Like There's No Tomorrow
tw: foreplay and implicit scene 18+, please be wise reader ya.
Pria muda yang memiliki bahu tegap itu mengunci kembali benda pipih yang tadi sempat ia rebut, lalu meletakkan ponsel kekasihnya di atas nakas ketika ketikan 'u too, kak...' sudah terkirim kepada Joshua.
“Udah, you just have to focus on me, daddy.” kata pria manis yang sedang duduk di atas tubuh tegap besar milik Mingyu itu dengan suaranya yang lembut. Pria yang lebih tua itu tersenyum, memperlihatkan kedua canine tooth-nya sembari menatap penuh puja pria yang lama tak ia temui, namun, kini sudah berada di atas tubuh tegapnya. Si dia mengelus lembut kedua lengan pria yang lebih muda, dan menarik tubuh ramping itu perlahan, mendekatkan posisi tubuh mereka untuk mengikis jaraknya.
Mingyu mengelus lembut pipi mulus Wonwoo yang sudah berada sangat dekat dengannya secara perlahan, mengecup keningnya, dan menyatukan kedua hidung mancung mereka, sembari tersenyum yang dibalas dengan senyuman manis dari pria yang lebih muda.
“Iya, fokus saya always on you, manis.” Pria tampan itu mengecup lembut ranum lembut Wonwoo, yang dibalas dengan ciuman lainnya oleh pria yang lebih muda itu.
Setelah itu, Mingyu dengan ringannya membanting perlahan tubuh pria yang berada di atasnya untuk berbaring di sisi kosong sebelahnya, mengganti posisi mereka.
“Mau remedial untuk ujian yang tadi atau belajar untuk ujian besok pagi?” tanya Mingyu dengan nadanya yang menggoda, bibirnya kini sudah menjelajahi leher jenjang kekasih gelapnya, mengecupi perlahan rahang, pipi, kelopak mata, the tip of his nose dan kembali menginvasi leher pucat pria yang berada di pelukannya. Remedial yang Mingyu maksud tentu tidak ada hubungannya dengan ujian yang akan dijalani Wonwoo esok pagi. Pria manis itu sangat tahu maksud daddy sugar-nya, tentu saja ia tersenyum, sembari mengelus surai Mingyu.
“Hmmm?” tanya Mingyu lagi sembari menghirup harum tubuh kekasih gelapnya, lalu, mengecupi ceruk leher Wonwoo yang terpampang jelas di hadapannya karena pria manis itu mendongakkan kepalanya dengan sengaja untuk memberikan Mingyu yang kini sudah berada di atasnya ruang untuk bermain-main di sana.
“Haha, geliii—” tawa kecil pria manis itu terdengar pasrah membiarkan sapuan lembut bibir pria yang lebih tua itu menjelajahi area depan tubuhnya, serta tangan Mingyu yang sudah mulai meremat gemas paha pria yang totally sudah berada di bawah kukungannya.
“Jawab dulu, baby—” pinta Mingyu yang masih menyibukkan kecupannya di area paha Wonwoo yang malam itu tidak tertutup sehelai kainpun.
“Remed, dadhh—” jawab Wonwoo dengan setengah terengah merasakan jemari gemuk milik Mingyu yang sedang mengeksplor bagian bawah tubuhnya secara perlahan — tickling and stimulating —, yang dibalas senyuman miring dari pria yang lebih tua itu ketika melihat tubuh ramping kekasihnya sudah meliuk cantik di atas tempat tidur size king sebagai alas mereka.
“Saya akan test pertanyaan yang kira-kira akan keluar besok.” kata Mingyu dengan nada menggoda yang dilanjutkan dengan senyum miringnya. Ia kemudian mengecup bibir Wonwoo. Pria manis itu mengangguk.
“Kalau besok profesornya bertanya, why did you choose our university compared to other universities? what will you answer, baby?” bisik Mingyu dengan nadanya yang menggoda, sembari menggigit pelan daun telinga Wonwoo, sedangkan tangannya kini sudah meremat bokong pria yang lebih tua itu hingga menganga sembari mendesah pelan.
“Ahh— Because whatever my handsome daddy asks me, I can always grant it?” jawab Wonwoo ketika jari Mingyu bermain dengan acaknya di daerah lubang manisnya di bawah sana.
“Really?” tanya Mingyu. “Really that you will grant all my wishes?” tanya Mingyu lagi, perlahan memasukkan, dan menekan lebih dalam ujung tangannya yang sedang menyelam di dalam Wonwoo.
“Everythinghh—” jawab pria manis itu.
“With no excuses, baby, kamu besok ikut saya ke Grand Opening Hotel.” kata Mingyu, “As my partner, and lover, saya akan mengenalkan kamu sebagai pasangan saya, nani.” lanjut papa Woozi itu sebelum Wonwoo menolak ajakannya. Mingyu dengan perlahan mengeluarkan jemarinya dan memainkan pinggiran anus kekasihnya yang berkerut dengan jarinya yang sedikit basah.
