Wanna Know You Better...
✩ Wonwoo's Bday – Narasi 1 ✩ Wonwoo/Mingyu ✩ xxx words
tw:
Sesuai dengan janji, Wonwoo tiba tepat pukul tujuh pagi untuk menjemput Mingyu di apartemennya. Kini, mereka sudah sampai di pulau pribadi milik keluarga Jeon.
Setelah dua jam perjalanan dari Marina Ancol dengan menggunakan speed boat pribadi yang dikendalikan oleh Wonwoo sendiri, kedua pria dewasa itu tiba di sebuah pulau yang kecil dan tampak sepi, sebuah lokasi yang jelas bukan destinasi wisata umum. Pria tampan berkulit putih itu, mengenakan white t-shirt slim fit, dipadukan dengan jaket bomber navy berlengan putih dan celana jeans warna snow acid turun dari speed boat pribadinya ketika seorang pria yang telah menunggu di pulau tersebut segera mengambil alih kendali kendaraan air miliknya.
“Let's get off, kita sudah sampai,” kata Wonwoo dengan senyum manisnya yang hangat.
Pria tampan itu mengulurkan tangannya kepada Mingyu, pria cantik bersurai hitam dengan tekstur yang berombak menutupi bagian dahi serta sebagian mata, terlihat sedikit berantakan yang masih terlihat bingung karena tidak mengetahui di pulau apa mereka berada dan tujuan sebenarnya Wonwoo membawanya ke sana. Mingyu, yang mengenakan polo shirt putih dengan motif embossed Dior dan celana pendek hitam, menyambut tangan Wonwoo yang membantunya turun dari speed boat.
“Wait,” kata Wonwoo dengan sigap segera merapikan surai gelap bergelombang milik Mingyu yang sedari tadi menutup matanya, sebelum mereka melangkahkan kakinya di jembatan kayu yang akan mereka lalui untuk sampai ke dalam pulau pribadi itu. “This is better, saya suka melihat mata indah kamu.” lanjut pria itu dengan ringannya sambil tersenyum.
“Gombal teruuuussss,” kata Mingyu sembari memukul pelan lengan Wonwoo.
Setelah perjalanan laut selama dua jam yang mereka tempuh, sepertinya kedua pria dewasa itu terlihat sudah lebih dekat dan santai satu sama lain. Walaupun terkadang mereka masih berkecamuk dengan pemikiran mereka sendiri. Masih ada sedikit rasa canggung diantara keduanya.
Mingyu masih mengikuti langkah Wonwoo tenang sambil berbincang-bincang dengan pria tampan di sebelahnya yang sesekali menunjuk beberapa sudut di pulau yang membuat manik elang canti Mingyu ikut terpukai.
“Kamu mau langsung melihat pantai, atau ingin beristirahat dulu di dalam, Mingyu?” tanya Wonwoo yang telah melepas jaketnya dan menggantungkannya di lengan saat mereka berdua berada di depan pintu kaca penginapan yang megah. Mingyu masih terdiam, dengan wajah cantiknya yang tampak bingung, matanya bergantian menatap villa di depannya dan wajah tampan Wonwoo.
“Kenapa? Ada yang salah?” tanya Wonwoo sambil menatap mata Mingyu yang terpaku padanya. Pria yang lebih tua itu tersenyum melihat betapa menggemaskannya pria di hadapannya, “You can freely wander around the island as you like, there's nobody else here. It's just me, you, and the workers,” lanjutnya.
Mingyu masih terdiam, membuatnya semakin menggemaskan di mata Wonwoo.
“Saya minta seseorang menemani kamu keliling ya?” kata Wonwoo dengan nada sedikit bertanya.
Wonwoo terdiam sebentar, matanya kesana-kemari mencari seseorang yang bisa menemani pria cantiknya itu untuk berkeliling, hingga ia memanggil satu nama, “Vernon!” seru Wonwoo kepada salah satu pekerja yang kebetulan lewat dekat mereka.
“Ya, Mas Won?” sahut pria tersebut dengan nada santai. Vernon, pria yang setahun lebih muda dari adiknya Wonwoo itu telah lama bekerja di pulau pribadi tersebut, ia adalah General Manager di pulau tersebut.
