WonGyu_Day
Part of — AU Shall We
↳ 800k Words ↳ Mingyu/Wonwoo ↳ fluff, implicit mild matured content
Mingyu memarkirkan mobil fortuner putihnya di sebelah mobil HRV putih yang sudah terparkir di sana. Dia keluar dengan membawa kotak kue yang tadi sore sempat dia titipkan ke rumah sahabatnya — Hao dan Jun, sembari mengantarkan Yuvin dan Ichan yang tiba-tiba ingin menginap di rumah Koh Hao dan Om Jun.
(“Yah, kita kayaknya nginep di rumah Koh Hao aja deh, mau nyobain games baru.” kata Yuvin ketika melihat Mingyu keluar dari kamar Wonwoo.
“Loh kok tumben? Ichan juga?” tanya Mingyu.
“Iya, Om Jun juga janji mau bikinin kita Spagetti Seafood Lasagna.” kata Ichan, menimpali. “Tumben banget” tanya Mingyu sedikit bingung.
“Lagian Ayah Ming juga mau ke rumah Om Jun kan?” tanya Ichan.
“Iya, mau ambil cheesecake buat Papa Nu.” jawab Mingyu.
“Yaudah, sekalian aja! Ga usah pulang ke rumah, biar ga muter-muter. Yakan, Chan?” tanya Yuvin sembari menyenggol tangan Ichan meminta bantuan. Ichan mengangguk yakin.)
Dan di sinilah Mingyu di depan pintu kayu jati berwarna cokelat tua, pintu utama rumah Wonwoo sembari memegang kunci rumah di tangan kirinya. Iya, setelah ajakan Mingyu untuk menikah bulan lalu, mereka sudah bertukar kunci rumah. Tidak hanya Mingyu, Yuvin pun memiliki kunci rumah Ichan dan begitupun sebaliknya.
Just, come. Aku di kamar ya, Masyang.. pesan terakhir yang dikirim Wonwoo dan membuat badan Mingyu keringat dingin malam itu.
Rencananya, memang ingin merayakan anniversary mereka, tapi, entah apa yang ada dipikiran Wonwoo sampai dia harus mengirimkan foto yang membuat darah Mingyu berdesir. Bohong jika Mingyu tidak merasakan apa-apa saat melihat kulit mulus sang kekasih di chat box mereka tadi. Sempat terfikirkan untuk berbalik saja, karena ini memang sangat tiba-tiba.
Tapi, berbalik pasti akan mengecewakan Wonwoo yang sudah menunggu, bukan? pikir Mingyu.
Setelah 15 menit bertarung dengan pikirannya, di sinilah Mingyu, sudah masuk ke dalam rumah Wonwoo yang hanya dihiasi lampu remang saat melewati ruang tamu, ruang tv, dan meja makan. Mingyu mampir sebentar ke kulkas, dan menaruh kuenya di sana. Kemudian, dia melanjutkan langkahnya untuk naik ke tempat yang di sebutkan Wonwoo di chat tadi.
Tok tok
“Sayang..” panggil Mingyu lirih, dia berharap agar Wonwoo dapat mendengarnya.
“Yes, Masyang. Just come in!” pinta seorang dari dalam. Mingyu membuka pintu itu dengan perlahan. Jujur saja, dia sedikit takut. Dia sangat mewaspadai apa yang akan muncul di hadapannya.
Wonwoo sudah ada di atas tempat tidurnya menatap ke arah pintu yang terbuka dengan kepala seseorang yang sangat ia sayangi mengintip di balik daun pintu itu.
“What are you doing there? Masuk!” pintanya, menepuk kasur sebelahnya yang kosong.
Sebenarnya, menginjak dan menginap di kamar utama dari rumah ini bukan hal pertama untuk Minyu. Dia beberapa kali menginap dan mereka hanya tidur bersama saling berpelukan, tidak pernah lebih dari itu.
