You Look Familiar


TW: NSFW, Sex Toys, Masturbation, Porn Video, Explicit Sexual Content, Explicit Language, Squirting and Vaginal Ejaculation, Nipple & Clit Torture, local profanities, Hand Jobs, etc

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan di dalam apartemen dengan pencahayaan ruangan yang temaram, seorang pria berwajah tampan dengan perawakan tinggi kekar sedang duduk di depan layar komputernya. Wajahnya yang tampan kini tampak terlihat serius, sementara tatapannya terfokus pada gambar bergerak dari layar 32 inch yang berada di hadapannya. Di sana, sebuah video dengan konten dewasa mengisi layarnya penuh, menampilkan adegan-adegan yang memancing nafsu dan merangsang imajinasinya. Suara desahan lembut pria manis dari video itu menyatu dengan atmosfer malam di unit apartemennya. Pria tampan itu sepenuhnya tenggelam, menikmati setiap detail dari visual dan audio yang menggugah gairah prianya.

Dug!

Terdengar suara gaduh yang mengejutkan, seperti sesuatu yang sengaja dibuang dan kemudian ditabrakkan ke depan pintu masuk apartemen pria yang berprofesi sebagai dosen itu.

“Suara apa tuh?” tanya sang penghuni terkejut mendengar bunyi berisik di luar. Ia segera bangkit dari kursinya dan melangkah menuju pintu utama apartemennya.

Saat pintu dibuka, pria tampan bertubuh atletis itu mendapati sebuah kotak besar tergeletak di depan pintunya. Kim Mingyu, sang pemilik apartemen, segera mengambil kotak tersebut dan membaca label pengirimannya dengan seksama. Terlihat jelas tulisan pada kardus itu: “Adults Goods — Don't open it without the owner's permission!” Mingyu membalikkan kotak itu, dan melihat alamat apartemen serta nomor unit yang tertera di sana: “Unit 1707 – J. Wonwoo”.

The name sounds familiar,” gumam Mingyu, tetapi ia hanya mengangkat bahunya, lalu mulai memencet bel unit apartemen 1707 yang tertera di daun pintu berwarna coklat itu. Bel itu ia bunyikan semakin cepat dan sengaja agar lebih mengganggu, seolah memaksa penghuni apartemen tersebut untuk membukakannya pintu.

***

“Aaaahhngg...” desah seorang pria cantik dengan suara lembut namun penuh gairah di dalam masker bermotifkan kumis kucingnya yang sedang membuka lebar-lebar kedua pahanya yang tidak terlapisi kain apapun di depan kamera. Vibrator dildo yang menggetarkan vagina-nya, clit suction yang menghisap klitorisnya, serta stimulasi tongue vibrator yang menjilati kedua nipples-nya secara bersamaan, menciptakan sensasi yang luar biasa nikmat untuknya, sehingga ia menggeliat tak karuan menerima rangsangan-rangsangan sex toys itu pada tubuhnya.

Namun, suara bel apartemennya tiba-tiba mengganggu kenikmatan yang tengah dinikmatinya. Dengan enggan, ia mematikan semua sex toys yang sedang bekerja pada tubuhnya sembari melenguh manja. “Mhhhh... Daddy, sorry, just a sec! I gotta get the door. Someone's bothering me,” katanya dengan nada manja sambil berdiri dari tempat duduknya. “Baby will be back, daddy,” tambahnya sebelum melangkah meninggalkan ruang studionya.

Pria cantik itu melepaskan masker kumis kucing dan bando cat ears yang menghiasi kepalanya, lalu mengenakan robe kimono hitamnya. Ia melangkah menuju pintu apartemennya dengan raut wajah yang sedikit kesal karena kenikmatan yang ia rasakan harus terhenti, namun ekspresinya berubah terkejut saat melihat dosen pembimbingnya berdiri di depan pintu unit apartemennya—begitu pula Mingyu, yang membawa kotak coklat besar di tangannya.

Penghuni unit 1707 itu langsung keluar dari apartemennya.

“Prof. Mingyu?” tanya Wonwoo, suaranya tidak bisa menyembunyikan kekagetannya saat menatap pria yang belakangan ini sedang ia keluhkan.

