Wonwoo terbangun saat telepon yang berada di nakas samping posisi Mingyu tidur berbunyi beberapa kali, Mingyu masih belum terbangun dengan suara bising itu, hingga pria manis tersebut harus merangkak, menindih tubuh kekasihnya agar dapat mencapai benda yang berdering sedari tadi.

“Ya?” jawab Wonwoo dengan suara seraknya, sedangkan tangan Mingyu memeluk tubuh ramping pria itu yang kini sudah berada di atasnya.

“Iya, mas, dianter aja ke sini. Boleh— iya, oke. Terima kasih.” kata Wonwoo, kemudian menutup telepon itu.

“Siapa?” tanya Mingyu dengan suaranya yang juga tak kalah serak, masih memeluk Wonwoo, sesekali mencium bahu pria muda di atasnya yang

Breakfast, aku minta dianter aja ke kamar, sakit pinggulku.” kata Wonwoo.