sentuhan demi sentuhan yang diberikan pria yang lebih tua darinya itu.
Lay your head on my pillow, say, “Ooh-ooh” Touch is makin' me feel a way, ooh-ooh Whenever I get around you, I lose it Lose it
“Sayangh..” desah Wonwoo perlahan. Mencoba mengatur nafasnya yang tak karuan akibat sentuhan fatal dan bertubi dari Mingyu.
“Mmm?” Jawab Mingyu yang kini sedang menarik, menjilat dan menggigit perlahan sweater Wonwoo yang dibaliknya ada tonjolan dada berwarna pink merona, sedang tegang-tegangnya dengan bibirnya, karena kedua tangannya sibuk. Sentuhan Mingyu sudah membuat pria yang biasanya menggunakan kacamata bundar itu menggila. Desahannya mulai terdengar putus asa. Mingyu semakin menikmatinya.
“Oh My God, Sayangh..” ucap Wonwoo ketika jari tengah Mingyu mulai memutari lubang luar duburnya. Bibir Mingyu masih bermain diputingnya, sesekali tersenyum karena erangan Wonwoo. Lubang itu sudah mulai berkedut sebenarnya, namun masih dia tahan. He likes foreplay like this, when Mingyu touch all over his body dan Mingyu tau itu. Wonwoo really like this moment.
'Cause I feel so comfortable with you You make me comfortable with you I feel so comfortable with you You make me comfortable with you
“Wanna kiss, Babe?” Tanya Mingyu ketika tubuh Wonwoo mulai meliuk dan mendesah perlahan karena jari tengah Mingyu kini sudah masuk ke dalam lubangnya, disusul oleh jari telunjuknya. Bunyi basah dengan sentuhan kulit sudah mulai terdengar dari bawah belakang sana. Wonwoo langsung mengambil pipi kekasihnya dan menciumi bibir itu dengan tempo berantakan, beberapa kali diselingi oleh desahan.
“Mingyu, can i have it? Right nowhh..” tanya Wonwoo sembari memegang kepunyaan Mingyu di bawah sana, tidak terlapisi kecuali boxer yang dia gunakan, jantungnya mulai berpacu dengan cepat, darahnya berdesir aneh. Badan Wonwoo sudah menegang, Mingyu menggeleng pelan dan terus menghantam sweet spot Wonwoo dengan ketiga jarinya, iya, kini jari manis pria bermarga Kim itu sudah masuk ke dalam sana.
“Aahhh.. sayangh, akuuhh mau keluar yaaa..” izin Wonwoo sambil mendesah resah. Tangan Mingyu yang sedari tadi memilin tonjolan di dada sang submissive pun pindah ke tonjolan yang ada di bawah tanpa membukanya, hanya mengelusnya pelan, sesekali menekannya. “Keluarin aja, sayang.” Jawab Mingyu.
Pria yang berada dipangkuannya hanya mendesah semakin menjadi, menggenggam lengan Mingyu samakin kuat, kakinya mulai bergetar, kini celana katun yang melapisi kejantanan itupun sudah basah. Putih sperma pun menghiasi celana dalamnya. Wonwoo menyandarkan kepalanya di dada sang dominant.
“Capek?” Tanya Mingyu, melepas jarinya dari lubang yang sedari tadi dia gempur. Dijawab dengan gelengan. Mingyu pun menyunggingkan bibirnya, mendongakkan wajah kekasihnya untuk dia puja betapa cantiknya manusia ini, lalu melumat bibir merah pria yang baru saja mencapai pelepasan pertamanya. Sedikit bengkak di bibir bawahnya, tidak sengaja beberapa kali digigit oleh Mingyu karena gemas.
Wonwoo melepaskan tangannya yang ada di tengkuk leher Mingyu dan mulai melucuti baju kekasihnya dan bajunya sendiri. Tidak lupa dia melepaskan celana dalamnya yang sudah basah di hadapan Mingyu yang hanya memandangnya penuh pesona dan birahi. Boxer Mingyu sudah basah oleh cairan precumnya, namun masih dia tahan karena dia ingin melihat Wonwoo terpuaskan hingga merasa tak dapat menyentuh bumi hari ini.
Wonwoo kembali keposisinya, duduk di atas Mingyu, kemaluannya mulai menyentuh perut Mingyu. Mingyu mulai mengerang, selain karena tersentuh kemaluan Wonwoo, tapi juga karen jilatan pada dada kiri yang Wonwoo berikan. Tangan kiri untuk memilin, mencubit dan menarik tonjolan dibagian kanan dengan sensual. Tangan kanan Wonwoo yang menganggur masuk menggerayangi tonjolan di bawah sana. Memainkan buah zakar dan batang itu perlahan. Desahan dan racauan keluar dari mulut Mingyu.
“Ooh.. Jeon Wonwo.. hmmph~” racaunya.
“Aku mau makan yang ini deh, Yang..” izin Wonwoo sambil memegang kemaluan kekasihnya dengan sensual. Mingyu membelalakkan matanya, tidak percaya, blowjob adalah hal yang kurang disukai Wonwoo, apalagi melihat ukuran milik Mingyu dibandingkan dengan mulutnya yang imut. “Kamu yakin?” Tanya Mingyu. “Iyaahh, cepet kasih. Aku mau itu di sini, lalu di sini.” Katanya menunjuk mulutnya dan juga duburnya dengan mata yang mulai sayu. Wonwoo lebih dari horny malam ini.
