YOU’RE MINE (I’m Yours)
Sudah hari ke lima sejak Wonwoo berada di apartement miliknya, karena memang minggu ini ia tidak ada jadwal pemotretan majalah dan lainnya.
Si dia yang manis itu baru saja selesai memasak dan segera mandi karena tubuhnya terasa lengket akibat berpeluh keringat saat menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri.
Ia keluar dari kamar utama apartemen-nya, pria itu sudah menggunakan long-sleeved shirt kebesaran, sengaja melepas 3 kancing kemeja berwarna putih yang cukup besar hingga mampu menutupi seperempat pahanya yang sengaja ia beli untuk digunakan saat bersantai di rumah seperti saat ini.
Wonwoo sudah duduk di ruang tengah apartemennya sembari menonton salah satu drama Korea yang banyak dibicarakan orang di internet, hingga ia terkejut karena bell pintu apartemennya berbunyi. ‘Siapa?’ tanyanya dalam hati sembari melangkahkan kakinya menuju pintu, mengintip dari lubang kecil di daun pintu.
Wonwoo tahu siapa yang datang, ia segera membukakan pintu apartemennya dan menemukan pria tinggi tampan dengan wajah lelah, membawa tas jinjing merk terkenal berukuran sedikit besar, pria cantik itu menatap pria di hadapannya, “Masuk, Gyu.” pinta Wonwoo, berjalan meninggalkan pria itu yang sudah masuk dan meletakkan tasnya.
“Ada apa kamu ke sini? Bukannya—” kalimat Wonwoo menggantung, tamu itu membalikkan tubuh Wonwoo yang ramping, menarik pinggang dan tengkuknya, melumat bibir ranum Wonwoo yang mengilap efek dari lipgloss strawberry yang ia gunakan tadi. Wonwoo terbuai, bukannya berontak ia malah menutup kedua matanya dan merasakan lumatan itu dengan mengikuti permainan bibir dari pria tinggi itu, meremat lengan kemeja pria di hadapannya, saling mengaitkan lidah mereka.
Wonwoo sangat menyadari bahwa, ia juga merindukan pria ini.
Lama mereka dalam posisinya hingga kehabisan napas, “Ahh! Gyu!” Wonwoo mendorong pria itu, melepaskan tautan mereka, mundur beberapa langkah. Saat pria itu maju selangkah, “Stop, stay there!” Mingyu berhenti.
‘Back to your sense, Jeon Wonwoo. You have to say to this man that you can’t continue sleeping with someone who doesn’t even like you, never want you besides your body, and what’s even worse is he has a girlfriend.’ rutuk Wonwoo dalam hatinya, menyadarkannya kembali, apa yang ingin dia lakukan sebelum pria ini datang. Slowly but moving on.
“Why, Wonwoo? Don’t you miss me? Because I miss you and I’m going crazy.” kata pria itu dengan wajah lelahnya.
“Mingyu,” panggil Wonwoo.
‘He’s totally lying. He came here just because he’s wanted having sex and then tomorrow disappears in the morning, treats me like a slut.’ Wonwoo sedang meyakinkan dirinya.
“Saya langsung ke sini untuk ketemu kamu, saya kangen kamu.” kata Mingyu, berjalan mendekat ke arah pria yang masih terpaku.
“Why are you telling me this, Gyu?” tanya Wonwoo, pikirannya sudah tidak bisa kembali waras.
Wajah pria yang sangat ia kagumi sudah berada di hadapannya, raut mukanya yang lelah, matanya yang sayu, Wonwoo tidak bisa mengacuhkannya. Ia tidak ingin.
“Supaya kamu tahu, kalau saya memang benar merindukan kamu, not only just want to have sex with you, Nu.” katanya.
Mingyu menarik tengkuk Wonwoo dan menyatukan kembali ranum merah jambu manis itu dengan miliknya, menciumnya dalam, menggigitnya pelan, dan kembali bersilat lidah hingga bertukar saliva.
‘I told myself to stop doing this. I will stop this, this isn’t true.’ Wonwoo kembali meyakinkan dirinya.
“Mingyu, nghhh — this isn’t right.” kata Wonwoo terbata saat Mingyu mengecup perpotongan leher jenjangnya, lalu meremat benda sintal Wonwoo yang tak terlapisi apapun karena sore ini ia hanya menggunakan celana g-string putihnya.
“Gyu, stop!” kata Wonwoo, mendorong pria besar di hadapannya.
“Please, jangan gini.” wajah pria manis itu menunduk, tak lama ia mendongakkan wajahnya, “I don’t wanna do this anymore!” lanjutnya, suaranya tegas dan yakin kali ini.
“Why? Aku tahu kamu menikmatinya, so, do I.” kata Mingyu tak kalah tegas.
“Coba kamu pikir, Isn’t it weird that I’m kissing and sleeping with someone who already have a lover, and there's not even any relationship with me? Apa kata orang?” marah, Wonwoo marah kali ini. Bukan hanya kecewa dengan Mingyu, ia juga kecewa dengan dirinya sendiri.
“Is that it?” tanya Mingyu.