“Jeon Wonwoo?” balas Mingyu yang tak kalah terkejutnya.

Pria cantik itu celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri, memastikan apakah ada orang di sekitar lantai tempat mereka tinggal. Tatapannya kembali tertuju pada Mingyu yang malam ini menggunakan celana training panjang abu-abu dengan white t-shirt yang pas di badannya, memperlihatkan otot-otot lengannya yang kekar, dada bidangnya, dan urat-urat tangannya yang menonjol, membuat Wonwoo sedikit terpana hingga menelan salivanya dengan agak kasar. Sementara itu, mata Mingyu tetap terpaku pada Wonwoo, yang muncul di ambang pintu apartemennya hanya dengan robe kimono hitam sangat pendek, bermotif bunga sakura merah muda lembut. Kimono itu memperlihatkan dada Wonwoo yang putih dan kakinya yang jenjang, membuat Mingyu terdiam.

“Prof. Mingyu, ngapain di depan unit apart saya malem-malem gini?” tanya Wonwoo dengan nada bingung, matanya tertuju pada kotak besar di tangan Mingyu yang mencolok dengan tulisan “Adults Goods”.

Mingyu yang ditanya masih terdiam, ia masih sibuk mengabsen wajah mahasiswa yang kini berdiri di hadapannya. Tatapannya tertuju pada mata cantik Wonwoo yang dihiasi softlens abu-abu dan makeup halus. Manik rubah itu, saat Mingyu memperhatikannya lebih seksama, tidak terasa asing untuknya. Melihat Wonwoo lebih dekat dari sebelumnya—meskipun ia hanya beberapa kali bertemu dengannya di kelas—Mingyu baru menyadari betapa menawannya pria yang lebih muda darinya ini, membuat jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.

‘Gue baru sadar, ternyata Wonwoo ini cantik ya? Matanya yang cantik, bibirnya yang mengilap, kulitnya yang putih, dan tubuhnya yang ramping,’ pikir profesor muda itu memperhatikan Wonwoo dari atas hingga ke bawah.

“Prof?” panggil Wonwoo lagi, mengembalikan Mingyu dari lamunannya.

“Oh, iya. Jeon Wonwoo,” sapa Mingyu setelah sadar dari lamunannya, agak terkejut. “Ini, sepertinya paket kamu nyasar ke unit apart saya di seberang,” kata pria yang lebih tua itu sambil menunjuk pintu apartemennya dengan kepala dan tatapan matanya.

I just thought you might not want people seeing this, so here’s your package.” lanjut Mingyu sambil menyodorkan kotak coklat yang ia pegang, dengan senyuman lebar di bibirnya sembari memamerkan kedua taringnya yang terlihat menggemaskan.

“Oh, gitu. Terima kasih, Prof,” kata Wonwoo, dengan cepat mengambil kotak tersebut. “Sorry for bothering you,” tambahnya sebelum menutup pintu, meninggalkan Mingyu yang masih berdiri di depan pintu, sedikit mengernyitkan keningnya sebelum kembali ke unit apartemennya.

***

Mingyu kini telah kembali duduk di depan layar komputernya yang masih menyala, menampilkan suasana kamar tidur yang memikat dengan sprei lilac dari bahan sutra, begitu lembut dan mengilap di bawah cahaya. Di sisi lain, kursi gaming berwarna hitam dengan aksen lilac tampak begitu serasi dengan keseluruhan dekorasi ruangan yang tertangkap oleh kamera. Untuk pertama kalinya, Mingyu memperhatikan betapa estetikanya ruangan itu—sebuah pemandangan yang tidak pernah ia perhatikan sebelumnya.

Mingyu menatap layar komputernya dengan seksama. “Hah? Is the stream over? Don’t go, baby!” rengeknya saat ia hanya melihat kamar kosong tanpa aktivitas. Mingyu hampir putus asa, namun kemudian terdengar suara grasak-grusuk dari speaker komputernya, “Oh, great! It’s still on.

Di layar, seorang pria dengan tubuh putih yang menawan indah, tanpa menggunakan sehelai kain pun, hanya mengenakan masker kumis kucing dan bando telinga kucing, muncul sambil membawa kotak coklat besar. Mingyu langsung mengenali kotak tersebut—itu adalah kotak yang baru saja ia antar ke apartemen Wonwoo, persis sekali.

