Sensual Serenade: A Steamy Night Story
❤︎ Ex-WB – Narasi 3 ❤︎ Mingyu/Wonwoo ❤︎ 4.5k+ words
trigger warning ⚠️: Adult Content/NSFW | Kissing | Anal Sex | Oral Sex | Ex-lovers Sex | Bedroom Sex (W/o protection) | Foreplay | Too many details | Anal Fingering | Explicit Sexual Content | Sex Talk | Blow Jobs | Deep Talk Sex | Cuddling & Snuggling | Naked Cuddling | Kissing | French Kiss | Foreplay | Light Petting | Nipple Play & Licking.
Wonwoo keluar dari pintu kamar mandi yang berada di kamar utama itu dengan hanya menggunakan sehelai kain satin robe berwarna putih beserta underwear briefs abu-abu yang dapat terlihat dari balik kain putih menerawang yang berada di tubuhnya, setelah pria bermanik rubah itu melakukan ritual sehari-harinya sebelum tidur. Pria manis berkacamata itu sudah duduk bersandar pada headboard tempat tidurnya, mengintip pesan yang masuk dan langsung meletakkan handphone nya di atas nakas setelah membaca pesan terakhir dari Kak Han — sahabat sekaligus seniornya di kampus dulu. Lalu, ia mengambil majalah yang berada di dekatnya, membawa jemari lentiknya untuk membolak balikkan lembar majalah yang berada di tangannya, dan menghentikan kegiatannya, kemudian, meletakkan majalah itu di sebelah ponsel nya.
“Is that for real?” tanya Wonwoo bicara pada dirinya sendiri. “Am I often stressed and cranky just because I haven't had sex in a while?” gumamnya lagi.
“Kapan ya terakhir gue having sex?” tanya Wonwoo pada dirinya sendiri sambil memainkan pita pada robe yang melingkar di perutnya.
Wonwoo masih mengingat-ingat kapan terakhir kalinya ia dan Mingyu saling menyatukan tubuh mereka dengan bermandikan keringat penuh dengan gairah, sembari mereka mendesahkan nama masing-masing dengan sang mantan suami yang terus menerus menekan lubangnya, nikmat. Mungkin malam itu, malam ketika ia dan Mingyu melakukan sex terpanas mereka setelah beberapa tahun belakangan hubungan mereka mulai terasa datar. Seketika pipi Wonwoo merona merah saat ia kembali mengingat kejadian 2 tahun lalu di Paris.
Pria cantik itu perlahan memejamkan kedua matanya, membayangkan kembali malam di mana ia sudah berada di pangkuan Mingyu dengan nafas berat mantan suaminya itu berada di bahunya, mengecup tengkuk lehernya, dan kedua tangan gendut Mingyu memainkan bagian depan tubuhnya jail, sambil mengucapkan kalimat-kalimat usil yang membuat Wonwoo semakin terangsang di atas lahunan paha kekar itu. “Hmm~” desah Wonwoo sambil mulai membuka kedua kakinya lebar, kini ia seperti merasakan jemari gemuk Mingyu sedang mengelus kejantanan miliknya dari luar briefs yang malam ini ia gunakan.
“You’re so hot, sayang.” kata pria tampan yang berada di pikiran Wonwoo dengan suara baritone-nya yang memburu.
“Ahh~ G~” kalimatnya menggantung sesaat Wonwoo kembali tersadar dari pikiran nakalnya. Pria manis itu membelalakkan matanya saat melihat robe satinnya sudah tersibak menampakkan kaki ramping putihnya yang terbuka lebar dan salah satu tangannya sedang mengelus lembut ‘miliknya’ dari luar celana dalamnya. Degupan jantung pria bermanik rubah itu mulai tak karuan, aliran darahnya berdesir dan benda tak bertulang di selatan-nya pun perlahan terbangun.
Tadi, Mingyu tampak jelas di dalam bayangannya.
Wonwoo membuka laci di samping tempat tidurnya, dan mengambil benda panjang berwarna merah yang terbuat dari rubber bulat-bulat dan tebal dengan ujungnya yang berbentuk mawar. Pria manis itu dengan sigap menanggalkan underwear nya dan membaluri benda itu dengan lubricant. Mungkin, benda itu bisa memenuhi lubangnya, seperti ketika jemari mantan suaminya mengisi lubangnya sebelum mereka memulai permainan utama, pikir Wonwoo.
“Nghhhh~” desahnya saat benda itu ia masukkan secara perlahan ke dalam lubangnya.
