Agenda Kelonan
Seperti yang sudah-sudah selama 2 tahun belakangan ini, Mingyu selalu menjadi one call away Wonwoo. Setelah kejadian 2 tahun lalu 'perenggutan keperawanan pada bibir Wonwoo' if you can say that, Mingyu dan Wonwoo akhirnya menjalin hubungan asmara secara diam-diam. Teman Wonwoo yang tahu hanya Jun, itu juga karena dia tanpa sengaja melihat Wonwoo pelukan di depan mobil dengan Mingyu. Disidang? Sudah pasti. Tapi, Jun hanya diam saja.
Setelah hari keramat itu juga, tidak jarang mereka menghabiskan waktu bersama hingga berganti hari, agenda kelonan saat Seungcheol sedang dinas. Begitupun hari ini, semalam Mingyu menginap di apartnya, sehingga tadi pagi mereka berangkat kerja bersama, Mingyu menghentikan mobilnya di lobby kantor Wonwoo dan pria yang duduk di kursi penumpang memberinya kecupan kupu-kupu dibibir Mingyu lalu keluar dari mobil.
Jam makan siang datang, dan mereka kembali mengagendakan kelonan karena lusa Seungcheol pasti akan mengambil hak kepemilikan atas Wonwoo sampai dia dijadwalkan untuk terbang lagi.
—————————‐———————
Malam itu seperti hari sebelumnya, Mingyu menjemput Wonwoo di lobby untuk pulang, setelah Wonwoo memasang seatbeltnya merekapun berangkat ke apart Wonwoo.
“Hari ini ngga usah masak ya?” tanya Wonwoo sambil menggenggam tangan kiri Mingyu yang bebas tidak memegang kemudi.
“Kenapa?” tanya Mingyu balik.
“Pengen kelonan aja sama kamu. Ga usah jauh-jauh dari aku.” kata Wonwoo sambil menurunkan bibirnya.
“Hahaha. Iya, nanti peluk sampe mejret yaaa..” kata Mingyu jail.
Sesampainya mereka diapart dan masih di pintu, hal pertama yang mereka lakukan adalah melumat bibir satu sama lain sampai berjalan mundur dan melandaskan pantat Mingyu di sofa, kemudian Wonwoo langsung duduk dipangkuannya. Lumatan yang semakin lama semakin menuntut, semakin penuh nafsu.
Wonwoo melepas kancing kemeja Mingyu satu persatu, begitupun Mingyu melepaskan kancing baju Wonwoo hingga terlihat bahu bidang, putih seputih susu milik Wonwoo dan dada bidang serta otot-otot yang pas di tubuh pria bekulit sedikit lebih gelap milik Mingyu.
Mingyu memberikan kecupan-kecupan di leher jenjang milik Wonwoo dan juga disepanjang bahu milik pria itu. Memberikan tanda kemerahan yang hampir ungu di collarbone milik pria dipangkuannya ini, seperti mengklaim tanda kepunyaan. Wonwoo mulai mendesah pelan dan menjambak halus pria di hadapannya. Lidah Mingyu turun ke dada pria manis itu, menjilati dan mengemut bak bayi raksasa yang kehausan di tonjolan dada kanan Wonwoo dan memilin, sesekali mencubit tonjolan di bagian kirinya, desahan Wonwoo semakin tak tertahankan. Gundukan di bawahnya mulai mengeras pun milik Mingyu. Mingyu masih melakukan kegiatannya, memberikan banyak tanda kemerahan di dada Wonwoo. Wonwoo pun menyerahkan tubuh halusnya ke dalam buaian dan belaian jari jemari Mingyu untuk menelusuri setiap inci dari tubuhnya yang kini sudah tidak tertutupi sehelai benangpun.
Mingyu menggendong Wonwoo ala bridal ke dalam kamar, menaruh pria yang malam ini miliknya dan mengukungnya di bawah, Wonwoo melingkarkan tangannya di leher Mingyu dan menyatukan belah bibir mereka, semakin bernafsu dan berantakan. Kejantanan mereka saling bergesekan, membuat Mingyu mengerang dan Wonwoo mendesah ketika tautan bibir mereka melonggar sedikit. Mingyu membuka balutan kain yang tersisa. Wonwoo sudah mengeluarkan precumnya, Mingyu mengurut pelan kejantanan milik kekasihnya, mengambil tetesan precum tersebut.
“Hhh.. Ka.... Minghhh..” Wonwoo mulai mendesah kencang ketika dia merasakan ada jari ketiga masuk ke dalam lubangnya keluar masuk di sana dan menyentuh sweet spotnya beberapa kali. Mingyu melayangkan senyumnya hingga gigi taringnya hampir terlihat ketika melihat tubuh ramping milik pria dibawahnya kini bergetar menahan nikmat karenanya.
