Spend Tonight with You


tw: implicit content, not-so-really NSFW, romance, bed-talk.

“Siapa, Kak?” tanya seorang pria berkacamata dengan sweater abu-abu oversized dan celana boxer mini hitam yang tiba-tiba muncul dari arah dapur, sedang memegang secangkir teh manis di tangan kanan dan memberikannya kepada pria yang ia panggil kakak itu — Joshua.

“Oh, temen ku.” jawabnya sedikit terkejut menatap layar telepon genggamnya, lalu mengunci layar, dan meletakkannya di meja yang berada di depan sofa hitam yang ia duduki.

“Makasih lho, kamu jadi berbagi makan malam sama aku.” lanjutnya, menyeruput air di dalam cangkir yang ia terima dari pria manis sang pemilik apartemen.

Pria di samping Joshua hanya mengangguk sebentar, dan berkata, “Selow, Kak. Kalau Kak Joshua sering-sering main ke sini juga ngga apa-apa. Aku juga ngga terlalu suka makan sendirian kok, hahaha.” Joshua tau tawa itu kosong, pria muda di sampingnya ini pasti kesepian.

“Udah 2 tahun ya tinggal di sini, Won? Tapi, aku jarang main, I’m sorry.” jawabnya, sembari meletakkan cangkirnya.

“Nanti aku lebih sering main deh. Ngga nyangka juga anak SMA kaya kamu bisa bikin apart jadi se-cozy ini lho setelah kamu rombak. Kenapa ngga coba arsitek interior, Won?” lanjutnya, pria manis dengan manik rubah itu hanya tersenyum.

“Kayaknya ngga deh, kak, aku lebih tertarik di HI atau Psikologi.” jawab pria itu. “Lagian renovasi apartemen juga banyak dibantuin sama ide-idenya Om Mingyu.” lanjutnya.

“Aku percaya sih kalau kamu bilang banyak tangan Mingyu di sini, secara dia ngga bisa lakuin itu di rumahnya.” Joshua tersenyum sembari kembali menyeruput teh yang sudah tidak terlalu hangat, dan Wonwoo mengerti apa maksud perkataan kakak manis di sampingnya ini. “Ngomong-ngomong, regarding jurusan yang tadi aku bilang, Won, do what you like, that’s more important than my thoughts.” jawab Joshua sembari tersenyum dan kembali meletakkan cangkir tehnya. “By the way, gimana tadi registrasi UM nya?” tanyanya untuk membuka topik pembicaraan lagi, karena ia melihat tampaknya Wonwoo sedang sedikit murung.

Pria manis di samping Joshua itu pun mulai menceritakan kegiatannya hari ini.

“Jadi, 3 minggu lagi aku harus ke Yogyakarta, buat test.” kalimat itu menjadi kalimat terakhir untuk menyudahi ceritanya.

“Mingyu udah kamu kabarin kalau akan ke sana?” tanya Joshua pada Wonwoo.

“Belum, tapi pasti kamu yang kasih tau ngga sih, Kak? Aku ngga perlu bilang.” jawab pria manis itu, karena tidak perlu diberitahu, Mingyu pasti sudah tahu apa yang akan Wonwoo lakukan, serta kegiatan-kegiatan lainnya. Mingyu sangat mempercayai Joshua untuk mengurus agenda kekasih gelapnya ini.

“Wonwoo ah, kesannya aku comel banget.” keluh Joshua kepada pria yang jauh lebih muda darinya itu, sambil tersenyum manis.

“Haha kan iya, tapi ya ngga apa-apa juga sih, kak, at least walaupun jarang ngubungin aku, aku tau kabar dia dan dia juga tau kabar aku.” kata Wonwoo sembari menunduk dan memainkan kukunya.

He loves you. That’s all you need to know.” kata Joshua sembari mengelus punggung pria muda itu. Ia tau, pria muda itu memikirkan banyak hal, salah satunya tentang hubungannya dengan sahabatnya — Mingyu — pria beristri yang 3 tahun ini sudah menyita pikiran dan tenaga Wonwoo.

Is he?” tanya Wonwoo yang dijawab dengan anggukan yakin oleh Joshua.