***
Lantunan lagu classic yang sebelumnya sudah Wonwoo hidupkan untuk menemaninya tidur, malam ini menjadi backsound yang mampu meredam suara desahannya, pria manis itu masih berada di posisi bersandar pada headboard, kedua kakinya sudah terbuka lebar, pinggulnya mulai naik sedikit dengan satu tangannya masih memainkan rubber butt plug pada lubangnya, menggerakkan gestur keluar masuk di bawah sana, membayangkan bahwa benda itu adalah jari-jari gendut mantan suaminya.
He never hooked up with anyone else besides her ex-husband, even after they got divorced. He hasn't done it with anyone else all this time.
“Nghhh~” desah Wonwoo sembari menggigit bibir bawahnya saat ia menekan semua butt plug rubber agar sempurna masuk ke dalam analnya.
Dan desahannya semakin memenuhi ruangan kamar ketika satu tangannya mulai memijat kejantanannya serta tangan lainnya memilin salah satu pucuk dadanya.
***
Mingyu yang sedari tadi tidak dapat menghubungi anaknya, nekat langsung mendatangi rumah kediaman mantan suaminya itu, dan disinilah dirinya sekarang, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, dan pria tampan berbadan tegap besar tersebut kini berada di pekarangan rumah kediaman Wonwoo, satpam rumah mantan suaminya itu pun masih membukakan automatic gate untuknya, sama seperti hari-hari biasa, tanpa bertanya apapun seolah Mingyu masih tinggal di sana.
Pria 38 tahun itu memarkirkan mobilnya seperti biasa dan mencoba memanggil orang yang berada di dalam rumah, namun, tak ada satupun yang datang membukakan pintu untuknya, sehingga ia menekan 6 digit access kunci otomatis yang terdapat di pintu samping menuju dapur rumah dan ternyata terbuka, passwordnya masih sama seperti saat ia tinggal di sana.
Tanggal pernikahannya dengan Wonwoo.
“Kak?” panggil sang Ayah sedikit berbisik, karena penerangan rumah sudah mulai redup, seperti semua penghuninya sudah tertidur lelap. Sementara, anak remaja yang saat itu sedang dihukum untuk belajar oleh sang Papa tidak mendengar panggilan Mingyu karena sudah menggunakan airpod max bervolume kencang di telinganya.
“Nu?” masih tak ada jawaban.
Rumah itu masih hening.
Lalu, Mingyu berjalan menyusuri isi rumah menuju ke arah tangga naik untuk langsung ke kamar anaknya sembari membawa tas laptop Chan seperti yang ia janjikan tadi siang, namun, langkahnya terhenti di anak tangga pertama saat ia melihat pintu kamar utama yang dihuni mantan suaminya itu terdengar sayup-sayup musik classic dengan daun pintu yang tidak tertutup rapat. Pria tampan berkulit tan itu mengurungkan niatnya ke lantai atas dan berjalan ke datangnya arah suara sayup itu. Awalnya Mingyu berniat menutup pintunya saja, karena membayangkan sang mantan suami sudah tertidur lelap, namun, gerakannya terhenti ketika ia mendengar suara rintihan Wonwoo dari dalam.
Pria bermanik elang itu masih dengan sedikit ragu mengintip ke dalam kamar untuk memastikan apa yang ia dengar barusan, tapi, matanya langsung terpaku ketika menemukan Wonwoo yang menggunakan silk robe putih tipis, sedang merintih nikmat sambil mengocok kejantanannya dengan salah satu tangan, sedangkan tangan yang lain bermain dengan salah satu nipples nya serta kedua kakinya terbuka lebar di atas tempat tidur beralaskan sprei kain sutra. Mingyu dapat melihat jelas ketika sang mantan suami sedang menikmati lubangnya yang terisi dengan butt plug berwarna merah di dalam sana. Pemandangan yang membuat Mingyu tidak mampu membuang pandangannya, matanya disuguhkan tubuh putih mulus sexy nan menggoda milik Wonwoo yang sedang bermain dengan dirinya sendiri. Kejadian langka yang tidak mungkin lagi ia temukan.
“Aahh~ Nghhh~ Gyuuuu~” desah pria cantik bertubuh putih mulus itu memanggil nama pria yang kini sedang menatapnya dari sisi pintu yang terbuka.
Pria yang namanya berada di sela rintihan Wonwoo pun terkejut saat mendengar mantan suaminya masih memanggil namanya merdu, hingga tas laptop Chan yang ia pegang terjatuh di depan pintu kamar utama itu.
Brug!
Wonwoo kaget mendengar suara dari depan pintu kamarnya, pria manis yang sudah mulai berkeringat dan hampir menemukan puncaknya itu bergegas berdiri, membiarkan butt plug miliknya masih tertanam di sana, dan perlahan berjalan dengan tertatih menghampiri pintu.