“Please take Mingyu around to see the island and any place he wants to, ya!” pinta Wonwoo kepada pria yang terlihat lebih muda darinya itu.
“Oh, right! Siap, Mas!” jawab Vernon sambil memberi hormat. “Come on, Mas. Let's take a walk around here, there's a lot you can see,” ajaknya dengan gestur yang ramah, mengundang Mingyu untuk berjalan mendahuluinya.
Mingyu menoleh kepada Wonwoo, matanya yang lembut seolah meminta izin sebelum pergi meninggalkan pria yang lebih tua itu, “Can I, Mas Wonwoo?” tanya pria manis itu kepada pria tampan yang lebih tua, Wonwoo hanya tersenyum lembut, membiarkan Mingyu untuk pergi bersama salah satu pekerja kepercayaannya. Wonwoo memperhatikan punggung Mingyu yang perlahan menjauh darinya, dan kemudian ia masuk ke dalam villa.
Dengan sengaja, Wonwoo mengajak pria yang sedang ia dekati itu untuk healing di tempat favoritnya, sebuah pelarian dari kesibukan pekerjaan mereka yang melelahkan dan sekalian untuk menghabiskan waktu bersama di pulau pribadi milik keluarganya. Ini adalah cara Wonwoo menghindari sorotan media lokal dan rumor yang mungkin muncul jika mereka terlihat terlalu akrab di depan umum.
❀❀❀
Mingyu sudah duduk di atas pasir putih sembari sesekali menyeruput air kelapa muda dari batoknya sambil menikmati pemandangan di tepi pantai dan melihat permainan water ski Wonwoo yang terlihat sangat profesional, setelah ia menghabiskan waktu berkeliling pulau pribadi milik keluarga Jeon Wonwoo.
Sambil memegang batok kelapa di tangannya, mata elang indah Mingyu perlahan menelusuri satu per satu kontur tubuh Wonwoo yang berotot dan terbuka, basah oleh air laut. Mulai dari kakinya yang putih bersih dengan bulu halus, betisnya yang kekar, paha yang tampak padat terbungkus celana pendek yang sudah basah akibat permainan airnya, hingga perut sixpack-nya, dada serta lengan yang berotot, dan bahu lebarnya, semua yang ada di hadapannya itu membuat Mingyu terpukau. Ia tidak pernah menyangka pria yang selalu ia lihat di dalam headline berita tersebut memiliki tubuh yang semenggoda itu. Pria dengan manik rubah yang sedari tadi ia perhatikan berjalan semakin mendekat menghampiri Mingyu, sesekali menyisir rambut basahnya ke belakang sambil melempar senyum ke arah Mingyu yang sedang duduk manis di pinggir pantai.
Wonwoo langung mendudukkan tubuhnya di atas pasir putih bersih pinggir pantai, tepat di samping Mingyu. Matanya menatap pria manis yang duduk di sampingnya. “How was the tour?” tanya Wonwoo dengan nada suaranya yang lembut.
“Seru, Vernon's literally taking me around the whole island, I think,” jawab Mingyu sembari melebarkan senyum manisnya dan memamerkan gigi taringnya yang menggemaskan, at least untuk Wonwoo.
Mingyu sudah tampak lebih santai dibandingkan ketika pertama kali mereka sampai ke pulau ini. Ia sudah merentangkan kakinya sambil memainkan pasir putih yang berada di kakinya dan menatap ke arah hamparan laut.
“Wanna play?” tanya Wonwoo kepada pria di sampingnya.
“Huh? Oh, next time aja kalau Mas Wonwoo ngajak saya ke sini lagi,” jawab Mingyu, “Got a photoshoot tomorrow, it would be bummer if my skin belang-belang saking serunya main air di pantai,” tawa pria manis itu.
“Ah, saya lupa! I'm very sorry, I shouldn't have brought you here, right?” kata Wonwoo sembari menepuk jidatnya, karena ia benar-benar lupa akan kegiatan keesokan hari sang pria manis di sampingnya.
“No, Mas Wonwoo ngga usah minta maaf,” kata Mingyu sambil memiringkan tubuhnya agar dapat dengan jelas melihat Wonwoo dan memukul lembut paha kekarnya. “Actually, I’m glad I said yes last night untuk ajakan kamu,” lanjut sang influencer ibukota itu.