Mingyu melangkahkan kakinya ke dalam kamar yang sudah mulai meredup, hanya lampu di sudut kamar yang dibiarkan menyala berwarna ke kuningan. Lampu tidur Wonwoo. Mingyu kini sudah duduk di pinggir tempat tidur berukuran king size itu dengan Wonwoo yang sudah memamerkan kaki putih jenjangnya dengan t-shirt bergaris hitam putih yang hanya sedikit menutupi selangka paha dalamnya, sama persis seperti gambar yang dikirim oleh Wonwoo tadi.
“Sini..” ajak Wonwoo. Jantung Mingyu berdegup ribut, walau demikian dia tetap menuruti perintah sang kekasih.
Posisi Wonwoo kini sudah tidur memeluk Mingyu dan menjadikan lengan pria dominannya sebagai bantal.
“Why are you so tense?” tanya Wonwoo ketika merasakan hal yang tidak biasa pada sang kekasih.
“No, I just.. Ngga tau. Kamu kenapa malam ini?” tanya Mingyu keheranan.
“I just want to give you something, sesuatu yang berharga dari aku. Ngga boleh?” tanya Wonwoo balik.
“Ngga, bukan itu. Ngga biasanya. Kamu ngerti kan maksud aku?” tanya Mingyu seraya menyisir surai Wonwoo. Wonwoo menjawab dengan anggukan.
Mingyu terduduk kembali, membuka cardigan yang sedari tadi dia gunakan dan meyisakan white t-shirt fit size di badannya, kembali menidurkan badannya dan membawa kepala Wonwoo kembali kelengannya, diambilnya dagu sang kekasih dan dikecupi seluruh wajah pria yang sudah mengisi hari-harinya beberapa tahun belakangan ini. Wonwoo memejamkan matanya, menikmati nafas hangat pria yang lebih tua di hadapannya.
Menyatukan bibir mereka dengan lumatan secara perlahan adalah yang Mingyu lakukan setelah menjelajahi wajah manis sang kekasih dengan kecupannya.
“Aku sayang banget sama kamu, Wonwoo.” Bisik Mingyu di telinga Wonwoo, dan mencium rahang Wonwoo.
“Hari ini aku bisa tahan, sayang. Jangan kaya gini lagi ya. Aku ngga tau ke depannya.” kata Mingyu lagi, semakin mendekap tubuh Wonwoo dan membiarkan Wonwoo merasakn detak jantungnya.
“I love you more, Masyang.” kata Wonwoo dengan suara yang sedikit terendam karena dekapan Mingyu.
Wonwoo memeluk Mingyu, mengelus punggung sang kekasih dan menyilangkan satu kakinya di pinggang Mingyu seperti sedang memeluk guling.
“I'm ready, Masyang. Eat me.” rengek Wonwoo sembari menatap Mingyu. Mingyu menatap lirikan rubah itu, mengecup puncak kepala Wonwoo.
“Nanti ya. Aku yang belum siap.” kata Mingyu. Mengelus paha lembut Wonwoo tak berbalut yang sudah berada dipinggangnya. Membiarkan sang empunya rumah mengerucutkan bibirnya — cemberut — karena penolakannya.
Mingyu berusaha membuat Wonwoo tertidur di dalam dekapannya, agar mereka tidak benar-benar melakukan “kagiatan positive” yang sebenarnya ingin Mingyu lakukan dengan Wonwoo. Tapi, ternyata setelah pria itu pikirkan lagi, Mingyu belum siap melihat Wonwoo mendesah dan menangis di bawah kuasanya.
“Happy anniversary, sayang.” ucap Mingyu, mengecup puncak kepala Wonwoo untuk yang kesekian kalinya.
“Semoga kita bisa ngerayain anniversary kita sampai aku ubanan, keriput di mana-mana, punya cicit, Yuvin dan Ichan punya cucu.” ucap Mingyu.
“Happy anniversary, Masyang. I wish, nothing has changed until we die ya, mas.” Doa Wonwoo tulus, mengecup bibir Mingyu yang dibalas oleh Mingyu, menjadi lumatan kecil. Dan berakhir dengan Mingyu yang mengecup pelipis Wonwoo sebelum mereka sama-sama terlelap.