Sedangkan pria tampan bertubuh atletis yang masih menggunakan kemeja putih slim fit dengan dasi berantakan yang dari pagi ia gunakan itu malah masuk ke dalam kamar tersebut, bergegas mengunci pintu, dan membuang tas laptop anaknya sembarang, lalu ia bersandar pada daun pintu kamar Wonwoo, menunggu mantan suaminya itu datang menghampirinya sambil memanjakan mata dengan menikmati tubuh indah mantan suaminya yang terpampang jelas karena si dia belum sempat membenahi jubah atau kembali menggunakan celana dalamnya lagi ketika tahu Mingyu berada di sana.
“What are you doing here?” tanya Wonwoo dengan suara lemahnya saat ia sudah berada di hadapan Mingyu.
“Do you need a hand?” tanya Mingyu mengacuhkan pertanyaan Wonwoo dengan memberikan pertanyaan lain sambil tersenyum dan merapikan surai gelap mantan suaminya, lalu mengelus rahang pria cantik bermanik rubah yang sayu di hadapannya.
“Nghh~ I don’t think is a good idea,” kata Wonwoo disela desahannya ketika Mingyu dengan lembut mengelus leher jenjangnya. Tubuh Wonwoo terasa sangat sensitif saat ini, dan setiap sentuhan Mingyu bagaikan sengatan listrik baginya.
“Sometimes a bad idea can make you feels good, cantik~” jawab Mingyu dengan tangannya yang sudah melingkar di pinggang ramping mantan suaminya itu.
Tanpa meminta consent dari Wonwoo, Mingyu langsung memagut ranum oranye Wonwoo dengan penuh mesra dan kerinduan. Suara desahan Wonwoo teredam di dalam penyatuan mereka saat Mingyu mengaitkan lidahnya dengan sang mantan suaminya, hingga mereka bertukar saliva.
“Nghh~” desah Wonwoo sembari mendorong dada kekar Mingyu, namun, pria kekar itu semakin merapat. “Gyuu, STOP!” kata pria manis itu ketika tautan mereka mampu ia lepaskan.
Tanpa mengindahkan permintaan Wonwoo, Mingyu kembali menyatukan bibir mereka, namun kali ini Wonwoo menutup bibirnya rapat-rapat sehingga pria tampan yang lebih muda satu tahun itu tidak dapat menyatukan indera pengecap mereka seperti sebelumnya. Mingyu tidak mau menyerah, ia tahu bahwa Wonwoo menginginkannya sama seperti ia sangat merindukan mantan suaminya itu.
“Open your mouth, Nu, I know you're longing for me just as much as I'm longing for you too.” bisik Mingyu sambil menggigit bibir bawah Wonwoo dengan jail, dan menekan butt plug yang masih terdapat di dalam lubang mantan suaminya itu.
“Aaahhng~” desah Wonwoo manja saat Mingyu menekan benda panjang itu hingga ujung benda tersebut menyentuh sweet spot-nya di bawah sana.
Mingyu kembali mencium bibir tipis ranum itu, memagutnya mesra hingga Wonwoo tak mampu lagi berkilah dan membalas ciuman tersebut. Lidah mereka saling bersilat dan menyatu, hingga entah saliva milik siapa sudah menetes dari pinggir bibir pria cantik itu.
Tanpa melepaskan penyatuan bibir mereka, pria kekar berbadan atletis itu membawa kedua tangan Wonwoo untuk melingkar di lehernya, serta membawa kedua paha ramping mantan kekasihnya itu ke pinggangnya, menggendongnya hingga berada di atas tempat tidur yang berlapis sprei sutra abu-abu, dan meletakkan Wonwoo perlahan.
Pria manis itu tidur terlentang pasrah saat Mingyu sudah membuka kedua pahanya lebar-lebar, memamerkan kejantanan berwarna serupa dengan kulit tubuhnya, urat-urat yang sedikit terlihat karena sudah kembali menegang dengan testicles yang menggantung di bawah sana, dan butt plug motif mawar yang masih menutupi lubang manisnya.
Mingyu tanpa ragu membawa wajahnya di antara selangkangan Wonwoo yang ia angkat sedikit. “Hmmph~” desah pria manis itu sambil menatap dan memegang surai gelap mantan suaminya saat Mingyu mengecup kulit testicles mantan suaminya dengan sensual, kemudian turun untuk menggoda perineal raphe milik Wonwoo dengan jilatannya sebelum menggoda lubang yang masih tertutup itu. Wonwoo mendesau geli dan nikmat.