“I’m happy if you enjoyed it too,” jawab Wonwoo sambil mengambil tangan Mingyu yang masih berada di pahanya, dan mengajak pria yang lebih muda itu untuk berdiri. “No more staying out panas-panasan gini, let’s just go inside!” ajak pria kekar itu sembari membantu Mingyu untuk berdiri dari pasir putih yang berada di pinggir pantai tempat mereka bersantai.
“
Wonwoo tidak berniat melepaskan tangan Mingyu saat mereka berjalan menuju hunian besar yang terdapat di pulau itu, “Kamu masak?” tanya pria yang lebih muda memecahkan keheningan diantara deruan angin dari laut. Dengan tangan lembut milik Wonwoo yang sedang menggenggamnya itu, Mingyu tidak yakin pria itu bisa memasak.
“Well, basically, they're the ones who will cook, kita hanya menunggu saja,” jawab Wonwoo sambil menunjuk beberapa pekerja yang mereka lewati.
“Saya juga sedikit meragukan kemampuan memasak kamu,” ejek Mingyu sambil tertawa kecil, sembari masuk ke dalam villa megah terlebih dahulu setelah Wonwoo membukakan pintunya.
“Well, saya perantau waktu kuliah, so I can cook, though it might not be as good as a five-star chef's cooking, tapi, saya bisa menjamin kamu tidak keracunan,” jawab Wonwoo mengikuti langkah kaki Mingyu yang masih menatap langit-langit rumah peristirahatan yang memiliki 3 lantai itu.
“It’s safer if I cook for you,” kata Mingyu menatap Wonwoo masih dengan tawa kecilnya yang sedikit mengguncang jiwa pria yang lebih tua yang sedari tadi gemas karenanya.
“I can't wait to try your cooking,” kata Wonwoo sambil tersenyum. “By the way, saya akan mandi dulu, kamu bisa beristirahat di kamar itu, dan mungkin bebersih kalau kamu mau. I've got a spare set of clothes for you,” lanjut pria tampan itu sambil menunjuk ke salah satu pintu kamar yang masih tertutup rapat dengan Mingyu yang mengangguk tanda mengerti.
“Anggap saja rumah kamu sendiri ya, Mingyu, I don't mind,” Wonwoo tersenyum lalu menghilang dari pandangan Mingyu bersamaan dengan suara daun pintu yang tertutup.
❀❀❀
“Syukurlah kalau begitu,” kata Wonwoo menanggapi jawaban pria cantik yang lebih muda darinya itu. “This is the place I always come to when I get tired and stressed out from work,” tanya pria tampan itu, lalu menyesap air kelapanya, matanya menatap pemandangan pantai yang indah di hadapan mereka, kemudian matanya kembali menatap Mingyu yang masih menatap ke lautan luas.
“Kamu suka di sini?” tanya Wonwoo, tak perlu menunggu waktu lama, pria manis berkulit sawo matang itu tersenyum lebar memamerkan gigi taringnya yang membuat matanya membentuk bulan sabit terbalik, mempercepat detak jantung Wonwoo yang memang sudah tidak karuan sejak tadi.
Jangan tanyakan apa yang sedang Wonwoo pikirkan, karena saat ini, ingin rasanya pria yang lebih tua itu mengambil tengkuk pria di sampingnya dan mencium bibir ranum kenyal yang berkilauan di hadapannya. Apa rasanya? Isi kepala Wonwoo sudah berantakan dengan Mingyu di dalamnya.
Wonwoo menghalau segala pikiran pic segera berdiri dari duduknya, hingga membuat Mingyu sedikit kaget dan mendongak menatap tubuh tegap tinggi di sampingnya. “Mau kemana, mas?” pria manis itu. Wonwoo menundukkan wajahnya hingga manik mereka kembali saling bertemu, dengan sedikit salah tingkahnya, pria tampan itu tersenyum dan mengulurkan satu tangannya membangunkan Mingyu agar berdiri di sebelahnya, “Saya mau lanjut main lagi, kamu mau ikut?” tanya Wonwoo.