“Ngghhh Kak... I come... nghhhhh...” desah Wonwoo semakin tak tertahankan. “Keluarin aja, Sayang.” pinta Mingyu yang masih melakukan kegiatannya di bawah sana, semakin cepat. Cairan putih keluar menyembur ke perut Mingyu.
Wonwoo mendorong tubuh Mingyu untuk bersander di dashboard kasur miliknya yang berukuran king, dan ikut merangkak naik. Digenggamnya kepunyaan milik Mingyu yang berukuran lebih besar itu, tanpa ragu dia mengulumnya, menjilatinya, memanjakan milik Mingyu di dalam mulutnya yang hangat.
“Ahhhhh, shit Wonwoo... mulut kamuhhh...” erang Mingyu yang mencoba menahan untuk tidak mendorong kepala Wonwoo.
“Nuuhh.. Fuck Nuuuhhh.. nghhhhh..” kalimat itu yang keluar dari mulut Mingyu saat akhirnya Wonwoo melakukan deep throat yang dia sengaja untuk menggoda kekasihnya itu. Cairan Mingyu keluar menyembur ke Wonwoo, pria yang sedikit terkejut masih dalam posisi yang sama, lalu menjilati cairan kental putih milik kekasihnya, namun kegiatan itu dihentikan oleh Mingyu yang menarik badannya dan mengelap wajahnya dengan tissue yang berada di nakas samping kasur, “Kenapa ditelen, hm?”, Wonwoo hanya tersenyum malu dan masih terduduk di atas badan Mingyu.
Setelah itu Mingyu mengecup bibir Wonwoo singkat, merapihkan poni dan keningnya yang sudah berkeringat, “Kamu cantik banget, Yang.” ucapnya sambil tersenyum.
Olahraga malam itu memang belum selesai, sampai ada ronde kedua saat Wonwoo menaiki pinggang bawah Mingyu dan menggerakkan pinggulnya di atas kepunyaan Mingyu sambil mendorong lubang pantatnya melahap habis kejantanan pria yang lebih tua itu. Setelah dirasa sudah pas, pria berkulit putih itu mulai menaik turunkan pinggulnya, melemparkan kepalanya kebelakang sambil mendesah memanggil nama pria di bawahnya ini dan meliukkan badan rampingnya tanda kalau dia sangat menikmatinya.
Untuk Mingyu, Wonwoo yang di hadapannya sekarang ini adalah ciptaan Tuhan yang paling sexy, paling indah, paling menawan, paling menggairahkan dan tak ingin dia bagi untuk yang siapapun. Kegiatan yang kini mereka lakukan selalu menjadi kegiatan favorite Mingyu saat bersama Wonwoo. Wonwoo mendesah, Mingyu mengeras.
“Igyoohhhh.... ngghhh... Aku keluar lagihhh yahh..” Desah Wonwoo sambil mengocok kepunyaannya secara acak, Mingyu mengambil alih untuk mengocok kejantanan Wonwoo pelan dan membantu menaik turunkan pinggul Wonwoo dengan tangannya yang bebas melingkar di pinggang pria itu.
“Keluarinh ajahh... Shit your hole clenchinghh..” kata Mingyu yang menjawab sambil menekan badan Wonwoo yang masih di atasnya, lalu mendorong Wonwoo ke samping, badan Wonwoo masih bergetar tanda ingin keluar, “Ka.. iyahh, di situ..” Mingyu kembali menghujam sweet spot yang membuat pria yang sedang digempur itu keenakan, seperti merasa terbang karena saking nikmatnya.
“Ka.. ahhh.. aku ga kuat!” erangnya mendesah, sedikit mencengkeram bahu Mingyu.
“Iyahh, Dek. Keluarinhh ajahh.. I'm close, Babe.. Bentar”
“Oemji, Kaaakhhh.”
“Hold on, Sayang fuck.. ahhhh” Mingyu mengerang dan akhirnya berhasil melepaskan isi kejantanannya, Wonwoo juga mendapatkan pelepasan keduanya, badannya masih merasa melayang, dengan cairan lengket yang membasahi perutnya. Lubangnya terasa penuh hangat oleh kepunyaan Mingyu.
Mingyu kemudian mengatur nafasnya pelan, melumat lembut bibir ranum pria di bawahnya dan berkata, “I Love You, Dek..” yang kemudian di balas oleh Wonwoo, “I Love you more, Ka..” sambil tersenyum sambil mengatur nafasnya.
Setelah after care, membersihkan sisa-sisa cairan cinta milik mereka, mereka pun terlelap karena kelelahan.