“You always like it when I do this—” kata Mingyu sedang bermain dengan lidahnya di pinggiran butt plug itu. Wonwoo meremas sprei yang dapat ia jangkau sambil meringis ngilu ketika Mingyu menarik mainan sex itu dengan mulutnya, membuang benda tersebut sembarang. “When what you need is this—” lanjut Mingyu dengan lincah memasukkan lidahnya ke dalam lubang Wonwoo dan menabrak rectum pria manis itu di bawah sana, membuat Wonwoo nikmat hingga sakit kepala.
“Aaaanghhh~ nghhh~” desahan yang menjadi alunan indah untuk Mingyu, membuatnya sangat ingin terus-menerus bermain di sana. “Gyuuhhh~ Mmmm~” Wonwoo semakin mendesau resah saat jemari jail Mingyu ikut masuk bersama dengan lidahnya ke dalam lubangnya.
Wonwoo menarik wajah tampan Mingyu untuk menyudahi kegiatan pria tersebut saat lubangnya sudah terasa basah akibat lubricant dari butt plug yang bercampur dengan saliva mantan suaminya itu, dan mengambil dasi yang masih melingkar di leher Mingyu untuk semakin mendekatkan wajah mereka berdua, “I hope nobody else knows how playful your tongue can be.” kata Wonwoo berbisik sambil mengatur nafasnya, dan kemudian kembali menyatukan bibir mereka hingga lidah mereka bertaut dan terdengar merdu desahan-desahan yang teredam di dalam sana.
Mereka masih bercumbu mesra saat pria manis berjari lentik itu perlahan menanggalkan satu persatu kancing kemeja putih yang Mingyu gunakan malam ini, hingga duda tampan itu melepaskan cumbuan mereka hanya untuk membuang kemejanya sembarang dan kembali menyatukan kedua bibir mereka.
Jemari lentik Wonwoo mulai mengabsen tubuh pria yang berada di atasnya. “Hhmmhhh~” desah berat Wonwoo semakin menggoda saat ia mulai memegang kejantanan Mingyu yang sedari tadi sudah menegang dan terasa sesak. Wonwoo membuka kancing celana bahan pria berkulit tan itu dan melucuti semua bawahan Mingyu dengan kedua kakinya lihai.
“It’s already hard when I heard you moaning my name earlier, cantik.” kata Mingyu saat menyudahi ciuman mereka dan membalik tubuh Wonwoo, mengangkat pinggul mantan suaminya itu hingga menungging di hadapannya.
“Aaaaaaaaahhngggg~” mata Wonwoo membelalak saat ia merasakan ada benda berukuran besar, panjang tak bertulang dengan tekstur urat-urat masuk ke dalam lubangnya yang sudah basah dan licin. “Aaaahhhh- aaahh- aahhh~” desahan erotis Wonwoo lainnya terdengar lantang saat Mingyu menggoyangkan pinggulnya dengan gerakan maju-mundur, menusuk rektum miliknya hingga bunyi kulit mereka saling bertabrakan menambah panasnya suasana kamar utama itu malam ini.
“Nu, tell me the honest truthh~ Aghh~” kata Mingyu sambil mengerang ketika ia menusukkan kejantanannya dalam, lalu, memeluk punggung tubuh ramping pria yang menukik indah di hadapannya. membuat bulu kuduk Wonwoo meremang. Kulit mereka yang mengkilap karena lembab oleh keringat itu kini sudah menjadi satu.
Mingyu mengecup tengkuk Wonwoo dengan sensual, sama halnya seperti yang pria cantik itu bayangkan beberapa saat yang lalu.
“Aahhhh~” desah Wonwoo saat merasakan Mingyu sudah memainkan kedua nipples nya dengan memilin, menyentil dan mencubit nakal dari belakang tubuhnya.
“So, all this time you've still been thinking about me, hmm?” tanya mantan suami Wonwoo itu sambil tersenyum lebar sembari menyisakan tanda merah keunguan miliknya di tubuh mulus dan putih itu.
“Emmmhhh~ don’t be silly!” ucap Wonwoo diantara desahannya merasakan seluruh tubuhnya sudah di invasi oleh mantan suaminya itu.
“Really? See how your body always reacts to every little thing I do, Nu— Aahh~” bisik Mingyu sembari mengerang saat rektum Wonwoo mulai menjepit kejantanannya.
Mingyu mengubah posisi mereka dengan perlahan dan lembut, ia semakin memperdalam penyatuan mereka sembari menarik pelan pinggul Wonwoo dengan hati-hati, Mingyu membawa tubuh Wonwoo untuk berdiri dengan lututnya, seperti yang sedari tadi ia lakukan. Wonwoo menuruti pergerakan Mingyu tanpa melawan dengan desahannya yang semakin tak tertahan saat merasakan milik Mingyu yang sudah semakin menekan titik manisnya, dan membiarkan tubuhnya bersandar pada dada bidang mantan suaminya itu.
