YOU
tw: cheating
“We are all in the gutter, but some of us are looking at the stars and I can see stars through your eyes”
Setelah menulis pesan singkat SOS di imessage group sahabat kentalnya, di sinilah dia – Wonwoo – di depan pintu mematung sebelum membuka pintu untuk tamu yang dia tau siapa tanpa berbicara lewat intercomm yang tersedia berada di dekatnya.
Cklek!
Sepersekian detik, bahkan mungkin kurang, pria yang dari tadi berdiri di depan daun pintu itu langsung melingkarkan tangannya dan menarik pria yang lebih kecil darinya itu ke dalam pelukannya. Erat, lama dan hangat.
“Ka..” suara cicitan Wonwoo menyapa telinga pria itu.
“Ya, Dek.” suaranya teredam karena dia bicara tepat dicuruk leher Wonwoo. Possessive, tidak ingin melepaskannya.
“Kaya gini sebentar ya.” pinta pria itu lagi, Pria bermata rubah itu tidak menolaknya dan perlahan mulai menyambut pelukan hangat Mingyu dengan memberikan afeksi berupa usapan-usapan kecil naik turun kemudian ke kanan dan kiri di punggung pria itu.
Mingyu melepaskan pelukannya, perlahan mundur namun masih memegang kedua bahu pria di depannya sambil melihat dan mencermati dalam-dalam bagian demi bagian wajah Wonwoo, dari surai dikeningnya, hidungnya, mata rubah cantiknya, perlahan tangan kanannya menyentuh pipi kiri pria yang sering dia panggil 'dek' ini, mengelusnya dengan ibu jari. Mingyu perlahan memajukan badannya, mengikis jarak antara mereka berdua merasakan deru nafas satu sama lain yang semakin mendekat dan menyatukan belah bibir mereka, melumatnya perlahan tak ada perlawanan.
Pada saat yang bersamaan Wonwoo kaget, membelalakkan matanya sebentar, namun mulai membalas ciuman Mingyu, memejamkan matanya, melingkarkan kedua tangannya ditengkuk leher Mingyu dan mulai menikmatinya. Jantungnya berdebar hebat, seperti ada sekumpulan kupu-kupu yang bersarang diperutnya. Wonwoo tidak tahu, kalau Mingyu merasakah hal yang sama.
Wonwoo melepaskan tautannya lebih dulu, berusaha mencari oksigen yang direnggut Mingyu pada saat berciuman tadi. Mingyu mengelap bibir Wonwoo dengan ibu jarinya, belum ada kata yang keluar dari bibir masing-masing, hanya saling menatap sendu melepas rindu. Wonwoo masih melingkarkan tangannya ditengkuk leher Mingyu sesekali mengelus surai disana, sedangkan Mingyu melingkarkan kedua tangannya dipinggang Wonwoo, sambil sesekali mengelus pinggang ramping itu dengan ibu jari.
“Ka..” pria yang biasanya menggunakan kacamata bundar itu mencoba untuk mengusir keheningan.
“Hm?” Jawab pria yang dipanggil 'Ka' itu tanpa mengalihkan pandangannya. Pria di depannya menundukkan wajahnya, semburat rona merah dipipi putih Wonwoo mulai terlihat, membayangkan ciuman yang baru pertama kali ia rasakan di 21 tahun hidupnya, itu ciuman pertamanya.
“Dek..” Wonwoo pun mendongakkan kepalanya sedikit terkejut dan karena panggilan itu membuyarkan bayangan ciuman pertamanya. Mingyu memajukan kepalanya lagi, melumat lagi bibir Wonwoo, kali ini pria ramping dengan surai hitam itu sudah mempersiapkan dirinya.
Belum melepas tautannya, Mingyu menggendong pria yang lebih muda satu tahun darinya itu dengan koala style, melangkah ke dalam apartement yang sudah dia hafal tata letaknya dan mendudukan mereka di sofa, Wonwoo dipangkuannya masih melingkarkan kakinya dipinggang Mingyu.
Kini Mingyu yang memisahkan jarak antara belah bibir masing-masing. Mingyu kehabisan nafasnya kali ini. Wonwoo langsung menenggelamkan kepalanya diceruk leher Mingyu dalam diam. Dihirupnya aroma parfum Chritian Dior Eau Sauvage di sana, wangi aroma citrus yang sudah becampur dengan wangi tubuh Mingyu memasuki saluran pernafasan Wonwoo dengan sopan. Wonwoo sangat menyukai wangi ini, wangi ini candu baginya.
“Hei.. Mau sampe kapan ini jadi koala?” kata Mingyu iseng, membuyarkan keheningan diantara keduanya. Wonwoo refleks menjauhkan kepalanya dari ceruk leher Mingyu sambil cemberut, kegiatannya menghirup wangi Mingyu terganggu. Mingyu terkekeh dan langsung mencubit hidung bangir milik pria dipangkuannya itu.
“Aku yang kangen, kamu yang clingy. Nular ya kangennya?” tanyanya lagi. Wonwoo masih terdiam, dalam hati menjawab 'Dari kapan guemah udah kangen duluan'.
Wonwoo mulai beranjak dari pangkuan Mingyu, “Kaka mau minum apa?” tanyanya, dia sekarang itu sedang bingung. Di luar sana ada pacarnya yang sedang mengemudikan pesawat, di depannya ada pria yang entah sejak kapan, seperti magnet berlawanan baginya dan Wonwoo selalu tertarik mendekat. Selalu.
Tiba-tiba ponsel genggamnya berdering, di situ jelas tertulis nama “Bang Seungcheol” dia berniat untuk mengambil benda pipih itu dan ingin mengangkatnya, namun tangan Mingyu lebih cepat dan merebut ponsel itu, menyimpannya di nakas sebelah sofa yang diduduki pria yang sekarang sedang menatapnya sambil menggelengkan kepalanya lembut. Wonwoo terdiam, seperti terhipnotis.
“Kalau ada gue, gue maunya lo fokus sama gue. Bang Seungcheolnya nanti aja.” pintanya, pelan namun menuntut.
“Tapikan-” omongannya terputus, Mingyu mendekatkan dirinya ke Wonwoo, menatap manik pria bermata indah di depannya dan berkata “Gue sayang sama lo, Nu. Gue kangen 2 minggu lo dipepet abang terus! Gue juga mau. Gue capek ngebatin terus.” keluhnya. Entah ada setan apa di sana, Wonwoo mengelus pipi pria yang lebih tinggi darinya itu sambil tersenyum, dan berucap pelan, “I really miss you. Tapi, gimana? Guekan pacarnya Bang Seungcheol, Ka.”
“Sama gue aja ya, Nu, kalau ga ada Bang Seungcheol?” tanyanya. Wonwoo terkejut. Kali ini dia beneran kaget, detak jantungnya berpacu tidak karuan, dia belum pernah se-deg-deg-an ini, pun bila dekat dengan pacarnya. Darah dalam tubuhnya berdesir, itu yang dia rasakan kini. Mingyu memeluk Wonwoo erat-erat, dan berkata, “Gue ga apa kok kalau harus jadi yang kedua.”
Deg!