The Doomsday


TW: cheating, minor character death

Meanwhile, malam itu ada pria kalap yang mencari kekasihnya karena tidak dapat dihubungi, Kim Seungcheol tidak dapat menghubungi pacarnya hari itu, padahal dia sengaja mempercepat jadwal kepulangannya karena rindu ingin bertemu.

Di sinilah dia sekarang, dengan memegang key card yang sempat diberikan kekasihnya itu masuk ke dalam apartement yang terlihat cukup berantakan karena sepatu, baju, celana, semua berantakan berceceran di sofa ruang tengah.

“Won! Wonwoo!!” Teriak seseorang dari sambil mencari pujaan hatinya.

Dibukalah pintu kamar pria itu dan dia menemukan kekasihnya sedang tidur bertelanjang dada dengan adik semata wayangnya dan yang di tempat tidur sudah pasti lebih terkejut lagi.

“Bang!!!!!!” Mingyu buka suara kaget.

“Bang cheol?” tanya Wonwoo kaget tapi berusaha mengendalikan dirinya.

“KALIAN NGAPAIN...” tanya Seungcheol menggantung dan melihat celana adiknya di bawah kasur pacarnya dan menjelajahi kamar Wonwoo yang juga tidak lebih rapih. Dan yang kepergok pun tidak bisa berkata apa-apa.

“OH SHIT! LO BERDUA!!!” Seungcheol membalikan badannya berjalan, Mingyu langsung melimpat dari kasur dan mengejarnya, sedangkan Wonwoo masih diam membatu di atas kamarnya. Ini bukanlah adegan yang ia harapkan.

“Bang, bentar! Tunggu dulu!!!!” Bentak Mingyu menahan tangan abangnya, Seungcheol berhenti melihat adiknya dari ujung kaki hingga kepala.

“Gue tau, gue salah! Gue minta maaf! Tapi, jangan pergi lo lagi kalap!” kata Mingyu dengan nada memohon.

“TERUS NGAPAIN GUE DI SINI? LIAT LO BERDUA LAGI NGEWE?” amuknya sambil menghempaskan tangannya dari genggaman adiknya itu.

“Bang Cheol..” panggil Wonwoo lirih, kini Wonwoo sudah ada di samping Mingyu, menjatuhkan lututnya di depan Seungcheol. Jelas Seungcheol dan Mingyu kaget, membelalakkan matanya.

“NGAPAIN LO? SELINGKUH SAMA ADEK GUE TERUS LO BERLUTUT?” Walaupun kaget amarahnya tidak mereda sama sekali, emosi Seungcheol meledak-ledak semakin tidak tertahankan. Tidak pernah seperti ini sebelumnya. Walau Mingyu tak sengaja membaret mobilnya dengan sepeda Fixy nya, walaupun Mingyu tak sengaja merusakkan stick PS miliknya, walaupun Mingyu memberikan surat edaran sekolah kalau Mamanya dipanggil karena Mingyu terlibat tawuran. Kali ini, abangnya benar-benar marah. Mingyu yang badannya besarpun menciut.

“Aku minta maaf, Bang. Kamu boleh maki-maki aku sesukamu. Ini semua aku yang salah.” cicitnya sambil menunduk, malu melihat wajah Seungcheol yang ada di depannya. Mingyupun ikut berlutut.

“GA USAH, GA AKAN BISA AKU MAKI-MAKI KALIAN!” Seungcheol berjalan keluar, sejenak dia terhenti, membuang kartu kecil yang membuka pintu gerbang neraka untuknya itu, “AKU GA BUTUH KEYCARD INI. AKU JUGA GA AKAN BALIK LAGI!”

Hilang. Punggung Seongcheol menghilang setelah daun pintu apartement Wonwoo tertutup, Wonwoo hanya bisa menangis sekeras-kerasnya, menyesal karena terlambat menyadari perasaannya srlama ini bahwa dia hanya menganggap Seungcheol sebagai kakaknya, bahwa benar yang ia cintai hanya Kak Mingyu-nya, dia terlambat menyadari bahwa dia menyakiti hati pria baik yang selama ini menyayanginya, terlambat menyadari untuk memilih salah satu hati, bukan keduanya.


Dan di sinilah mereka sekarang, San Diego Hills Memorial Park mengantar jenazah Seungcheol untuk dimakamkan siang ini, 15 Agustus 2020 tepat sehari sebelum Seungcheol berulang tahun yang ke 28.

Wonwoo tidak henti-hentinya menangis yang selalu direngkuh oleh Mingyu, sama halnya dengan Wonwoo, pria yang sekarang memegang payung di tangan kanan dan merengkuh tubuhnya di tangan kiri itupun merasakan hal yang sama, kehilangan, kesedihan dan penyesalan.

Di sana ada teman-teman Mingyu dan Wonwoo memberikan dukungan moral untuk keduanya.

Setelah pulang dengan keadaan marah, sakit hati dan kacau balau semalam, Seungcheol pergi ke sebuah Bar hingga setengah mabuk dan memaksakan diri untuk menyetir, menerobos jalan yang berlawanan arah dan langsung ditabrak oleh mobil tronton besar hingga nyawa Seungcheol terenggut di tempat.


Malam semakin larut di rumah duka, Mama Mingyu masih menangis memarahi perbuatan anaknya yang menyetir sambil mabuk di depan foto almarhum.

“Abang, siapa yang nyuruh kamu pergi, nak? Kenapa kok kamu bodoh sekali.” tangis Mama, terdengar lirih menyayat hati. Mingyu masih di samping wanita cantik itu sambil menenangkannya, memeluknya, merengkuhnya dan terus menerus meminta maaf.

Malam itu Wonwoo menginap di rumah Mingyu karena terlalu larut untuk pulang. Dia masih menyesal, dia masih masih merutuki perbuatannya, dia masih memukuli dadanya, dan masih terus berucap maaf.

Dan setelah itu Wonwoo menghilang dari Mingyu, Mingyu tidak pernah menemukannya.