“Gyuuhh— it’s too deephh!” protes Wonwoo sembari memegang lengan kekar Mingyu yang kini sudah melingkarkan satu tangannya di perut Wonwoo, dan tangan lainnya kembali memainkan nipplesnya secara bergantian.
“Let’s be real~” Mingyu menggoyangkan pinggulnya pelan, menggoda lubang Wonwoo yang sudah penuh dengan penisnya, membuat mantan suaminya semakin frustasi karena rectumnya yang tertekan dan terhimpit benda semakin keras nan besar itu. “Kamu ngga pernah— kaya ginihh— sama orang lain, because you still thinking of me, right?” kata Mingyu semakin menekan titik manis mantan suaminya di bawah sana.
“Aaaaahh~ dunia aku ngga aahhh— selalu berputar di kamungh~” desah Wonwoo menahan rasa nikmatnya mati-matian saat ia menjawab pertanyaan mantan suaminya yang angkuh itu sembari memegang lengan Mingyu, sedikit mencakarnya dengan kepala yang sudah bersandar pada bahu kokoh di belakangnya. “You and your ego— hhnggg~” Wonwoo melanjutkan kalimatnya dengan desahan erotisnya.
“Kenapa dengan aku dan ego ku? Hmm?” tanya Mingyu sambil mengecup leher jenjang pria yang ada di depannya meninggalkan jejak merah nya lagi di sana.
“Kamu sadar ngga kalau mmhhh~” Wonwoo semakin menyandarkan kepalanya di bahu Mingyu, dengan tangan kanannya sudah memeluk leher pria kekar di belakangnya itu, memberikan akses Mingyu untuk menyentuh tubuh bagian depannya. “Kamu merasa selalu benar dan nghhh” kalimat Wonwoo tergantung saat Mingyu mulai memainkan kejantanannya yang sudah menegang sempurna.
“Hmm?” tanya Mingyu masih menikmati tubuh Wonwoo yang sudah lama tak ia sentuh seperti saat ini.
“Kamu ngghh—aaahhh— pernah dengerin pendapat aku nghhh~” keluh Wonwoo ketika merasakan kenikmatan dari tangan Mingyu yang mulai memijat kejantanannya. “Ehmmm~ Kamu sibuk sama urusan kamu sendiri~” lanjutnya saat precum-nya sudah keluar di bawah sana.
“You don’t know how I feel back then, Nu.” jawab Mingyu yang masih menggerakkan pinggulnya, “I’m trying to give you and Chan the best thing in this world, haahhh—” erangnya, gerakan pinggul Mingyu yang bergerak maju dan mundur itu semakin cepat, sehingga pria manis yang kini sudah berada di rengkuhannya itu terkejut dan mendesah tak karuan.
“Semua buat kamu dan Chan.” Mingyu memijat kejantanan Wonwoo semakin cepat, membuat Wonwoo tak sanggup untuk menahan desahan rasa nikmatnya.
“Tapi aaahhku nggghhhh~” lenguh Wonwoo manja, suaranya tercekat karena gerakan Mingyu yang semakin cepat menginvasi kejantanan dan lubangnya. Pria manis itu sudah tak sanggup bicara, tubuhnya sudah tak terkendali.
“Haaaa— Angghh—” erangan Mingyu terdengar bersamaan dengan desahan manja Wonwoo yang melantun, menggema bersamaan dengan lagu classic yang terputar di kamar utama itu menemani pencapaian mereka yang pertama.
Rasa hangat memenuhi perut Wonwoo saat cairan putih Mingyu keluar di dalam bagian tubuhnya, sedangkan milik Wonwoo meluber ke atas sprei silk abu-abu miliknya dan di tangan mantan suaminya itu.
“Tapi apa aaghh—” kata Mingyu, Wonwoo menatap ke wajah pria itu, pria yang sedang menyelesaikan pelepasannya di dalam sana.
Kini wajah mereka sudah saling bertatap, Wonwoo menatap wajah pria yang berada di bahunya dengan tatapan sayu. “Sumpah, gue benci banget sama lo,” kata Wonwoo lemah di sela nafasnya yang terengah itu.
Nafas Mingyu masih memburu, ia hanya tersenyum menyeringai, “I know, tapi cuma aku yang bisa bikin kamu seberantakan ini, Nu.” jawabnya percaya diri sembari menatap wajah pria cantik bersurai gelap, lepek dan berantakan, dengan mata sayu yang sedang bersandar pada bahunya. Mingyu benar, karena untuk Wonwoo cuma ada seorang Kim Mingyu yang mampu mewarnai seluruh hari-harinya dan membuat ia tak karuan seperti saat ini.
