Side Effects of the Traps


tw: rimming, jerk off/orgasm, stimulant effect, light matured content.

Kini Mingyu sudah kembali ke penthouse-nya sembari menggendong ala bridal pria manis yang sudah berbalut bomber jacket yang tadi ia gunakan dengan terburu-buru saat menerima pesan yang datang dari salah satu model di agency yang ia kelola.

“Maashh— panashh—” kata pria manis itu, membuka bomber jacket yang kebesaran ditubuhnya, menampilkan tubuh indahnya yang hanya terlapisi celana dalam saat Mingyu sudah sampai di Queens Head — tadi.

Mingyu berjalan ke lemari pakaiannya dan memberikan Wonwoo t-shirt hitam miliknya, membantu pria manis itu memakainya. “Panas— Ngga mau—” kata Wonwoo, membukanya kembali.

Ia lalu menarik Mingyu lengan pria yang lebih besar darinya, wajah mereka hanya berjarak 5 centimeter saat ini, Wonwoo menatap manik elang pria yang ada di hadapannya, sama halnya dengan Mingyu, ia pun menatap manik rubah cantik pria di hadapannya. Wonwoo menyatukan kening mereka, putus asa. “Mas, tolong—” ucap Wonwoo, tentu saja dia masih dalam obat perangsang yang entah siapa berani mencampurnya ke dalam minuman pria polos ini.

“Aku straight, Wonwoo.” Wonwoo mengetahuinya, ia tahu pria di hadapannya tidak menyukai sesama jenis, ia sangat hafal karena pria di hadapannya adalah pria yang beberapa bulan terakhir ini ia kagumi, ia sayangi, ia cintai, Mas Mingyu-nya. Tapi sekarang, saat ini ia tidak mampu menahan hasratnya, tubuh itu seperti bukan miliknya. Ia butuh bantuan, dan hanya pria di hadapannya yang bisa.

I know, buthh, pleasehh — nghhh — help mehh, just this oncehh.” ia bicara terbata sembari mendesah, entah apa yang pria itu rasakan, namun, tubuhnya mengeluarkan banyak keringat, kejantanan yang sedari tadi sudah meminta untuk dilepaskan, pre-cum yang sudah keluar. Ia hanya butuh sesuatu yang dapat merangsang agar putihnya segera keluar.

“Hhh— Okay, tapi janji, besok pagi kamu lupa apa yang udah kita lakuin malam ini?” kata Mingyu, Wonwoo mengangguk pasrah.

Mingyu membuka satu-satunya fabric yang ada di tubuh Wonwoo, memutar tubuh pria itu hingga membelakanginya, menunggingkannya. Lubang merah jambu berkerut milik Wonwoo sudah berada di hadapannya, ia dapat melihat jelas lubang itu, ia sedikit terkejut, karena jujur ini adalah pengalaman pertamanya selama 32 tahun dalam kamus sex life-nya, president director muda itu belum pernah melakukannya dengan pria.

'Okay, Mingyu, lo bisa! Just licking or fingering, as long as he gets his orgasm. Gue pernah baca obat perangsang sembuhnya kalau si pengguna orgasm. Ini buat Wonwoo, lo sayang Wonwoo udah kaya adek lo sendiri, Gyu!' ungkap Mingyu dalam hatinya, meyakinkan dirinya sendiri. ‘Ini yang pertama dan terakhir.’ lanjutnya, menganggukkan kepalanya sendiri.

“Mas—” panggil pria itu tidak sabaran.

'Lick? Or — ah, persetan!' Mingyu segera memajukan wajahnya dan memberikan jilatan lembut pada lubang yang mengerut itu, Wonwoo mendesah tak beraturan, tubuhnya semakin banyak mengeluarkan peluh. Mingyu mencoba memasukkan lidahnya lebih dalam, namun ia takut melukai Wonwoo dan membuatnya mengingat malam ini, hingga ia mengurungkan niatnya.

Wonwoo sudah mendapatkan kenikmatan yang ia butuhkan dari belakang tubuhnya. Tanpa segan-segan, ia pun memanjakkan bagian depan tubuhnya, memilin nipples-nya sendiri dan memijat kejantanannya, dari gerakan perlahan hingga cepat, menggoyangkan pinggangnya, membantu Mingyu untuk semakin dalam menyentuh dinding-dinding lubangnya.

Mingyu meremat samping kedua benda sintal Wonwoo, agar tidak mendesaknya, sampai saat inipun Mingyu masih tidak tahu apa yang sedang ia lakukan pada lubang milik pria yang lebih muda itu. Ia memejamkan matanya, pria tampan itu kini membayangkan sedang menjilati the opposite of what he is doing now, agar ia dapat melanjutkan kegiatan yang menurutnya aneh ini.

Jilatan dan hisapan Mingyu berhenti sesaat ketika ia mendengar erangan panjang keluar dari bibir tipis Wonwoo. Wonwoo sudah sampai dipelepasannya yang pertama, ia langsung merebahkan tubuhnya. Merasakan lega pada tubuhnya. Badannya kini sudah ringan rasanya.

Are you okay?” tanya Mingyu pada pria itu.

Better, mas. Thank you.” kata Wonwoo, memejamkan matanya.

Please forget what we did. This isn't right.” kata Mingyu mengelus surai Wonwoo dan meninggalkan pria yang sudah tertidur pulas itu.

Mingyu membersihkan tubuh Wonwoo, memakaikan baju tidur miliknya kepada pria ramping itu, mengganti seprai tempat tidurnya dan membiarkan Wonwoo tertidur di sana, sedangkan ia sendiri membersihkan tubuhnya, memanjakan miliknya yang ia tidak tahu mengapa bisa terangsang hanya karena mendengar desahan, erangan dari Wonwoo saat ia menjilati lubang milik model yang bekerja di agency-nya atau karena ia memikirkan hal lain saat melakukannya? Ia pun tidak tahu pasti.

“Lee Ji Eun, abis lo sama gue! Gue akan bikin perhitungan sama lo!” kata Mingyu ketika sudah menggunakan baju lengkapnya dan duduk di ruang kerjanya. Mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.