Pria yang dikenal dengan nama panggilan “Bj Baby” itu sudah kembali duduk. Dengan nada manja, pria itu berkata, “Sorry, babies. My neighbor gave me the package that ended up at his place by mistake. Liat deh!” kata streamer adegan dewasa berwajah manis sembari menunjukkan paket yang tampaknya baru ia terima.

Mingyu memperhatikan layar komputernya dengan serius, matanya menyipit untuk menangkap setiap detail dari situasi yang terpampang di depannya. Ketika kotak coklat muncul, Mingyu segera menghubungkan kotak tersebut dengan kejadian yang baru saja ia alami. “Wait, is baby Jeon Wonwoo?” pria itu membelalakkan matanya.

Namun, konsentrasi Mingyu kembali terpecah ketika Bj Baby kembali membuka lebar kedua kakinya, meletakkan pahanya di pegangan kursi untuk memamerkan area intimnya. Dalam sorotan lampu, bibir vaginanya yang merekah kembali tampak jelas di layar, memancarkan aura sensual yang menggoda. Melihat pemandangan itu, jantung Mingyu berdebar kencang. Bj Baby dan keintimannya tampaknya menyatu dalam satu kesatuan yang begitu memikat, membuat Mingyu menggila.

Forget about the package, daddy, nghhh... this pussy’s been waiting and craving for your touch, mmhhhh...” desahnya lembut. “What should I do now, daddy? Nghhhh...” lenguhnya manja saat jemari lentiknya mulai mengelus lembut labia minoranya yang terbuka dengan kedua jari, sementara tangan lainnya sudah kembali menggenggam dildo ukuran XL berwarna tan yang ia pesan kepada teman dekatnya. Perlahan ia memasukkan mainan itu dari balik maskernya ke dalam rongga mulutnya, gerakan naik turun memanjakan permainan tersebut dengan penuh kasih sayang, seperti ia sedang memanjakan kejantanan seseorang.

Mingyu mabuk, seolah merasakan bibir tipis ranum itu berada di antara selangkangannya dan bermain-main dengan penis-nya yang semakin lama semakin membesar.

“Aaaahhhh... put it in, daddy sayaanghhh... I miss your cock inside me,” desahan Bj Baby semakin manja saat ia memainkan dildo yang sudah basah dengan saliva-nya itu pada bibir kemaluannya, menggesek lembut klitorisnya dengan gerakan yang menggairahkan.

Mingyu, with his wild imagination, started playing with his penis that had already been freed from his gray sweatpants.

Lenguhan lantang terdengar jelas dari speaker komputer Mingyu, sementara layar menampilkan pinggul ramping Bj Baby yang bergerak naik turun, memasukkan dildo berukuran besar yang melekat di kursi tempatnya duduk ke dalam lubang senggamanya yang terbuka. “Yeeessshhh, deeper, daddy... nggghhhhh ngghhhhhh, punya daddy gedeee bangetttthh,” pujinya saat dildo XL itu masih ia masuk-keluarkan dengan gerakannya sendiri dengan yang bergairah.

Mingyu masih tenggelam dalam pesona Bj Baby yang tampak sangat berantakan di layar komputernya. Pria tampan berbadan kekar itu mengetikkan sesuatu, sementara lenguhan manja Bj Baby terdengar semakin bergairah.

“Aaaaahhh, mauuu daddy, baby mau bangeetttthh dijilathhhin daddyyyyhh...” desah pria cantik bermasker itu semakin mesra menanggapi pesan dari username ur_bestd4ddy111, yang memberikan $1500 koin dan menuliskan pesan bahwa ia saat ini sangat ingin menjilati kemaluan Bj Baby yang sudah basah itu.

Di balik nama samaran ur_bestd4ddy111 tersembunyi seorang Kim Mingyu yang berumur 37 tahun, yang diam-diam selalu menikmati setiap momen dari live streaming Bj Baby. Dengan sengaja ia menggunakan nama samaran untuk menjaga reputasinya sebagai profesor. Mingyu memanfaatkan kesempatan ini untuk memuaskan nafsu biharinya secara anonim, sambil terus mengamati dan berinteraksi dengan Bj Baby dari balik layar.