Mingyu tanpa ragu kembali menyatukan ranum mereka. ‘Lain dibibir lain dihati’ begitu kata orang, persis dengan keadaan Wonwoo saat ini — berbeda dengan kalimatnya barusan, Wonwoo justru tidak menolak ciuman Mingyu, justru pria manis itu membalas cumbuan Mingyu hingga mereka sudah saling memagut mesra pada posisi yang masih sama, tubuh mereka yang masih menyatu. Wonwoo sudah tidak peduli lagi apa yang membuatnya marah kepada pria yang kini sedang mencium bibirnya sambil menyatukan lidah mereka itu, saat ini ia sedang menikmati saat satu tangan Mingyu melingkar pada perutnya dan tangan bebas lain mengelus lembut rahangnya.
Mingyu melepaskan tautan mereka di bawah sana, membiarkan cairan kental putih miliknya keluar perlahan dari lubang manis milik mantan suaminya itu. Wonwoo sudah terkapar lunglai di atas tempat tidurnya, membuat Mingyu dengan jelas dapat melihat tubuh indah-putih-halus-mengkilap karena keringat dan beberapa tanda merah keunguan yang ia buat tadi. Tubuh yang selalu ia rindukan.
Pria tampan bertubuh kekar tersebut membalik tubuh Wonwoo, agar ia bisa menatap wajah cantik sayunya, lalu, pria manis yang sedang mengatur nafasnya yang terengah itu pasrah saat melihat tubuh Mingyu sudah berada di atasnya, manik mereka sudah saling menatap.
Lantunan musik klasik masih terdengar samar saat Mingyu mengelus lembut surai gelap Wonwoo, merapikannya, Wonwoo pun membalas tatapan manik elang itu.
“Let me tell you something, Nu,” kata Mingyu memecah keheningan antara mereka berdua sembari mengelus lembut salah satu sisi kening dan alis mantan kekasihnya itu, Wonwoo memejamkan matanya, menikmati sentuhan pria yang selalu berada di hatinya.
“Hmmm, no matter how hard I try to find someone else, no one even comes close to you, Jeon Wonwoo.” Kata Mingyu, pria yang dipanggil nama lengkapnya itu membuka perlahan matanya. “And if you ask me now, do I lo—” kalimat Mingyu menggantung saat pria yang berada di bawahnya itu segera menarik wajahnya dan menyatukan kembali kedua bibir mereka. Wonwoo mencumbu bibir kenyal Mingyu dengan lumatan perlahan tanpa menuntut, hanya ciuman lembut penuh rindu.
Wonwoo melepaskan ciumannya, lalu, melingkarkan tangannya di leher pria yang masih berada di atasnya itu, semakin mendekatkan tubuh mereka.
“I used to feel lonely when I was with you because you were always busy with your work and your attention was only for Chan,” jujur Wonwoo dengan suara dan tatapannya yang lembut kepada pria tampan di hadapannya, mengeluarkan isi hatinya yang ia pendam beberapa tahun belakang ini, “Without you knowing how much I needed you to back then,” ungkapnya sembari menyisir rambut lepek Mingyu karena keringat dari kegiatan mereka tadi.
“Tapi, aku sadar sesuatu setelah kita pisah, Mingyu, I feel even lonelier now that you're no longer with me.” kata Wonwoo mengakui apa yang sedang ia rasakan. “Aku masih cemburu waktu aku denger kabar kamu hooking up with random people,” suaranya masih lembut dan tenang. Mata mereka masih saling menatap dalam.
Mingyu terdiam mendengar curahan hati mantan suaminya yang sudah berada di rengkuhan tubuh kekarnya. “Aku marah karena cuma aku di sini yang masih ngga bisa lupain kamu dan semua tentang kita,” kata Wonwoo memejamkan matanya, jantungnya berdegup kencang saat mengakui apa yang masih ia rasakan.
“While you've been living your life as if nothing ever happened to—”
Kalimat Wonwoo menggantung karena Mingyu memotong kalimat terakhir mantan suaminya dan menutup bibir ranum oranye indah itu dengan bibirnya, menyesapi bibir bawah pria ramping yang masih terkukung oleh tubuhnya itu. Mencumbunya mesra sambil mengelus surai gelapnya, tanpa ragu Wonwoo membalas ciuman itu dengan kehangatan. Ciuman demi ciuman lembut yang berubah menjadi cumbuan dalam penuh gairah, serta permainan lidah yang intens dengan saling bertukar saliva. Desahan lembut teredam di dalam penyatuan bibir mereka ketika tangan Mingyu mulai menjelajahi kembali tubuh Wonwoo dengan menyentuh setiap lekuk dan konturnya.