Pria dengan tinggi 187 cm itu berdiri, melucuti satu-satunya kain yang ia gunakan. Kemudian naik ke atas tempat tidur lagi dengan berlutut, tanpa aba-aba, Wonwoo mulai menunggingkan badannya dan melahap kemaluan pria di hadapannya itu sambil memainkan 2 buah yang menggantung di sana.
“Oh yeah! Your mouth is hot, babe.” Sambil menggapai bokong Wonwoo untuk diremasnya. Hisapan Wonwoo mulai ditekan dan semakin ke dalam. “Wait, mpphhh. I want to come.. hh.. nghhh... Wonh... lepashhh... hhhh... Sayanghhh..” desah Mingyu, hingga putih Mingyu keluar di dalam mulut Wonwoo yang hangat. Mingyu sebenarnya tidak ingin mengeluarkan putihnya di dalam mulut Wonwoo, tapi terpaksa ketika dia meminta untuk lepas, Wonwoo malah semakin menekan dan memancing hingga keluar di mulutnya.
“Kan keluar di dalem, buang sini.” Pinta Mingyu sambil menadahkan kedua tangannya, agar spermanya dibuang di situ. Namun tidak dihiraukan Wonwoo dan menelannya. “Oh My God! Why are you so dirty tonight, it's turn me on!” Ucap Wonwoo menjatuhkan badan Wonwoo hingga terlentang.
“Use me, Daddy. All yours.” Goda Wonwoo. Kemaluannya sudah menegang kembali sedari Mingyu mendesah. “I will sayang.. I will..” jawab Mingyu, turun dari kasur menarik Wonwoo hingga pantatnya mendekati bibir kasur, dilebarkannya kaki Wonwoo hingga dia melihat lubang pink pria di depannya mulai berkedut, cairan precumnya pun mulai keluar dari kejantanan pria manis ini.
Dijilatinya dubur pria cantik yang sedari tadi menggodanya, memasukkan dan mengeluarkan lidahnya dari lubang itu, sesekali menghisapnya, hingga sang pemilik mendesah keenakan. Pria yang sedang mendesah itupun meraih tonjolan merah muda di dadanya, badannya mulai mendongak secantik busur panah, pemandangan terindah hari ini untuk Mingyu. Mingyu mulai memijat penis kekasihnya, hingga sampai pada puncaknya lagi.
Kini dubur sang kekasih sudah basah, Mingyu mengocok sedikit kemaluannya dan memainkan kepalanya ke lubang Wonwoo yang sudah sangat berkedut ingin segera diisi. “Yang, please. Give me that.” Rengek Wonwoo dibalas senyuman Mingyu. “Aku pake kondom dulu.” Tangan Wonwoo menahan tangan Mingyu dan menggeleng ribut.
Wanna get Wanna go deep Intimate Let you in me Inside You deserve it On my mind
“Don't use it. Fill me with yours, Kak..”
“Okay. Sekarang, minta lagi, sayang..” pinta Mingyu yang kini sudah menempelkan kepala penisnya di lubang itu.
“Kakkkhhhngh.... please banget, aku ga kuath.. udah gatel banget..” mohon Wonwoo.
jleb sekali dorongan dan benda lunak yang menegang itu langsung memasuki lubang milik pria ramping. “Please, rocking nowhhhh.. I'm ready, Kak.” Mohon Wonwoo. Mingyu langsung memegang pinggang pria yang ada di bawahnya, dengan tempo perlahan hingga tempo acak, menyentuh sweet spot Wonwoo berkali-kali, kaki Wonwoo bergetar lagi, dia mulai memijat kemaluannya. “Iyaaa kak, ahhhh. Disituhh, pliishhh di situhh ajaahhh... nghhh.. ahh.. aku ga kuathhh..mphhhh.” serunya. Pelepasan ketiga pun dirasakan Wonwoo. Mingyu masih menumbuk di bawah sana, Wonwoo mulai menjepit kepunyaan Mingyu dengan lubangnya. “OH JEON WONWOO.. ini kenceng banget. Nghhhhh..” ditariknya tubuh Wonwoo, dilumat bibir pria itu, bunyi kulit bersentuhan semakin menggema di kamar itu. Beberapa kali tumbukan intens berikutnya, Mingyu mendapati pencapaiannya. Dikecupi semua muka sang kekasih tanpa mencabut kepunyaannya di bawah sana. “Love you.” Ujarnya. “Love you more, kak.” Jawab Wonwoo dengan mata sayu dan senyuman manisnya, melingkarkan tangannya ditengkuk Mingyu.
Kini tepat jam 12 malam. Pergantian tahun sudah dimulai. Kembang api ada di luar jendela kamar mereka. Merekah indah disela jendela kamar hotel yang mereka tempati.
Mereka saling menatap dan memberi senyuman termanis mereka untuk satu sama lain walaupun lelah, berkata, “Happy New Year, My Whole World.” Dan di balas oleh Wonwoo. “Happy New Year, Mine. I love you.” “I love you too.” Jawab Mingyu yang kemudian ditutup dengan lumatan pada belah bibir mereka malam itu.
'Cause I feel so comfortable with you You make me comfortable with you I feel so comfortable with you You make me comfortable with you.
🎵 H.E.R – Comfortable.