Bj Baby kembali duduk dengan kedua kaki terbuka lebar, memamerkan bibir vagina-nya yang semakin merah ranum, lalu dengan penuh gairah ia menempatkan tongue vibrator pada klitorisnya. Seolah-olah ia bisa merasakan sentuhan dari salah satu akun yang baru saja mengirimkan koin padanya dalam jumlah besar, yang kini sedang merangsang dan bermain-main di sana. “Yeeeeesssshhh, daddy, your tongue feels so amazing, aaaahhhh... aaaahhh...” racau Bj Baby dengan nada menggoda. Ia menambahkan tongue vibrator lainnya pada kedua pucuk dadanya, dan benda silikon itu dengan lembut memainkan putingnya tanpa henti, menambah intensitas kenikmatan yang semakin memuncak di pria muda cantik itu.

“Aaaaaaahhhhhh... daddy, baby mau pipiiiisssss, sayaaaangghh,” pria manis yang sudah tampak berantakan itu mengerang, tubuhnya semakin menggeliat saat ia menambahkan dildo ke dalam vaginanya, mendorong keluar dan masuk dengan ritme acak yang sangat menggoda siapapun yang sedang menontonnya. Getaran tongue vibrator yang melekat di tubuhnya menambah intensitas rangsangan, membuat setiap inci kulitnya berdenyut dengan kenikmatan yang tak terperi. Jemari lentiknya tak henti bergerak, seakan ingin mengejar puncak yang semakin dekat, semakin mendesak untuk dilepaskan.

Sementara di layar komputer Bj Baby, kilauan koin sebesar $2500 kembali muncul, disertai pesan yang menggoda, ‘Pipis aja, baby cantiknya daddy, pipisin daddynya, sayang.’ Kata-kata nakal itu semakin menyulut hasrat gairah dalam diri Bj Baby. Tubuhnya mulai bergerak semakin cepat, iramanya semakin liar, pinggulnya terangkat dan turun dengan desakan yang intens. Kulitnya semakin tampak mengilap karena keringat yang merembes keluar, setiap pori-pori menggambarkan rasa panas di dalam tubuhnya. Kepalanya terpental ke belakang, mulutnya terbuka lebar, dan salivanya menetes. Ruangan itu dipenuhi oleh suara desahannya yang penuh gairah, berpadu dengan suara erotis dari dildo silikon yang bergerak masuk-keluar, menabrak lubang senggamanya yang basah, membingkai setiap detik kenikmatan yang ia rasakan.

Daddyyyyy ngggghhhhhhhhh akuhnghhh pipiiiissssshhhiin yaaa nghhhhhhhh...” erangan panjang beserta tubuh ramping yang bergetar serta mata mendelik ke atas penuh nikmat dan gairah itu menggema dari layar komputer, serta cairan bening ejakulasi Bj Baby meluncur keluar dari bibir vaginanya seperti air mancur, tampak begitu jelas di hadapan Mingyu. Pria tampan itu merasakan jantungnya berdetak kencang, dorongan gairahnya semakin kuat, seiring tangannya yang semakin cepat mengocok kejantanannya, berusaha mengikuti Bj Baby menuju puncak kenikmatan.

Daddy cuumm, baby sayaaaanggghhhhh...” erang Mingyu saat klimaksnya. Tubuhnya bergetar hebat, napasnya terengah, dan akhirnya, semburan putih keluar dengan deras, menetes dan menodai layar komputer di hadapannya. Ia merasakan puncak kenikmatannya, seluruh tubuhnya menyerah pada gejolak hasrat yang tak terbendung.

Mingyu buru-buru meraih tisu, mengelap cairan putih kental yang membekas di layar komputernya, tepat di area tubuh Bj Baby yang masih terkulai lemas di atas kursi gaming-nya. Matanya tak lepas menatap tubuh pria itu, setiap lekuk yang begitu indah dan menggoda. Bibir vagina yang cantik nan merona terlihat sangat menggoda di layar yang cukup besar itu, membuat hasratnya semakin menggebu untuk benar-benar mencicipi rasanya, menikmati setiap tetes cairan kenikmatan dari kemaluan Bj Baby kesayangannya sampai tetes terakhir.