Sepasang mantan suami itu sudah berciuman dengan penuh nafsu saat Wonwoo perlahan membuka pahanya lebar ketika jemari gemuk Mingyu berada di sana dan mengelus bagian dalamnya lembut. Wonwoo mengangkat pinggulnya sedikit saat mantan kekasihnya itu mengelus bagian belakang bawah tubuhnya, meremas bongkahan itu sembari menepuknya pelan, “Ahh~” desah manja pria yang mengelus punggung kulit tan pria matang yang masih mengurungnya itu terlepas dari dalam ciuman penuh gairah mereka.
Mingyu melepas cumbuan penuh hasratnya dan perlahan menggoda tubuh bagian lain sang mantan suaminya itu dengan kecupan, mulai dari salah satu rahang pria yang lebih tua satu tahun itu, turun ke leher jenjang putihnya dan berhenti sejenak di sana, menghisap lembut leher indah itu hingga menyisakan tanda kepemilikannya. Wonwoo mendesah menggoda penuh gairah, menikmati setiap sentuhan bibir kenyal Mingyu pada tubuhnya. Tak hanya bibir, jemari gemuk Mingyu pun ikut menjelajahi tubuh Wonwoo, mengelus kedua lengan berotot kecil yang sudah lama tak pergi ke gym itu dan membawanya ke atas kepala Wonwoo, menahan kedua tangan pria manis itu dengan satu tangannya.
“Nghhhh~ ahhh~” erang Wonwoo genit saat Mingyu sudah memainkan kedua putingnya yang mengeras dengan jemari gemuk dan lidahnya. Wonwoo merasakan benda tak bertulang milik Mingyu sedang menjilati, kemudian menggigitnya gemas hingga menghisap tonjolan merah jambu kecoklatan itu, sedangkan sisi lainnya, jemari mantan suaminya sudah memilinnya, mencubit gemas tonjolan itu, hingga menggesekkannya dengan buku jarinya.
Tubuh Wonwoo melengkung indah bak busur saat menikmati sentuhan demi sentuhan Mingyu.
“Hnghh~” Wonwoo mendesau tak karuan sambil mengelus kepala Mingyu saat kejantanannya merasakan hangat rongga mulut milik pria tampan itu. “Ahhh~ yesss! Just like ooohh~ that nghhhh~” Wonwoo mendesah nikmat ketika lidah Mingyu bermain dengan penisnya dan memasukkan satu demi satu jari ke lubang manisnya.
“Mmm, I never knew if you were enjoying it.” kata Mingyu setelah menjilati cairan pre-cum Wonwoo yang menetes dari ujung kejantanannya. “If I had known, I'd gladly give you my mouth jobs for the rest of my life.” lanjut Mingyu ketika sedang membasahi lubang Wonwoo yang hampir mengering karena sisa spermanya tadi dengan cairan saliva nya.
“Look, I’m throbbing just from spoiling you like this.” kata Mingyu menunjukkan kejantanan yang sedang ia pijat sudah mengeras karena tubuh sexy serta suara erotis dari desahan Wonwoo.
“Nghhhhh~ ngga gituuuhhhh ahhh,” tubuh Wonwoo habis-habisan dimanjakan Mingyu malam ini. Pinggangnya bergetar saat lidah Mingyu bermain dengan gestur melingkar pada kerutan pantatnya, dan perlahan masuk mengabsen isinya.
Mingyu mengambil kesempatan yang ia punya selagi ia bisa, kapan lagi ia bisa seperti ini dengan pria yang masih ia cintai namun tak mungkin lagi ia miliki?
“Gyuuuhhh, stop!! Nghhhh~” pinta Wonwoo menjambak rambut pendek mantan kekasihnya, Mingyu menghentikan permainannya, dan menatap Wonwoo dari bawah sana. “Siniii~” Wonwoo merentangkan kedua tangannya dan meminta Mingyu untuk kembali memeluknya dan berada di atasnya, pria bertaring tampan itu menurut.
“Lemme do somethin’ for ya~” bisik Wonwoo tepat ditelinga Mingyu, lalu mengecupnya lembut.
Wonwoo menelentangkan tubuh Mingyu ke sampingnya dan bangun dari posisinya. Pria manis itu naik ke atas tubuh kekar Mingyu, “*I can't wait anymore, I need you to fill me with your cock!” kata Wonwoo berbisik tepat di depan wajah Mingyu yang sedang tersenyum menyeringai karena mantan suaminya yang sedang berada pada puncak hasrat seksualnya.