“Hah?” kata Wonwoo, ia bingung dengan jawaban pria yang berada di hadapannya itu.
“Do I just have to date you and break up? If I want to continue sleeping and having sex with you.” kata Mingyu, tiba-tiba lelah menghilang dari tubuhnya, ia kesal karena Wonwoo membahas hal ini seakan mereka sedang melakukan hal yang salah dengan membawa kata lover saat membawa nama Lee Ji Eun ketika mereka sedang bersama.
‘GUE NGGA SUKA JI EUN, WONWOO! SHE’S NOT— MY LOVER!’ rutuk Mingyu dalam hatinya.
“Mingyu,” Wonwoo hampir saja menangis mendengar perkataan Mingyu.
“Nu, please understand, building a relationship with me right now is the same as you having an affair with me. Saya ngga mau karena kita karir kamu terancam, you’re rising star, my star.” Mingyu menangkup kedua pipi Wonwoo, air mata terjatuh di pipi indahnya.
“And as you know public relations is ridiculous at this stage of your career, kamu harus berbohong kepada orang lain, avoiding their watchful eyes, and restricting your actions.” jelas Mingyu, memeluk tubuh ramping itu ke dalam pelukannya, menghirup wangi pria yang seminggu ini ia rindukan. “Tapi, kalau memang itu yang kamu mau, it’s not impossible. Let's date secretly.” kata Mingyu, mengecup bahu pria dipelukannya.
Wonwoo masih berpikir, ia hanya merasakan pelukan Mingyu, “You don’t have to force yourself to do that. Aku tahu kamu ngga mau dan ngga ada alesan juga untuk itu sama aku.” kata Wonwoo pasrah. Ia lelah dengan perasaan ini. Kenapa bisa menjadi sangat serumit ini?
Pria manis itu lelah memikirkan hubungan mereka. Ini menjadi sulit dari dugaannya. Apa yang akan ia lakukan ketika mendapat afeksi Mingyu? Apa yang akan ia berikan pada Mingyu bila pria itu memberinya rangsangan-rangsangan yang selalu memabukkannya? Apa kata orang bila mereka tertangkap publik? APA? HARUS APA?
“Who said I didn’t want to? All I did for the past a week was think about you. I’m going nuts.” katanya, menghapus air mata Wonwoo, mengelus rahang pria di hadapannya, mengelus lembut bibir pria manis itu.
“From today on, you’re mine, Jeon Wonwoo. Saya akan beresin semua urusan saya dan Ji Eun, after that we’ll tell the world that you’re mine and I’m yours.” kata Mingyu. “Tunggu ya, Kitty, itu janji saya.” kata Mingyu menangkup kedua pipi Wonwoo, mencium salah satu pipinya dan kembali melumat bibir pria yang memegang punggung tangan Mingyu dengan lengan kemeja oversized yang menutupi kulit putih pria itu.
‘Sebenarnya, apa yang terjadi Mingyu? Kenapa harus membereskan urusan kamu dengan Lee Ji Eun? Ada apa?’ tanya Wonwoo dalam hatinya. Walaupun bibir mereka tertaut, pikiran Wonwoo menerawang entah kemana hingga Mingyu menggigit pelan bibir bawahnya, menyadarkan kegiatan yang saat ini sedang mereka lakukan.
Wonwoo melenguh tanpa ia sadari membuka bibirnya, membalas ciuman Mingyu, saling melumat mesra, kecapan terdengar di sana, desahan tenggelam di dalam bibir mereka yang bertautan saat Mingyu mulai mengelus punggung indah pria itu dari dalam kemeja oversized-nya, lalu turun ke pinggangnya, menjahili tali g-string-nya, deru napas yang berat, lidah yang saling bertaut. Mereka sedang melepas segala rindu.
“Hh,” Wonwoo kehabisan oksigen, lalu menyatukan kedua kening mereka. “Aku masakh—” katanya sedikit terengah, dadanya naik-turun, mengatur napasnya.
“Kamu udah makan?” tanya Wonwoo menatap manik elang pria di hadapannya ketika napasnya sudah teratur.
Mereka masih berdiri sedari tadi di tengah apartemen dengan 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 ruang televisi, dapur dan meja makan.
‘Jadi? Kita pacaran? Am I hallucinating?’ kata Wonwoo. ‘Am I going nuts? I am. Yes, I am.’ rutuk pria manis itu dalam hatinya.
Mingyu mengecup kening Wonwoo, lalu ke kedua kelopak matanya. “Belum, saya boleh numpang mandi dulu?” tanya Mingyu.
“Oh, boleh.” Wonwoo salah tingkah sekarang, ia lalu berbalik cepat, diikuti oleh Mingyu menuju kamar utama, menunjukkan kamar mandi di dalam kamarnya.
“Saya mandi dulu, nanti kita makan bareng.” kata Mingyu, mengecup rahang Wonwoo dan berlalu ke kamar mandi.
Jantung Wonwoo tidak baik-baik saja, kupu-kupu bagai sedang bermain-main dan berterbangan di perutnya.
‘Apa yang sebenarnya terjadi?’ ia bingung.