“Istri kamu?” tanya Wonwoo ragu, sembari membangunkan tubuhnya sedikit dari posisinya. Ia terkejut mendengar pernyataan pada kalimat Mingyu yang terakhir.
“There's only you, gorgeous, no one else.” Jawab Mingyu, mengecup bibir Wonwoo, sembari mendekatkan tubuh mereka berdua, dan tanpa Wonwoo aware he put his finger in again and pressed his fingers deeper.
“Aaaa— Daddy, It's too deep—” erang Wonwoo berbisik, pria manis itu mencakar bagian punggung bawah Mingyu yang dibalas dengan kecupan-kecupan pada wajah cantiknya.
“I know, and I know you like it.” Kata Mingyu, dibalas cicitan Wonwoo yang sedang menikmati benda gemuk panjang menginvasi bagian dalam tubuhnya dan menekan sweet spot-nya berulang kali. Wonwoo mencengkeram punggung Mingyu yang kekar.
“I love when your body shaking like this.” bisik Mingyu.
Pria yang lebih tua itu menyudahi permainan jarinya, hingga tubuh Wonwoo merasakan kekosongan dibuatnya. Mingyu seketika berdiri dari tempat tidur yang berlapiskan kain putih, dan mengajak Wonwoo untuk berdiri juga di hadapannya dengan menarik kedua lengan pria manis itu. Wonwoo mengikuti apa yang diperintahkan oleh daddy-nya dan kini mereka sudah saling berhadapan di samping tempat tidur.
“Kamu tau, cantik, you are so messy right now, and I want to mess with you more and more.” kata Mingyu menarik pinggang Wonwoo lembut dan mendekatkan tubuh mereka untuk mengikis jarang yang ada, lalu merapikan surai gelap milik Wonwoo.
“Second question, kalau profesor nanya, what are your accomplishments so far? Apa yang akan kamu jawab?” tanya Mingyu.
Mingyu menggendong Wonwoo, dan membawa tubuh ramping, berkulit pucat sedikit lengket karena keringat itu ke tembok yang berada di kamar hotel suite bintang lima tersebut — menghimpitnya —. Wonwoo memegang kedua bahu kokoh dan melingkarkan tangannya di leher milik kekasihnya.
Mingyu meletakkan tangannya pada kedua benda sintal di belakang sana, sembari meremasnya, ia juga membuat aksesnya sendiri agar dapat memasukkan miliknya pada lubang berkedut di bawah sana, sedangkan Wonwoo, mengerang kesakitan yang bercampur dengan rasa nikmat ketika ada benda padat yang kembali memenuhi tubuhnya.
“You don't wanna move, daddy?” tanya Wonwoo yang sedikit meringis efek dari lubangnya yang terhantam dengan benda yang sangat keras dan padat.
“Hng, jawab dulu pertanyaan profesornya, what are your accomplishments so far?” tanya Mingyu, mengulang pertanyaannya dengan sedikit mengerang ketika merasakan sesuatu sedang menekan dan melepas tekanannya di bawah sana.
“Hhh— Apa ya?” tanya Wonwoo. “My accomplishmets are loved and spoiled by you, being your mistress, being your whore, and giving you everything you want in return, yakan?” tanya Wonwoo menatap dalam mata bermanik elang milik daddy-nya dan tersenyum tipis. “But I love it, karena pada akhirnya kamu selalu kembali ke aku.” lanjutnya.
“Can you move now?” bisik Wonwoo pada kekasihnya yang masih terdiam mematung mendengar jawabannya. “Fill me with yours, mess me up, daddy sayang.” bisiknya dengan kalimat menggoda penuh pinta.
Mingyu tersenyum menggoda dan memberikan kecupan pada bibir ranum Wonwoo yang sudah membengkak sedari ronde pertama mereka. Pria manis itu seolah tidak ingin berhenti, Wonwoo menekan tengkuk Mingyu untuk tetap menyatukan kedua bilah bibir mereka, dan saat yang bersamaan pun Mingyu memegang pinggul Wonwoo dengan kencang, menggerakkan pinggul ramping pria manis di hadapannya naik-turun, menggoyangkan pinggulnya untuk bergerak berlawanan dengan sang kekasih. Keringat yang perlahan berkucuran perlahan mulai menciptakan suara dari kulit lembab yang bertabrakan, suara nyaring dan lantang yang mengisi kamar hotel, ditambah lagi dengan desahan keduanya yang tertelan di balik ciuman yang tak berkesudahan seolah tidak ada lagi hari esok yang bisa disisakan untuk keduanya. Dan lagi, mereka kembali melepas rindu.