Tidak hanya Wonwoo, Mingyu sudah sangat terangsang dengan pemandangan yang berada di atasnya ini, ia pun ingin memenuhi lubang manis Wonwoo dengan kejantanan serta cairan spermanya.
“Haaa—ngh—” erang Mingyu pada saat Wonwoo yang sudah duduk tegak perlahan memasukkan kejantanannya ke dalam lubang pria manis yang berada di atasnya itu.
“Ugh— Need a help, cantik ku?” tanya Mingyu sedikit mengerang sambil menggoda pria manis yang masih dalam posisi squat di atas tubuhnya karena belum sempurna memasukkan penisnya ke dalam sana.
“Haaaanggghhhhhh~” rintih Wonwoo panjang waktu Mingyu yang sudah tidak mampu menahan hasratnya untuk mengacak-acak kembali liang bokong mantan suaminya itu dengan sigap memegang kedua sisi pinggul Wonwoo, menekannya ke bawah ditambah lagi dengan menggerakkan pinggulnya ke atas, memperdalam penisnya untuk masuk ke lubang manis itu dengan sempurna.
“Unghhh~ aaahhh~ aaahhh~ Gyuhhh~ mphhh~” desah Wonwoo berantakan ketika Mingyu meremas kedua pantatnya, dan menggerakkan benda kenyal itu naik turun, menggesek rektum dan menumbuk sweet spotnya.
“Aagghhh— It feels so good, right? Damn~” erang Mingyu saat merasakan lubang Wonwoo memijat kejantanannya yang semakin besar di sana.
“Wait! Nghh~ I can’t breathe hnggg~ too deepphhh~” rengek Wonwoo sembari memegang kedua sisi tangan Mingyu untuk menghentikan apa yang pria di bawahnya itu lakukan.
“Haaa~ You don’t like it? Hmmm?” Mingyu menghentikan gerakannya.
“Enak bangethh~ I’m dyingnghhh~” kata Wonwoo dengan nafasnya yang terengah. “But, I wanna move myself and make you feel good.” cicit Wonwoo yang terdengar jelas di telinga Mingyu.
Pria bertubuh atletis itu melepaskan pegangannya, meletakkan satu tangan di bawah kepalanya dan mengelus paha Wonwoo menggoda untuk memberikan pria nya itu semangat.
Wonwoo meletakkan kedua telapak tangannya di paha kekar Mingyu, membusungkan dadanya dan melempar kepalanya ke belakang saat pantatnya mulai bergerak naik dan turun pelan di atas Mingyu.
“Aaahhhh— maaf, sayang, I can’t hold it back anymore, haaaa~ aah—” erang Mingyu sambil menaik turunkan pinggul Wonwoo bersamaan dengan miliknya — berlawanan arah dengan cepat.
Suara kulit basah saling bertabrakan bersamaan dengan desahan kenikmatan dari dua sejoli yang sedang menyatu itu menggema di ruang tidur milik Wonwoo mengalahkan lantunan lagu classic yang pria manis itu nyalakan sebelum semua ini terjadi. Erangan manja erotis dan maskulin menambah suasana intim menjadi lebih panas hingga tak terelakkan.
“Gyu! Wait! Hnggg pleeaassee~ aaahhhh~ pleeeaseee~ pleaseeeee~” desah Wonwoo saat seluruh kakinya terasa ngilu, pahanya bergetar, penisnya berkedut tanpa tersentuh.
“Haaaa— Nghhh—“ Mingyu mengerang nikmat tak peduli permohonan Wonwoo.
Lubang dan kejantanan Wonwoo semakin berkedut karena penis Mingyu yang menekan titik tersensitifnya bertubi-tubi, sambil mendesah ia meremat tangan kekar Mingyu, merintih nikmat tak karuan saat dominan di bawahnya mempercepat gerakan dan memperdalam dorongannya.
Kedua pria dewasa yang sudah berkeringat itu mengerang panjang bersama ketika mereka kembali sampai pada puncaknya yang kedua malam ini. Wonwoo kembali merasakan kejantanan Mingyu yang berkedut pada lubangnya, mengisi liang itu dengan cairan kental di sana, sedangkan punya Wonwoo sudah meleber ke mana-mana, perut Mingyu, sprei abu-abunya, mereka sudah tak perduli.
Mingyu melepaskan kembali tautan mereka dan Wonwoo sudah terkulai lemas di atas tubuh pria yang lebih besar darinya itu. “You’re doing great, cantik.” kata Mingyu memeluk erat tubuh Wonwoo, lalu mengelus surai hitam yang kembali lepek karena berkeringat dan mengecupnya.