Saat mereka sedang berbicara, tak lama terdengar seseorang yang mencoba memasukkan kode password apartemen milik Wonwoo. Pria manis bermanik rubah itu sedikit bingung, selain dirinya dan Mingyu tidak ada satu orangpun yang tahu kata sandi apartemennya. Mingyu juga tak mungkin datang malam ini, seharusnya mereka bertemu Jum’at nanti. Namun, orang di luar sana berhasil membuka kode kuncinya.

Baby foxy, I miss—” kalimatnya terpotong saat melihat sahabatnya sedang duduk manis di samping Wonwoo yang langsung berdiri, terkejut mendengar suara pria yang sangat ia kenali dan rindukan hari ini.

“Lo ngapain?” tanya pria tampan yang baru saja datang, meletakkan tasnya di counter kitchen dan segera menghampiri pria manis yang masih terkejut dengan kedatangan kekasihnya itu. Mingyu lalu mencium bibir Wonwoo singkat dan merapihkan surai pria manisnya yang sedikit berantakan.

“Lah? Guekan nganterin makan malem buat Wonwoo sesuai komando dari chat lo.” Joshua segera bangun dari duduknya.

“Ya, gue kira langsung pulang.” kata Mingyu, sembari memeluk pinggang Wonwoo dan mengelusnya dengan ibu jari.

“Aku yang minta Kak Joshua temenin, Daddy. Makanan dari kamu banyak banget, enough for two.” jawab Wonwoo dengan nada lembutnya. Suara yang entah bagaimana caranya bisa membuat lelah Mingyu menguap.

Okay, Prince Wonwoo, your king is already here, so, it's time for me to go.” Joshua mengambil blazer yang berada di kepala kursi sofa single di ruangan itu, dan melangkahkan kakinya ke pintu.

Pria tampan berkemeja hitam itu mengikuti baby-nya untuk mengantarkan Joshua ke pintu keluar, dan masih memeluk pinggang Wonwoo dengan possessive.

Thanks, Josh.” kata Mingyu yang dibalas lambaian tangan Joshua dan berlalu.

Wonwoo dan Mingyu kemudian kembali masuk ke dalam, tak perlu menunggu waktu yang lama, Mingyu langsung membalikkan tubuh Wonwoo yang melangkah di depannya.m dan mendorongnya ke tembok dekat pintu dengan perlahan, mengukung tubuh ramping anak SMA itu.

I'm surprised you came.” kata Wonwoo dengan suara yang pelan sembari membuka dasi yang sudah berantakan milik pria di hadapannya, lalu manik mereka bertemu, saling menyelami.

I told you that I miss you, dan foto yang kamu kirim tadi bisa membuat saya segila itu untuk ada di sini malam ini.” jawab pria tampan yang memiliki gigi taring manis di jajaran atas gigi rapihnya. Mingyu membukakan kacamata Wonwoo dan meletakkannya di atas kepala si manis.

Sedangkan, Wonwoo membuang sembarang dasi yang berhasil ia lepas, melingkarkan tangannya di leher janjang milik Mingyu, mengelus tengkuknya dan mendekatkan wajah mereka, manik elang serta rubah itu masih saling menatap semakin dalam. Mingyu pun menggendong pria yang lebih muda, melingkarkan kaki mulus itu di sekitar lingkar perutnya, Wonwoo mengaitkan kakinya di belakang sana.

Seolah tak ingin menyia-nyiakan waktu mereka bersama, Wonwoo langsung menyatukan bibir mereka tanpa ragu, demikian pula dengan pria yang lebih tua, menyambut bibir manis itu, mereka saling memagut mesra seolah dunia hanya ada mereka berdua.

Jari-jemari lentik Wonwoo mulai dengan lincah membuka kancing kemeja sang daddy, begitupun tangan Mingyu yang mulai menelusup masuk ke dalam celana boxer mini yang baby-nya pakai. Mereka masih saling melumat, dan beradu lidah saat Mingyu membawa tubuh ramping melewati dapur — tempat Mingyu meletakkan tasnya, kemudian meninggalkan ruang tengah — tempat Mingyu menemukan Joshua, tadi. Mereka kini sudah masuk melewati pintu kaca menuju ruang tidur satu-satunya yang berada di apartemen itu.

