YOU LOVE ME, BUT I'M SORRY


tw: Saka – Bian centric, domestic dating, kissing

Kini Saka dan Bian sudah berada di Studio CGV Velvet yang kosong, benar saja si Dyah — Personal Asisten Saka yang baru — memesankan 1 whole studio untuknya dan pria manis namun manja di sampingnya itu. Bian sedang asik mengoceh sendiri sembari memilih tempat mereka akan duduk, Saka dengan malas mengikutinya. Petugas CGV juga ternyata sudah menyiapkan kentang, cola, bahkan terdapat salted popocorn dan juga caramel di sana, dua rasa popcorn kesukaan Bian. Bian sangat senang sekarang, pria manis itu merasakan sangat spesial diperlakukan oleh Saka hari ini. Tidak hanya itu, Saka juga memberikannya sebuket Bunga Mawar merah muda yang cantik, sama dengan kebiasaan yang selalu Saka lakukan dari dulu. Saka-nya perlahan kembali.

Saka masih berdiri, bingung harus duduk di mana, di sebelah kursi yang nyaris seperti tempat tidur yang sudah Bian duduki atau duduk yang jauh sekalian, namun, belum juga Saka melangkahkan kakinya, tangan Bian sudah menahannya.

“Duduk di sini aja, Kak. Mau kemana?” Tanya Bian, mengerucutkan wajahnya lucu.

“Di situ sih.” Jawab Saka dengan dinginnya menunjuk ke arah tempat duduk yang sangat lebar di sebelah tempat Bian.

No, no. Sit down here, with me. Lagian ini gede banget buat sendiri. Pwease?” Mohon Bian dengan gaya imut dan lucunya, membuat Nisaka tidak mungkin menolak, karena khawatir bila Bian kecewa dan Ibu Ratu mengetahuinya, maka habislah Saka.

Saka menyerah, pria tinggi nan tampan itu duduk di sebelah Bian dengan menyenderkan tubuhnya pada senderan kursi dan membiarkan Bian meletakkan kepala mungil itu di dadanya. Tak lama film drama romantis “The Vow” yang dipilihkan oleh Dyah mulai terputar di layar raksasa di hadapan mereka.

Saka menontonnya dengan serius, mencoba mencari maksud Dyah dengan mengambil hikmah dari alur cerita seorang wanita yang hilang ingatan dan suami wanita itu yang berusaha memilikinya kembali. Film itu sudah berjalan 1 jam lebih 9 menit, saat Saka merasakan Bian mulai mengecupi punggung tangan kirinya yang sedari tadi melingkar malas di pinggang pria yang lebih muda itu. Tubuh Saka terkejut menerima afeksi Bian yang tiba-tiba di ruangan gelap yang hanya ada mereka berdua, pria yang hari ini menggunakan orange t-shirt polos itu masih berusaha santai dengan pikiran yang berjalan membayangkan bila saja Arka yang berada di sampingnya, merapalkan nama Arka saat bibir Bian mulai menjelajahi lehernya, mengingat senyum Arka saat ranum Bian menciumi rahang kokohnya dan mengingat ciuman manis serta bibir plum Arka yang tak pernah terbalas saat itu ketika Bian menyatukan bibir mereka.

And I'm sick of kissing you in my head Oh baby, tell me, when can it be real instead? 'Cause I would do anything to be close to you again And it's hard being here half empty When somewhere different is my favorite part of me

Kedua tangan Saka memegang kedua pipi Bian yang berada di hadapannya, membayangkan wajah Arka yang selalu dia rindukan. Semakin pria tampan itu membayangkan wajah Arka-nya yang kini jauh dari jangkauannya, Arka yang setiap hari ia rindukan, semakin dalam Saka menyatukan bilah bibir mereka dan semakin sakit pula dadanya. Air mata jatuh di kedua pipi Saka, butiran sesak di dada dan jeritan rasa rindu yang selama ini tidak pernah bisa dia lampiaskan. Kini, Saka semakin merindukan pria bermanik rubah cantik itu, senyuman ramah yang selalu menenangkan hari Saka yang melelahkan.

If I could just hold you for real That's the only thing I'll need Baby, that's all I need

Sementara itu, Bian membalas penyatuan bibir mereka serta kecupan yang Saka berikan, ciuman hangat dari pria yang sangat ia cintai itu. Bian merasakan jantungnya yang berdetak kencang seperti ingin meledak, dan tanpa berfikir panjang, pria mungil itu melingkarkan tangannya di pinggang Saka dan sesekali meremat t-shirt yang pria itu gunakan. Menikmati bibir ranum pria yang selama ini ada di sisinya namun entah mengapa selalu ia rindukan, Kak Saka-nya.