Wonwoo sangat hafal kemana elevator ini akan membawanya, tidak perlu waktu yang lama, pintu dengan pantulan dirinya itu terbuka, mau tak mau ia harus keluar dan mencari pintu yang biasanya ia kunjungi bila berkunjung ke sana. Tak lama ia berhenti di salah satu pintu yang bertuliskan nomor 2523, di lantai 25 dengan kamar nomor ke 23. President suit room dengan penandangan kota Jakarta yang terlihat bagus ketika malam hari datang. Wonwoo meraih kantung seragam yang terdapat didadanya, dan membuka kamar itu dengan benda tipis yang berada di tangannya.
Wonwoo melangkahkan kakinya ke dalam kamar yang berhiaskan interior mewah serba putih dan abu-abu itu, seolah ia masuk ke dalam kamarnya sendiri, ia melepaskan sepatunya, dan memasukkan sepasang sepatu putih kets-nya ke dalam rak sepatu yang terdapat di samping pintu masuk, lalu si dia yang manis itu masuk ke dalam salah satu ruangan yang berisikan tempat tidur besar dengan interior yang tak kalah mewah dengan ruang lainnya. Masih ada ruang lain sebenarnya, tapi ia selalu masuk ke dalam ruang ini karena wangi maskulin Mingyu bertebaran di sini. Lemari baju di kamar ini berisikan baju-baju milik kekasihnya, dari baju santai, baju olarhaga, hingga baju formal. Kemudian, botol-botol skin care dan parfume Mingyu terletak rapih di meja rias ruang itu.
Ia sudah selonjoran di tempat tidur king bed itu dengan anteng dan membalas chat dari teman-temannya satu persatu yang masuk ke ponselnya.