Wonwoo melepas tautan mereka dan bibirnya menuju rahang Mingyu, lalu menghisapnya perlahan, kemudian menjilatinya lagi, dan ia ulangi kegiatan itu berkali-kali dengan sangat hati-hati agar tidak meninggalkan bekas. Mingyu yang menerima rangsangan itu hanya mampu mendesah serta menikmatinya. Ingin rasanya ia membiarkan pria manis ini menyisakan tanda kepemilikan pada tubuhnya di sana, tapi bukan sekarang, tidak hari ini.

Pria tampan berbadan bidang kekar itu mendudukkan dirinya di pinggir tempat tidur queen nyaman saat Wonwoo menyudahi kegiatannya. Kini, pria muda bermanik rubah itu sudah berada dilahunan Mingyu. Ia menanggalkan kemeja Mingyu dan membuangnya sembarang.

How’s your day, Baby? tanya Mingyu dengan bisikan sembari mengelus paha dalam Wonwoo pada bagian selangkangan yang masih tertutupi celana tipisnya.

“Hari ini aku test SIMAK.” jawabnya sembari mendorong tubuh kekar pria yang ada di bawahnya hingga terlentang. “Terus, aku registration untuk UM UGM.” lanjutnya sembari membuka sweater oversized-nya, membuang ke belakang tubuhnya.

Mingyu dengan tenang mendengarkan sembari mengambil bantal di atasnya, menekuk satu tangan di belakang kepalanya, dan menatap serta meraba lembut tubuh tak berbusana di atasnya. “Lalu?” tanyanya sembari menarik lengan sedikit berotot berwarna putih susu itu untuk merebahkan tubuhnya di samping, sedangkan dirinya bangun untuk bergantian mengukung pria itu.

“3 minggu lagi ahh aku test di Yogyakarta.” kata Wonwoo mendesah disela ceritanya saat Mingyu sudah memilin salah satu nipples-nya dan memberikan tanda merah jambu keunguan di bawah collarbones cantik miliknya.

“Hmmm— terush?” tanya Mingyu yang sedang mengecupi dada Wonwoo perlahan, menggoda pria yang lebih muda.

“Hhhh — aku juga udahh kirim file ke Kak Joshhh— uah—” katanya dengan desahan yang tertahan karena sedang bercerita kepada sang Daddy.

“Nanti saya antar ke Yogyakarta ya?” tanya pria tampan yang kini sedang membuka boxer mini tipis yang Wonwoo gunakan, dan meletakkan kain hitam itu entah dimana. Wonwoo sudah totally naked dan Mingyu pun tak ingin kalah, dengan ia melucuti sisa kain pada tubuhnya.

“Hmm? Ngga usahhh, akuuuhhng — bisahh sendiriih kok, Daddyh aaah— enakhhh hhh—” jawab pria itu mengerang di tengah kalimatnya.

“Bukan sendiriannya, sayang, saya ingin menghabiskan banyak waktu bersama kamu. Hmm?” kata Mingyu yang di balas desahan Wonwoo saat pria yang lebih tua dengan perlahan memijat kejantanannya yang mulai mengeras di bawah sana.

Dan malam ini, hampir sama dengan malam-malam panas mereka lainnya, ada mereka yang saling bercerita diantara erangan serta desahan yang mengisi apartemen one room tersebut. Kedua insan terlarang itu menghabiskan waktu mereka bersama, saling bercumbu mesra hingga seperempat malam datang. Mingyu memeluk erat tubuh ramping Wonwoo yang kini berada di atas tubuhnya, pria manis itu juga sudah memiliki banyak tanda-tanda merah jambu keunguan miliknya, begitupun dengan pria yang lebih muda, membalas pelukan itu tanpa berniat melepaskan tautan mereka di bawah sana, setelah pelepasan mereka yang kesekian kalinya.

Kini mereka saling berpelukan menghabiskan sisa beberapa jam ke depan dengan badan yang lengket penuh peluh, seolah AC di ruangan itu tidak pernah dihidupkan. Memejamkan matanya dan masuk ke alam mimpi.

Good night